KARABINER
6. #5
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

16.INT.RUMAH HAWA - RUANG MAKAN – PAGI

Hawa dan Suryajaya duduk di meja makan. Yu Marni masih bolak-balik menyajikan sarapan di meja. Setelah selesai, Yu Marni duduk di samping Hawa.

                        YU MARNI

Mbak Hawa mau sarapan pake apa? Yu Marni bikin soto ayam. Ada roti bakar juga.

     HAWA

Soto. Roti bakarnya buat bekal aja.

     YU MARNI

Siaapp..


Yu Marni dengan cekatan mengambil dua mangkok, meracik soto di atas meja, setelah memberi kuah mangkok diangsurkan ke Suryajaya yang sedang membaca koran sambil minum teh, satu lagi untuk Hawa. Yu Marni mengambil sendok dan memberikan pada tangan Hawa.

                        SURYAJAYA

Yu, katanya tetangga kita yang baru itu, anaknya kecelakaan ya? Udah jenguk ke sana?

     YU MARNI

Sampun, Pak. Sampun ketemu Pak Bimantara juga, terus pesen sama saya buat nyariin orang, buat nemenin Non Wilis.

     HAWA

Namanya Wilis? Kayak nama gunung.


Hawa dan Suryajaya mulai sarapan. Yu Marni menyiapkan roti bakar di dalam kotak bekal.


CUT TO :


17.EXT.TERAS RUMAH WILIS – SIANG

Ranang mengetuk pintu. Pintu terbuka, perempuan bertubuh gempal, wajah ramah. YU RATMI (47) pembantu baru di rumah Bimantara.

                       YU RATMI

                   Nggih, Mas, mau cari siapa?

                        RANANG

                   Ng, saya Ranang, temannya Wilis.

                        YU RATMI

Ooh, yaa, yaa. Sebentar ya, Mas. Saya tanya dulu, siapa tahu masih istirahat.


Yu Ratmi berjalan masuk. Ranang berdiri di samping pintu, menunggu. Terdengar teriakan dari dalam, suara wilis.


                        WILIS (OS)

Kan aku udah bilang tidak terima tamu!? Orang tuh cuma pingin tahu kayak apa aku sekarang yang cacat!


Blam! Pintu dibanting keras. Ranang diam. Prihatin. Sedih. Yu Ratmi menghampiri dengan wajah tidak enak hati. Ranang mengangguk paham.

                        YU RATMI

                   Dingapunten Mbak Wilis ya, Mas

                        RANANG

Nggih, Bu. Tidak apa-apa. Besok saya coba ke sini lagi. Saya pamit dulu ya, Bu.


Ranang meninggalkan rumah Wilis dengan sedih. Yu Ratmi menatap punggung Ranang dengan kasihan.


CUT TO:


18. MONTAGE

1. Wilis mendengar ketukan pintu. BImantara mengabari ada teman-teman menengok. Wilis diam, wajahnya jutek. Menggeleng tegas. Menutup pintu.

2. Pintu kamar Wilis diketuk Yu Ratmi tak kunjung dibuka.

3. Teman-temannya pamit meninggalkan Bimantara yang sedih.

4. Ranang datang ketemu YU Ratmi. Yu Ratmi menggeleng. Ranang pergi.

5. Ranang datang bertemu BImantara yang duduk di teras dengan wajah gundah. Mereka berbincang sebentar. Ranang pamit, Bimantara menepuk Pundak Ranang dengan senyum terima kasih.

6. Kamar Wilis masih gelap. Wilis berbaring tak bergerak.


FADE IN/FADE OUT:

 

19.EXT.TERAS RUMAH HAWA – PAGI

Hawa duduk di teras sambil memakai headset/headphone, Latihan nembang macapat Dhandanggula. Yu Marni menyapu halaman, menyiangi daun-daun yang kering sambil tersenyum, sesekali menggelengkan kepala menoleh ke arah Hawa. Suryajaya, duduk tak jauh dari Hawa sambil membaca koran.

                         HAWA (nembang)

Gareng petruk, apa ora ngerti, yen wong tuwa iku mesthi susah amarga ditinggal anakke. Saya yen ora weruh..

     YU MARNI

Hm, memang bener, sedih nek simbok ndak bisa liat anakke (manggut-manggut)


 CUT TO:


20.INT. RUMAH WILIS – KAMAR

Wilis sedang duduk termenung. (OS) suara nyanyian Hawa lamat-lamat terdengar. Wilis menyimak.

                        HAWA (OS)

..ana ngendi sing digoleki, atine tansah samar, ora bisa turuu. Sing disuwun mring Pangeran, muga-muga Gareng Petruk enggal bali, ora nemu alangan..


Wilis menoleh ke arah jendela. Tertatih dengan kruk ia buka jendela kamar.


                        WILIS

Suara wong nembang itu lagi. Sapa sih...?


Wilis perlahan berjalan, membuka pintu. Keluar kamar.


 MOVE TO :


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar