KARABINER
1. Bagian tanpa judul #1
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

OPENING TEASE

 

01.EXT.GERBANG SEKOLAH SMAN SOLO – SIANG

Gerbang yang semula tertutup rapat, terbuka. Ratusan siswa dan siswi berhamburan keluar. Ada yang berlari, berjalan santai, saling berkejaran. Ada yang berkelompok, jalan sendiri dan saling menunggu yang lain. Di belakang, menyusul rombongan siswa dan siswi yang bersepeda. Riuh. Ramai. Penjual-penjual kaki lima di depan pagar sekolah dikerubuti anak sekolah.

WILIS (16), keluar paling akhir Suara gemerincing gantungan kunci dari ranselnya. Dua karabiner yang diberi pengait dan hiasan rumbai-rumbai.

Ia melewati rombongan cowok-cowok satu sekolahnya. Salah satunya, yang melihat Wilis, berdiri. Melambai, Wilis berhenti.


                    SISWA 1  :

(Makan cilok) Lis! Minggu depan naik, ikutan ya! Wajib!

     WILIS    :

Woiya jelas ikutlah! Aku wis dikabari Mas Ranang. Sisan meh minjem trekking pole-nya, punyaku retak waktu di Sumbing.

     SISWA 2  :

Oiya, Lis, mbok aku pinjem Flysheet, oleh ta?

     WILIS    :

Oke. Nanti tak kabari ya, soale hari ini aku pindahan rumah.


Wilis pamit, melanjutkan mengayuh sepeda meninggalkan teman-temannya yang kembali duduk santai di depan pagar sekolah sambil minum es teh dan makan cilok.

                                                   

CUT TO:


02.EXT. JALAN GANG – DEPAN RUMAH WILIS

Tampak mobil pick up penuh mebel dan barang-barang rumah tangga. Dua orang keluar dari rumah menuju bak belakang mobil pick up sambil membawa kipas angin.

Wilis datang dari kejauhan. Ia melihat ayahnya, BIMANTARA (40) keluar dari pagar berjalan sambil berbincang pada salah satu tukang angkut.

                     WILIS

              ‘salammalekoom, Bapaak! Wilis pulaangg..


Bimantara menoleh ke arah suara. Wajahnya tersenyum sumringah.


                    BIMANTARA

Wa’alaikumsalaaam. Lis, sepedamu ini biar diangkut sekalian. Sana, bawa ke sana ( menunjuk belakang pick up)


Wilis nurut. Ia menuntun sepedanya ke arah salah satu orang yang sedang menata barang. Setelah itu Wilis masuk ke dalam mobil yang ada di belakang pick up, Bimantara menyalakan mesin.Dua mobil pick up bergerak diikuti 1 mobil SUV meninggalkan rumah yang sudah terkunci.

                                             

 CUT TO :


03.INT.DALAM MOBIL BIMANTARA

Bimantara menyetir dengan santai, Wilis bersenandung, sesekali sibuk dengan Hpnya.

                         BIMANTARA

Lis, kita pindah rumah Mbah Putri ini jarak sekolahmu jadi lebih jauh hlo. kamu tetep mau naik sepeda? Kalo butuh motor Bapak bisa cariin.

      WILIS

Nggak apa-apa. Nanti Wilis bisa baik bis kota. Belum mau naik motor.

     BIMANTARA

Ya wis. Pokoknya kalau ada apa-apa bilang sama Bapak, ngerti?

      WILIS

Siaapp, Kumendan!!


Bimantara mengacak rambut Wilis dengan sayang. Wilis nyengir, lalu memasang headset sambil bernyanyi.


CUT TO :


04.EXT.TERAS RUMAH HAWA - SORE

Beberapa rumah bangunan lama berjajar dengan jarak sesuai besar dan luasnya. Tidak padat juga tidak renggang. Jalan rapi yang bisa dilewati dua mobil berpapasan itu tidak ramai juga tidak sepi. Dua mobil pick up disusul SUV milik Bimantara melintas di jalan itu dan melewati salah satu rumah yang asri.

YU IMAH (36) sedang menyirami tanaman di depan rumah, melihat pick up melintas mengangkut barang-barang. ART itu mencoba melongok ke luar. Mobil-mobil berhenti tidak jauh dari rumahnya.

HAWA (16) seorang gadis tuna netra duduk sambil ‘nembang’ mocopat. Kemudian berhenti.

                         YU IMAH

                   Sepertinya ada tetangga baru

                         HAWA

(Tersenyum) Oh, suara mobil yang berat barusan itu ya, Yu?

     YU IMAH

Iya, Mbak Hawa. Semoga anaknya perempuan seumuran Mbak Hawa biar ada temannya di sini.


Hawa tersenyum sekilas. Kemudian melanjutkan latihan nembang Kinanthi.


HAWA

Kinanthi panglipur wuyung,Rerenggane prawan sunthi,Durung pasah doyan nginang

Tapih pinjung tur mantesi,Mendah gene yen diwasa,Bumi langit gonjang ganjing

                         YU IMAH

(Memuji) byuh, latian aja suaranya uapikee eram. Bikin hati ayem.


SURYAJAYA (42) keluar, berdiri di depan pintu. Melihat Hawa sedang menyanyi, tersenyum.


                         SURYAJAYA

Yu Imah, bisa minta tolong ke toko depan beli bolam?

     YU IMAH

Nggih, Siap, Pak!


Yu Imah mematikan kran, menggulung slang. Kemudian masuk ke dalam mengikuti majikannya. Tak lama ia keluar lagi. Buka gerbang dan menghilang dengan cepat.


 FADE OUT/FADE IN


05.EXT.JALAN GANG KAMPUNG – PAGI

Suara burung bersahutan. Ramai. Kegiatan pagi warga sekitar. Ada yang kejar-kejaran dengan anak kecil karena tidak mau mandi. Ada yang menyemprot burung-burung yang ada di sangkar sambil bersiul. Tukang bubur dan jajanan bergantian lewat.

                        TUKANG BUBUR

                   Buuurrrr Cang jooo! Buuuurrr cang Jooo

                       PENJAJA KUE

Jajaaan, jajaaan! Kompyang,pia-pia,mohooo. Rem-areemm,bakwaan,bacemaaannn..


Hawa dan Yu Imah berjalan santai di sepanjang jalan kampung yang asri. Tangan Yu Imah membawa beberapa tas plastik isi bungkusan dan sayuran. Hawa berjalan sambil memakai tongkatnya. Beberapa tetangga yang melihat menyapa mereka.

Tak lama dari arah berlawanan, Wilis mengayuh sepeda dengan sedikit kencang. Hawa yang mengerti melalui sensor tongkatnya sedikit minggir. Wusss.. klunting!

Wilis melaju tanpa sadar dengan sepedanya meninggalkan karabinernya yang jatuh, kemudian muncul animasi tulisan yang menjadi judul film : K A R A B I N E R

                                          CREDIT TITTLE

                                          FADE IN/FADE OUT


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
mantap jaya
1 tahun 9 bulan lalu