7
19. EXT. RUMAH ARGA - MALAM HARI
Cast:
Suasana jalanan di depan rumah Arga terlihat sunyi selepas maghrib.
CUT TO
20. INT. RUMAH ARGA - RUANG MAKAN - MALAM HARI
Cast : Arga, Putri, ibu Arga, ayah Arga
Di meja makan, seperti biasa, Arga dan Putri duduk di sana menunggu ibunya menghidangkan makan malam.
Putri duduk sembari menikmati cokelat hingga wajahnya agak kotor. Ibunya datang membawa piring dan menatanya di meja.
IBU ARGA
Putri, udahan makan cokelatnya, ntar gigimu bolong lo!
PUTRI
Nanti sikat gigi buk,
IBU ARGA
Iya sama aja klo kebanyakan, udah sini mana cokelatnya. (Meminta, menjulurkan tangan, yang kemudian Putri memberikan cokelatnya) bagus, udah sana dibersihin mulut kamu!
Putri dengan kesal turun dari kursinya, pergi ke kamar mandi.
Ibu memandangi Arga yang dari tadi diam. Matanya terlihat sembab habis menangis.
IBU ARGA
Kamu jangan kasih adek kamu jajanan kayak gini lagi Ga, anak itu kalo udah makan ga bisa diatur. Semua dihabisin. Ngerti kamu?
Arga cuma mengangguk lesu.
Tak lama suara pintu depan di buka. Ibu Arga dan Arga langsung menoleh. Ayah Arga masuk ke ruangan dengan jaketnya yang kini hanya dibawa.
AYAH ARGA
Huh.. Jalanan macet. Pulang lebih awal sampe rumah sama aja. (Tertawa)
IBU ARGA
(Meraih jaket suaminya, membantu melepaskan dasinya)
Ga apa-apa. Sekarang cepet bersih-bersih habis itu makan.
PUTRI
(Keluar dari ruangan lain)
AYAH!
(Berlari dan memeluk ayahnya)
AYAH ARGA
Eh anak ayah,
(Menangkap dan menggendong Putri, namun kemudian ia memandang Arga yang masih duduk di kursinya murung) Ga, napa kamu? (Menghampiri, memberikan tangannya agar Arga memberi salim)
Arga memberi salim.
ARGA
Ga apa-apa yah,
IBU ARGA
Dari pulang sampe rumah begitu terus kelakuan si Arga, ga tau napa. Padahal dikasih pak Tohar jajanan banyak banget. (Meletakkan sup di tengah-tengah meja)
PUTRI
Mungkin tadi habis berantem ma kak Guntur. Tadikan dia juga mampir ke rumah kak Guntur.
AYAH ARGA
Berantem? (Menurunkan Putri) terus? Kamu menang Ga?
IBU ARGA
Ayah apaan si? Masa ditanya menang apa kalah.
AYAH ARGA
Halah, biasa anak cowok berantem. Tapi harus menang.. (Tercengir) gimana Ga? (Antusias)
Arga diam, ragu, meremas tangannya, bingung, ia hendak bercerita yang sebenarnya.
ARGA
Tadi, Arga waktu ambil jajanan di warung pak.. (Berat untuk menyebut nama, diam, takut)
PUTRI
Kak Guntur ikut? Terus diminta punya kakak?
Arga diam saja. Namun mulutnya seakan hendak berucap.
IBU ARGA
(Menyela)
Ga boleh ngambekan Ga, (duduk di kursinya) klo diminta ya kamu kasih aja. Kasihan si Guntur juga kan anak yatim, beda sama kamu.
Arga diam, tak jadi bercerita. Ayah duduk ke kursinya, begitu juga Putri.
IBU ARGA
Jadi anak laki itu yang besar hati, apalagi sama hal-hal gitu. Ga usah ngambek, ga usah baper, klo emang ada masalah.. Ya kamu langsung selesein saat itu juga. Jangan dibawa pulang kayak begini, murung terusss.. Ibu sampe bingung.
AYAH ARGA
Ya, bener yang dikatain ibu kamu. Jadi laki itu harus kuat, strong, ni lihat kayak ayah begini, biarpun kerja cuma ngurusin duit di bank doang, tapi bapak juga kuat lo, ada masalah apa bapak selesain saat itu juga, biar ga jadi beban, ga sakit ati. (Bicara lebih pelan) eh Ga.. Bapak kasih tahu ya, jadi laki itu harus KEBAL DARI RASA SAKIT, GA BOLEH NGADU, kayak yang ibu kamu tadi bilang, GA BOLEH NGAMBEK, BAPER.. COWOK ITU, MAIN LOGIKA, BUKAN PERASAAN. Ngerti?!
ARGA
(Mengangguk)
Ngerti.. Yah..
AYAH
Ya udah, ayo sekarang makan.. (Melirik Arga lagi) Sekarang kamu juga senyum sana! Ayo senyum! Happy!
Arga meremas sendoknya, berusaha tersenyum. Sulit karena ia masih merasa sakit.
AYAH ARGA
Nah gitu baru anak laki ayah! CAKEP! (Memberi jempol)
CUT TO
21. INT. KAMAR ARGA - MALAM HARI
Cast : Arga
Kamar Arga gelap. Arga berbaring di ranjangnya dengan menaikan selimut hingga menutup kepala. Ia tidak bisa tidur.
Arga diam di bawah selimut, diam, hanya diam sambil terbayang terus perlakuan pak Tohar tadi siang.
CUT TO