113. INT. KAMAR RUNI — NIGHT
cast : Runi dan Ibu Runi
Sebuah kue berukuran sedang, sebuah buket berisi berbagai makanan rasa coklat bertengger ditatap oleh Runi dengan tatapan serius. Ada juga selembar kartu bertuliskan 'Sampai ketemu di panggung 30 besar'.
Runi
(Menghembuskan napas berat)
Kira-kira, kenapa dia ngasih gue ini ya?
Runi mengambil buket lalu menelisik isi buket itu. Runi hendak mencabut salah satu makanan di buket itu, tapi is urungkan hingga ia lempar karena pintu kamarnya tiba-tiba terbuka dari luar.
Ibu Runi
(Tersenyum menggoda Runi)
Kak, mana liat cowok yang tadi ngasih apa?
(Berjalan menghampiri Runi)
Runi
Ini.. kue sama buket.
Ibu Runi menatap hadiah-hadiah itu dengan mata yang berbinar.
Ibu Runi
Belom dimakan?
Runi menggeleng sambil menghindari kontak mata.
Runi
Nanti aja.
Ibu Runi
Cie.. kenapa ga langsung dimakan? Masih pengen memandangi dulu ya?
(Mencolek Runi berulang kali untuk menggoda)
Runi
Apaan sih Bu. Yaudah aku makan nih sekarang.
Ibu Runi
Aduh.. beda ya kalo dari yang spesial pengen langsung dimakan aja.
Runi
Ibu ihhh..
(Cemberut)
Mending ibu bawa aja semua. Biar Rama sama Reqa aja yang makan.
(Menyerahkan kue bolu dan buket secara paksa ke tangan ibu)
Ibu Runi
(Kerepotan dengan bolu dan buket)
Eh eh..
(Menatap Runi)
Ciee yang pura-pura ga mau nerima padahal mau banget, ciee
Runi
Aduh ibuu... Sekarang ibu bisa keluar ya, aku mau istirahat, boleh?
Ibu Runi
Oke oke ibu keluar sekarang. Tapi, beneran mau istirahat atau teleponan sama yang ngasih ini?
Runi
Udah ya Bu. Aku ga mau durhaka sama Ibu.
Ibu Runi keluar kamar masih sambil sesekali menoleh ke arah Runi dan menggoda anak sulungnya.
Runi
Ini nih, alasan gue males kalo ada cowok dateng ke rumah.
Runi meraih bingkai foto dirinya dan Rara, lalu memandangnya lekat-lekat.
Runi
Ra, akhirnya gue ngejar cita-cita. Karena gue ga tau harus gimana lagi buat ngejar cinta.
(Tersenyum pada bingkai)
Lo tau Ra, ternyata sebelum Lo pergi, kak Nanda udah punya kerja. Dia cuma tunggu sampai dia nerima gaji pertamanya buat ajakin Lo dinner dan akhirnya nembak lo.
(Menghembuskan napas berat)
Tapi, ternyata Tuhan lebih sayang sama lo daripada kak Nanda.
(Menyimpan bingkai di hadapan)
Ra.. gue kangen. Sorry gue bakal jarang tengokin Lo karena mulai Minggu depan gue tinggal di hotel. Gue mau tampil di tv.
Runi beranjak dari duduk lalu berbaring di tempat tidur. Lalu tiba-tiba pintu kembali terbuka dari luar.
Ibu Runi
Kak, seenggaknya makan kuenya ya. Biar kalo ditanya rasa kuenya sama dia, kamu bisa jawab.
Runi
Ga akan mungkin dia nanya lah, Bu..
Ibu Runi menaruh sepiring kue bolu di atas meja.
Ibu Runi
Dimakan ya.
(Keluar dari kemar)
Runi menatap piring itu dari tempat tidur.
114. INT. LOBI HOTEL KARANTINA — DAY
Cast : Runi, Kemal dan Qia
Usai mendapatkan kunci kamar dari resepsionis, Runi mendorong sebuah koper berukuran cukup besar.
Kemal
Runi!
Kemal menghampiri Runi dengan mendorong sebuah koper yang lebih kecil dari milik Runi.
Runi
Hai, kemal!
Kemal
Sini, aku bantu bawa kopernya.
(Meraih koper Runi)
Runi
(Menghadang tangan Kemal)
Ga usah. Aku bisa sendiri.
Kemal
(Merebut koper Runi)
Sama aku aja ya.
(Tersenyum sambil menatap mata Runi)
Runi pasrah dan membiarkan Kemal mendorong kopernya juga. Lalu mereka berdua berjalan bersama menuju lift. Lalu tiba-tiba ada seseorang yang menabrak pundak Runi dari arah belakang.
Runi
Awwhh!
(Memegang pundak yang ditabrak)
Runi dan Kemal lalu menatap tajam pada wanita yang baru saja berbuat kurang menyenangkan pada Runi.
Kemal
Hei! Yang bener dong kalo jalan!
Wanita itu menoleh sesaat lalu membuang muka dan melanjutkan langkahnya mengabaikan Runi dan Kemal.
Kemal (cont'd)
Ish! Aneh banget tuh cewek.
(Pandangan mengikuti wanita yang menabrak Runi, lalu berpaling untuk melihat keadaan Runi)
Kamu gapapa, Run?
Runi
Pundak aku lumayan sakit sih, tapi aman.
Kemal
Kamu kemal orang itu?
Runi menggeleng.
Kemal
Semoga dia bukan peserta yang mau karantina juga.
Runi menatap punggung wanita itu hingga hilang dari pandangannya, tak terlihat lagi
Kemal
Yaudah yuk.
Kemal dan Runi lanjut berjalan.
Runi
Kemal, makasih ya buat hadiahnya kemarin. Padahal aku ga kasih kamu apa-apa.
Kemal
Sama-sama. Aku seneng aja ngasih hadiah ke kamu. Gimana, enak ga kuenya?
Runi kaget sesaat.
Runi
Eh.. enak. Itu jadi kue favorit aku sekarang.
Kemal
(Tersipu malu)
Syukurlah kalo kamu suka.
Runi tersenyum pada Kemal. Lalu mereka berdua masuk ke dalam lift.
Falshback:
115. INT. KAMAR RUNI — DAY - Montage
Cast : Runi
A. Runi tengah mematut penampilannya di depan cermin.
B. Kemudian Runi melangkah keluar kamar meninggalkan sepiring kue di atas meja.
C. Runi menutup pintu kamar dan untuk beberapa saat kamar terasa kosong.
D. Sampai akhirnya Runi kembali ke kamar lalu menghabiskan kue itu.
E. Runi mengembalikan piring itu ke atas meja.
F. Runi keluar kamar dan menutup pintu kamarnya.
End Montage
116. INT. RESTORAN HOTEL — DAY
Cast : Runi, Zenara dan Kemal
Runi dan Zenara membawa dua piring berisi makanan yang berbeda, lalu duduk di kursi yang sudah disediakan.
Zenara
Lu ga ambil nasi goreng?
(Menatap Runi)
Runi
Gue ga terlalu suka nasi goreng.
Zenara
Serius? Tapi lu pernah makan nasi goreng enak?
Runi
(Mengingat sesaat)
Pernah..
Zenara
Nah ini enak banget!
Runi terkekeh.
Runi
Yaudah lu makan aja.
Zenara
Tapi gue juga pengen Lo ngerasain enaknya nasi goreng ini Run!
Runi
Lain kali gue coba deh ya?
Kemal
Permisi, boleh gabung?
(Membawa sebuah piring dan sebuah gelas berisi jus buah)
Runi
(Hampir bersamaan dengan Zenara menjawab)
Boleh.
Zenara
Gak!
Runi dan Zenara saling bertatapan beberapa saat. Sementara Kemal tetap pada posisinya sambil menatap Runi dan Zenara bergantian.
Runi
Duduk aja.
Zenara
(Berbisik)
Run! Jangan dong!
Runi hanya memberi kode agar Zenara tetap diam. Akhirnya Kemal duduk di sebelah Runi.
Kemal
Makasih ya, Run udah bolehin aku duduk disini.
Zenara terbelalak mendengar perkataan Kemal. Lalu menatap Runi penuh curiga. Kemudian Runi menggeleng untuk menepis kecurigaan Zenara padanya.
Runi
Hehe.. ini kan fasilitas umum. Bebas aja.
Kemal, Runi dan Zenara lanjut makan. Runi terlihat lahap ketika memakan sosis, diam-diam Kemal memerhatikan.
Kemal
Kamu suka sosisnya?
Runi
Iya. Enak banget. Nyesel cuma ngambil satu.
Kemal memberikan kedua sosis miliknya pada Runi dengan menyimpan sosis tersebut di atas piring Runi. Sontak Runi kaget sekaligus bingung.
Kemal
Buat kamu. Makan yang banyak ya.
Runi
Eh? Oh.. hm, oke makasih.
Zenara kembali menatap Runi penuh tanya dan curiga. Lagi-lagi Runi mengernyitkan dahi dan menggeleng kecil pada Zenara.
Cut to:
117. INT. KAMAR HOTEL RUNI — DAY
Cast : Runi dan Zenara
Kamar hotel dengan twin bed yang cukup rapih penataan barangnya, disana Zenara sedang mengeringkan rambut menggunakan hair dryer duduk di atas tempat tidur miliknya sambil menonton TV yang menayangkan kehidupan Zebra di alam liar. Kemudian datang Runi yang baru selesai mandi dengan pakaian lengkap tengah menggosok rambutnya yang basah mengenakan handuk kecil.
Runi
Nonton diri sendiri?
Zenara
Sodara gue semua ituu!
(Pandangan tetap pada layar tv)
Runi duduk di atas tempat tidur miliknya ikut menonton TV.
Zenara
Lo pacaran sama cowok tadi?
Runi menoleh ke Zenara dengan kedua mata terbuka lebar. Lalu mengalihkan pandangan.
Runi
Ngga.
Zenara
(Mematikan hair dryer)
Menurut Lo gue ga denger apa kalian ngomongnya aku-kamu.
Runi berjalan menghampiri Zenara lalu duduk di dekatnya.
Runi
(Merebut hair dryer dari Zenara)
Gue pinjem.
(Menghidupkan hair dryer)
Panggil aku-kamu belum tentu pacaran kali.
Runi mulai mengeringkan rambutnya.
Zenara
Tapi, Lo suka ga sama dia? Jujur gue liat Lo keliatan cuek. Sedangkan dia jelas-jelas tertarik sama Lo.
Runi mematikan hair dryer lalu menghela napas.
Runi
Gue sendiri bingung sama perasaan gue sendiri.
Zenara
Ga usah bingung, Lo tinggal pilih. Suka atau ngga?
Runi
(Menggigit bibirnya)
Ga tau. Gue seneng sama perlakuan baik dia ke gue. Tapi, gue ga ada kepikiran buat jalani hubungan sama dia. Bahkan gue takut, kalo suatu hari nanti, dia bakal nembak gue.
Zenara
Wah, fix sih ini. Lo mati rasa kayanya.
Runi
Mati rasa? Masa iya?
Zenara
Iya. Gak salah lagi. Siapa sih yang udah nyakitin Lo sampe Lo kaya gini?
Runi malah tertawa melihat reaksi Zenara yang berlebihan. Kemudian Runi menghidupkan hair dryer lagi dan kembali mengeringkan rambut. Lalu Runi malah melamun dan tenggelam dalam pikirannya sendiri.
Cut to: