101. EXT. KUBURAN — DAY
Cast : Runi
Runi membawa sebuah buket bunga dominan warna merah muda. Runi duduk di sebelah makam Rara.
Runi
Halo, Ra. Ini gue.
(Menyimpan buket bunga di atas pusara Rara)
Runi mendongak ke atas.
Runi
Sorry, gue baru bisa kesini lagi setelah pemakaman Lo. Makasih udah sering nemuin gue di mimpi. Lo pasti kangen gue kan?
(Mengelus batu nisan Rara)
Besok, gue dan temen-temen lain wisuda, Ra. Kita mau lulus. Ternyata sidang skripsi ga semenyeramkan itu. Buktinya gue bisa.
(Menangis)
Runi mengusap air matanya.
Runi
Mungkin Lo penasaran, gue masih belum punya pacar, Ra. Dan udah pasti gue ga punya gandengan di wisuda besok. Ya.. mungkin emang dasarnya gue gak laku aja kali ya.
(Tertawa kecil)
Ra..
(Suara bergetar)
Runi menangis.
Runi
Ra, Lo tau, gue bahagia banget bisa jadi sahabat Lo.
(Menangis)
Gue seneng bisa ngabisin banyak waktu sama Lo selama ini. Makasih buat semuanya. Lo akan pernah gue lupain, Ra.
Runi mendongakkan kepalanya lagi.
Runi
Ah iya, kenapa Lo ga pernah cerita ke gue, hah? Lu anggap gue sahabat, Lo bilang? Kenapa Lo sembunyiin semua luka Lo dari gue? Disaat gue selalu jadiin Lo satu-satunya tempat buat gue tumpahin segalanya. Selama ini, gue kira Lo punya hidup yang sempurna. Lo hidup sama keluarga yang bahagia dan utuh. Tapi..
Flashback:
102. INT. RUMAH RARA — DAY
Cast : Runi, Bunda Rara, Ayah Rara dan Ibu Rara
Jenazah Rara di dalam peti ada di tengah ruangan. Dikelilingi orang-orang yang melayat dan mengaji untuk mendiang mendoakan mendiang Rara. Persis di sebelah peti ada Runi tengah mengaji sambil memegang peti.
Ibu Rara
Jenaraaaaaa!!
(Berlari lalu memeluk peti dan menangis)
Runi terkesima dengan pemandangan yang ia lihat. Wanita itu membawa dua orang anak. Salah satu anak tampak seumuran dengan Rama yaitu masih duduk di sekolah dasar, satunya lagi masih balita.
Ibu Rara
Maafin Ibu, Nak. Maafin Ibuuu!
(Menangis tersedu)
Bunda Rara mendekati wanita itu lalu mereka saling berpelukan.
Ibu Rara
Makasih udah jagain anak saya.
Bunda tidak menjawabnya, ia hanya menangis.
Back to scene:
Runi mengusap air matanya.
Runi
Selama kita kenal, gue baru tau. Kalo selama ini Lo tinggal sama ayah kandung dan ibu tiri. Bunda itu ternyata ibu tiri Lo?
(menghela napas)
Hati Lo sekuat apa sih Ra? Bisa nyimpen semuanya sendiri?
Runi (cont'd)
Gue nyesel pernah iri sama Lo. Iri sama kehidupan Lo yang keliatannya sempurna. Padahal.. Lo nyimpen lebih banyak luka dibanding gue.
(Menangis)
Establish pekuburan.
Cut to: