40. INT. KELAS — DAY
Cast: Runi, Rara, dan Gilang
Kelas sudah mulai ramai. Sudah ada Runi duduk di barisan kedua paling belakang. Runi memainkan ponselnya. Kemudian Rara datang. Lalu ia duduk di barisan paling depan. Semua orang di dalam kelas mulai saling tatap dan saling bertanya apa yang sedang terjadi. Akhirnya Gilang mendekat ke Rara.
Gilang
(Berdiri di depan Rara)
Ra, ada apa?
Rara
(Membuang pandangan dari Gilang)
Maksud Lo?
Gilang
(Menarik napas panjang dan wajahnya menjadi serius)
Ada apa lu sama Runi?
Rara
(Menggeleng)
Ga ada.
Runi melirik sesaat ke arah Rara dan Gilang lalu kembali memperhatikan layar ponselnya.
Gilang
Gak mungkin. Kenapa Lo tiba-tiba duduk di depan?
Rara
Bebas dong mau duduk dimana aja.
Gilang
Kalo ada masalah, kita obrolin. Gue jadi mediatornya. Sini Run!
Rara
(Melotot lalu memukul tangan Gilang)
Apaan sih lu!
Gilang
Gue KM disini, dan kewajiban gue buat bikin yang bermasalah jadi damai. Kita satu kelas, apalagi kalian sahabatan, ga pantes musuh-musuhan.
Rara
Siapa juga yang musuh-musuhan?!
Gilang
(Melambaikan tangan pada Runi)
Run, sini Run. Ini perintah jenderal.
Runi melihat ke arah Gilang lalu ke Rara, ke Gilang lagi, kembali melihat Rara dan berakhir di Gilang.
Gilang (cont'd)
Sini! Gue ga tahan list kalian duduk jauh-jauhan gitu.
Runi berdiri dan nyaris bersamaan Rara menoleh ke belakang untuk melihat Runi. Lalu Rara memalingkan wajahnya ke depan. Kemudian ikut berdiri.
Rara
Gue harus ke toilet. Awas lu!
(Menepis tubuh Gilang dari hadapannya)
Semua orang yang ada disitu melihat Rara keluar dari kelas. Runi dengan tatapan sendu memilih duduk kembali. Sedangkan Gilang mulai mendekat ke arah Runi.
Gilang
Run, lu bisa cerita kalian kenapa?
Runi menggeleng dengan pandangan masih fokus pada layar ponsel.
Gilang (cont'd)
Kalo Rara yang salah, gue yang bakal marahin dia. Gue bakal bela Lo depan dia. Tapi Lo bilang dulu apa masalahnya.
Runi
Yang salah gue.
Gilang kaget dengan memundurkan badan dan mata yang melotot.
Gilang
(Tertawa kecil karena malu)
Ya tiap orang bisa aja salah. Gapapa. Tapi, apa kesalahan Lo yang bikin kalian kayak gini?
Runi
(Menengadah melihat Gilang yang berdiri di depannya)
Waktu itu gue bilang, 'Berisik. Bacot lu!' (mempraktekkan dengan anda bicara yang ngegas) gitu.
Gilang kaget dengan mulut dan kedua mata yang terbuka lebar. Lalu Gilang menelan salivanya dan napasnya menjadi sedikit lebih cepat. Sementara Runi menampakkan wajah tanpa dosa dan kembali memainkan ponselnya lagi.
Gilang
Nanti kita ngobrol lagi ya.
(Melangkah mundur sampai menabrak salah satu teman)
Gilang
Eh sorry, sorry
(Meminta maaf pada teman yang tertabrak)
Jump cut to:
Perkuliahan sudah berakhir, para mahasiswa bersiap untuk keluar kelas dengan membereskan barang-barang mereka masing-masing lalu bergegas keluar kelas satu per satu. Rara termasuk yang paling awal keluar kelas.
Gilang
Run, gue bantu ngomong ke Rara ya?
Runi
Ga usah. Makasih Lang. Tapi gue mau nyelesain masalah ini sendiri.
Gilang mengangguk.
Gilang
Kalo ada apa-apa kabarin gue ya, gue bakal bersedia bantu Lo.
Runi
Thank you, Lang.
Runi bangkit dari duduk dan pergi keluar kelas.
Cut to :
41. EXT. TAMAN KAMPUS — DAY
Cast : Runi dan Rara
Runi mencari keberadaan Rara dengan mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru taman tersebut. Lalu Runi berjalan ke salah satu arah.
Runi
Ra..
Rara yang sedang duduk membelakangi Runi, mendadak menegakkan badan secara tiba-tiba. Detik selanjutnya Rara berdiri seolah akan pergi dari sana.
Runi
Jangan pergi dulu, Ra. Tolong dengerin gue sekali ini aja.
Rara tertegun sesaat sebelum akhirnya duduk kembali. Kemudian Runi berjalan ke depan Rara. Sesampainya di depan Rara, Runi lantas mengulurkan tangan kanannya.
Runi
Sorry. Gue bener-bener minta maaf. Gue baru sadar, kemarin gue keterlaluan sih.
Rara tersenyum sinis.
Rara
Cara minta maaf lu kayak bocah tau ga.
(Memalingkan wajahnya dari Runi)
Runi mengembuskan napas panjang.
Runi
Apa gue harus bilang kalo gue mau ikut himpunan dulu, baru Lo maafin gue?
(Menyilangkan tangan di depan dadanya)
Rara menoleh ke Runi dengan cepat sembari memicingkan mata. Sedangkan Runi malah ikut duduk di samping Rara yang pandangannya terus mengikuti kemana Runi bergerak.
Runi (cont'd)
Gue serius tentang ikut himpunan.
Rara
Beneran?
Runi
Beneran. (Mengangguk)
Rara
Horeeee! (Memeluk Runi)
Hari ini kita daftar ya?
Runi
Boleh aja. Terserah Lo maunya kapan.
Rara melepas pelukannya ada Runi.
Rara
Kemarin lu kesambet apa sih? Marah lu serem tau!
Runi
(Tertawa)
Gak tau, semuanya keluar gitu aja.
Rara
(Meniru gaya?
'Berisik. Bacot lu!'
Itu pertama kalinya gue liat dan denger lu marah. Ternyata serem juga.
Runi
Masa iya? Padahal gue liat kemarin lu ga keliatan takut sama sekali tuh.
Rara
Itu karna gue pinter nyembunyiim perasaan.
Runi
Sekali lagi, sorry ya. Gue malu sih jujur.
Rara
Santai aja. Gue siap maafin Lo berkali-kali ko, asal Lo minta maaf aja.
Runi
Bentar, bentar. Ko lu secepet itu sih maafin gue. (Berdiri) jangan-jangan lu pura-pura ya, marahnya?
Rara tertawa. Runi kembali duduk.
Rara
(Menggeleng)
Mana ada. Gue beneran marah. Tapi, liat Lo dateng kesini buat selesain masalah kita sendiri, tanpa campur tangan orang lain, gue salut sih. Dan gue tes ingatan Lo, dan ternyata Lo inget kalau gue pernah bilang, kalau kita marahan suatu hari nanti, cari gue di taman. Paling gue nenangin diri disana. Dan bener aja, Lo dateng.
Runi melongo menyimak wajah Rara dengan seksama sambil sesekali mengedip agak banyak.
Runi
Emang Lo pernah bilang kayak gitu?
Rara melotot.
Rara
Trus lu kenapa bisa sampe kesini? Karena lu inget sp kata gue kan?
Runi
Ngga, sebelum kesini gue udah cari Lo kemana-mana. Ke kantin, perpus, sampe ke parkiran, (Rara berdiri lalu pergi meninggalkan Runi) trus ke, eh Ra, mau kemana? Ra!
(Runi mengejar Rara)
Rara
Mau ke bulan!
Runi
Gue ikut juga dong. Gue belum pernah ke bulan.
Rara
(Berbisik ke diri sendiri)
Kalau ga sayang, kalau bukan sahabat, kalau bukan dia, udah gue geprek!
Cut to: