Jejak-Jejak Renjana
1. Scene 1-13 (Permulaan)
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

Act 1 

 1. INT. KAMAR JANA — PAGI

Kita melihat diatas meja belajar Jana terpajang dua foto yang dibingkai dengan bingkai kecil, yang menampilkan fotonya saat wisuda 6 bulan lalu. Di foto yang pertama ada foto Jana, ayah, ibu, mas Arya dan mbak Rina. Dan di foto yang kedua ada foto Jana sambil memegang bouqet bunga dengan seorang laki-laki bernama Kala.

2. INT. KAMAR JANA — PAGI

(SFX) Suara alarm.

Renjana (23) membuka matanya. Menggeliatkan tubuhnya. Kemudian Renjana membuka selimut dan duduk di tempat tidurnya untuk beberapa waktu. Jana kemudian mengambil segelas air putih yang ada dimeja dekat tempat tidur dan kemudian meminumnya.

Ia lalu berdiri sambil mengikat rambut dan berjalan kearah jendela kamarnya. Perlahan Renjana membuka tirai jendela kamarnya. Dan cahaya matahari pun berhasil lolos menyilaukan matanya.

Jana kemudian mengambil ponselnya, lalu mengambil sebuah gambar cahaya matahari pagi dari dalam jendelanya. Kemudian ia pun menulis sebuah kalimat.

 

(VO JANA)
Entah masih sama atau akan beda. Entah akan membaik atau semakin memburuk. Dan entah, entah dimana roda itu akan berhenti berputar. Tapi yang sudah pasti ketidaktahuan selalu berhasil menjadi jawaban. Karena tugas kita hanya menerima dan menjalankan, meski kita tahu perjalanan tidak selalu sesuai tujuan. Ya, tapi memang begitulah hidup.

Dan kemudian Jana memposting tulisan tadi di akun instagramnya yang ia namai dengan nama @aftertaste.

3. INT. DAPUR — PAGI

(SFX) Suara ibu memotong sayur.

Terlihat di meja dapur ada sayur-mayur dan beberapa bahan untuk dimasak. Terlihat juga ibu (55) sedang berdiri sambil memotong sayur wortel.

IBU
Renjana oh Renjana gadis cilik ayah ibu, bermata indah senyum manis mempesona. Tumbuh, tumbuhlah dengan bahagia. Karena dunia seringkali membuatmu luka

(Ibu menyanyi pelan sambil memotong wortel)

4. INT. DAPUR — PAGI

Jana (23) bersandar di dinding dapur mendengarkan ibu yang sedang bersenandung. Kemudian iya berjalan mendekati ibu.

JANA
Udah lama banget Jana nggak denger ibu nyanyi lagu itu, jadi rindu (kemudian menggandeng tangan ibu).
IBU
Iya ya, tiba-tiba ibu keinget aja. Kangen lihat kamu kecil.
JANA
Iya ya bu. Rasanya dulu bahagia banget.
IBU
Emang sekarang nggak bahagia?
JANA
Bahagia dong. Kan ada ibu (sambil tersenyum)
IBU
Kalau ibu nggak ada kamu harus tetap bahagia ya?
JANA
Ih ibu ngomongnya kok gitu. Ibu harus ada terus, Jana mau bahagia terus sama ibu. Janji (sambil menaikkan jari kelingkingnya)

Ibu hanya mengangguk.

JANA
Ibu, janji dulu (pinta Jana)

Ibu pun akhirnya mengikuti perkataan Jana dan mengangkat jari kelingkingnya juga.

JANA dan IBU
Janji ibu jari (sambil mengaitkan jari mereka)
JANA
Ngomong-ngomong tumben pagi-pagi gini udah masak bu?
IBU
Iya ibu pengen buat sop iga.
JANA
Makanan kesukaan Jana dong. Jana bantuin ya bu?
IBU
Harus dong. Ini kamu lanjut potongin wortel sama sayurnya. Ibu mau lihat airnya sudah mendidih atau belum.
JANA
Siap ibu (Sambil menaikkan pisau ditangannya
IBU
Pisaunya Jana.
JANA
Oh iya.
(Sambil tertawa Jana pun langsung menurunkan pisaunya)

5. INT. DAPUR — PAGI

Tampak ayah (60) datang ke dapur melihat ibu dan Jana.

AYAH
Ada apa ni rame-rame?
(Jana dan ibu pun yang sedang sibuk memasak pun langsung menoleh ke arah ayah)
JANA
Rame apanya yah? Orang cuma Jana sama ibu.
AYAH
Tumben ibu udah masak pagi-pagi gini bu?
IBU
Iya yah, ibu tiba-tiba pengen buat sop iga. Oh iya yah, mumpung ibu masak banyak gimana kalau kita suruh Arya sama istrinya makan disini.
AYAH
Boleh boleh. Udah lama juga dia nggak kesini.


CUT TO :

6. INT. RUANG MAKAN MAS ARYA — PAGI

Kita melihat suasana ruang makan yang sedikit sepi karena hanya ada mas Arya (30) dan mbak Rina (29). Di meja makan mbak Rina sedang mengoleskan roti dengan selai cokelat. Sedang mas Arya sibuk memainkan ponselnya. Tidak lama ponselnya berbunyi. Nama Jana tertera diatasnya.

MBAK RINA
Siapa mas?
MAS ARYA
Jana

Mas arya kemudian mengangkat telepon dari Jana.

JANA
Assalamualaikum mas.
MAS ARYA
Iya Waalaikumsalam. Kenapa Jan?
JANA
Ini tadi aku disuruh ayah sama ibu bilang ke mas Arya kalau ayah sama ibu nyuruh mas Arya sama mbak Rina makan siang dirumah.
MBAK RINA
Ada apa?
(tanyanya pelan tanpa suara)
MAS ARYA
Emangnya ada acara pa Jan?
JANA
Nggak ada sih mas. Ibu lagi masak banyak, terus kata ayah mas juga udah lama nggak kerumah.
MAS ARYA
Mmm. Yaudah kamu bilang sama ibu sama ayah, nanti kalau kerjaan mas nggak banyak mas kerumah ya.
JANA
Iya, yaudah mas kalau gitu, ntar aku sampein. Assalamualaikum.
MAS ARYA
Iya, Waalaikumsalam.

Mas Arya pun kemudian mematikan ponselnya dan meletakkannya di atas meja. Mbak Rina kemudian memberikan roti yang sudah selesai ia olesi selai tadi ke mas Arya.

MBAK RINA
Tumben Jana nelpon kamu pagi-pagi mas? Biasanya seminggu sekali juga jarang
MAS ARYA
Ibu sama ayah ngundang makan siang. Udah lama juga sih kita nggak kesana.

Mbak Rina kemudian memasang wajah yang seakan tidak suka atas pernyataan mas Arya.

MAS ARYA
Kenapa? Kamu nggak mau?
MBAK RINA
Terserah kamu aja mas.
(Sambil memakan rotinya, dengan ekspresi wajah datar)

Mas Arya pun kemudian meletakkan roti yang sudah setengah ia makan ke atas piring.

MAS ARYA
Kamu sebenarnya kenapa sih nggak suka sama ibu? Emangnya ibu salah apa sama kamu?
MBAK RINA
Siapa yang bilang aku nggak suka sama ibu, aku itu bukan nggak suka tapi aku kadang risih aja sama ibu, soalnya tiap ketemu aku ibu tuh suka bawel gitu lo. Pusing aja aku. Rasanya apa yang aku lakuin salah aja di mata ibu. Pasti ada aja yang dikomentarin.
MAS ARYA
Namanya orang tua. Ibu pasti mau yang terbaik buat anaknya, apalagi calon cucunya.
MBAK RINA
Iya tapi kadang ibu itu suka berlebihan, suka lebay.
MAS ARYA
Kamu kan tahu ibu sudah tua, jadi ibu lebih sensitif. Ya kamu maklumin ibu lah, gimana pun ibu, ibu itu orang tua dan tetap harus kita hormati.

Mbak Rina hanya menganggukan kepalanya mendengarkan perkataan mas Arya. Ia pun kemudian kembali melanjutkan sarapannya lagi.


CUT TO :

7. EXT. RUMAH IBU DAN AYAH — SIANG

Terlihat mobil mas Arya memasuki halaman rumah ayah dan ibu. Setelah memarkirkan mobilnya mas Arya dan mbak Rina pun turun.

MAS ARYA
Assalamualaikum, ibu bu. Jan, Jana.
(Sambil menokok-nokok pintu)

Mbak Rina terlihat hanya berdiri di sebelah mas Arya dengan memegang plastik berisikan buah di tangan kirinya. Sedang tangan kanannya mengelus-elus perutnya.


CUT TO :


8. INT. RUANG MAKAN — SIANG

Suara mas Arya terdengar ke dalam ruang makan. Jana yang sedang menyiapkan meja makan pun kemudian berhenti untuk membukakan pintu

JANA
Mas Arya udah datang bu.
IBU
Yaudah kamu bukain pintu sana.

Jana pun kemudian langsung pergi membukakan pintu.

9. INT. RUANG TAMU — SIANG

Jana pun membukakan pintu. Setelah pintu dibuka Jana kemudian menyalami tangan mas Arya dan mbak Rina. Kemudian mbak Rina dan mas Arya masuk ke dalam rumah.

MAS ARYA
Ibu mana?
JANA
Ibu lagi di dapur.

Mas Arya pun langsung berjalan ke dapur untuk mencari ibu. Mbak rina pun memberikan buah yang ia bawa tadi kepada Jana.

10. INT. RUANG MAKAN — SIANG

Suasana di ruang makan terlihat tenang. Jana duduk disebelah ibu. Mbak Rina disebelah mas Arya. Sedang ayah sendiri. Posisi duduk ibu dan mbak Rina pun saling berhadap-hadapan.

AYAH
Kerjaan kamu gimana Ar? Lancar?
MAS ARYA
Alhamdulillah lancar yah.
AYAH
Kalau cucu ayah gimana? Sudah berapa bulan?
(tanya ayah pada mbak Rina)

Sebelum menjawab mbak Rina melihat ke arah ibu. Hingga akhirnya mata mereka pun saling bertatapan. Hanya Jana yang sadar akan hal itu saat itu.

MBAK RINA
Sudah 6 bulan yah
IBU
Sudah besar.
(Ucap ibu pelan tanpa melihat wajah mbak Rina dan hanya berfokus pada makanannya)

Mbak Rina pun langsung menatap wajah ibu dengan ekspresi yang tidak biasa. Sedang Jana ia menggenggam tangan ibu dengan lembutnya.

Tidak lama ibu tiba-tiba saja batuk, lalu ibu berdiri dan menuju dapur. Sontak Jana pun langsung berdiri untuk mengejar ibu.

JANA
Biar Jana aja yang lihat ibu

11. INT. DAPUR — SIANG

Jana berdiri di ambang pintu dapur sambil memperhatikan ibu. Nampak ibu berdiri sambil memegang dadanya. Ibu juga menghapus air matanya yang jatuh. Kemudian ibu berusaha mendongakkan wajahnya agar tidak menangis lagi. Jana menarik nafas menguatkan dirinya sendiri, kemudian ia menghampiri ibu.

JANA
Ibu nggak papa?
IBU
Ibu nggak papa, cuma batuk sedikit tadi.
JANA
Beneran nggak papa bu? Ibu yakin?
IBU
Beneran ibu udah nggak papa sayang.
JANA
Yaudah kalau gitu kita balik yuk, atau ibu mau istirahat?
IBU
Ibu nggak papa kok, kita balik lagi aja.

Jana tau apa yang dirasakan oleh ibu. Jana tau ibu sedih melihat mbak Rina yang terlihat tidak suka dengan dan mas Arya yang sering kali tidak mengabari ibu. Jana tau itu tapi yang bisa ia lakukan hanya diam dan turut bersedih atas kesedihan ibu.

Jana kemudian menggenggam tangan ibu dan membawa ibu kembali keruang makan.

12. INT. RUANG MAKAN — SIANG

Jana dan ibu pun terlihat datang dari dapur. Mas Arya pun langsung berdiri melihat ibu. Begitu pun mbak Rina dan ayah yang memberhentikan makannya.

MAS ARYA
Ibu nggak papa bu?
JANA
Ibu nggak papa kok, batuk aja. Mungkin tadi karena makannya buru-buru, yakan bu ya (canda Jana)

Ibu hanya tersenyum tipis menjawab candaan Jana.

AYAH
Beneran nggak papa bu?
(sambil memegang lengang ibu pelan)
IBU
Iya yah, ibu nggak papa kok. (sambil menurunkan tangan ayah)
Ayo lanjut lanjut makannya.

Jana pun kembali menggenggam tangan ibu dari bawah meja. Dia tahu apa yang ibu rasakan. Tapi Jana terlalu takut untuk menyampaikan banyak hal.

13. EXT. TERAS RUMAH — SORE

Sore itu yang mengantar mas Arya dan mbak Rina ke depan hanya Jana dan ibu karena ayah sedang istirahat.

MAS ARYA
Ibu Arya pamit ya.
(sambil menyalam tangan ibu)

Ibu kemudian memeluk mas Arya. Kemudian ibu mencium kening mas Arya.

IBU
Kamu hati-hati ya. Jaga kesehatan ya Ar. Jangan begadang terus.
MAS ARYA
Iya ibu. Nanti Arya sama Rina kesini lagi ya bu.

Mbak Rina pun ikut menyalami ibu. Ibu kemudian juga memeluk mbak Rina.

IBU
Tolong jaga cucu ibu ya. Ibu juga minta maaf kalau ibu suka cerewet sama kamu.
MBAK RINA
Iya ibu, sama-sama.
MAS ARYA
Arya pamit ya. Salam sama ayah bu.
IBU
Iya nanti ibu sampein ke ayah.
MBAK RINA
Mbak pamit ya.
Iya mbak hati-hati.
IBU
Arya jangan ngebut yaa
MAS ARYA
Siap ibu.

Mas Arya dan mbak Rina pun masuk ke dalam mobil. Mobil mas Arya pun melaju pergi meninggalkan rumah ibu. Setelah mas Arya dan mbak Rina pulang. Ibu pun melangkah kakinya masuk kedalam rumah. Tapi jana menarik tangan ibu.

JANA
Ibu tunggu, Jana pinjem tangan ibu sebentar boleh?
IBU
Buat apa?
JANA
Mau difoto bu. Buat kenang-kenangan.

Jana kemudian menggenggam tangan ibu dan mengambil gambar tangan mereka berdua.

JANA
Terimakasih ibu.
IBU
Sama-sama Renjana.


(VO JANA)
Saya boleh dijatuhkan, dikecewakan merasakan rasa sakit untuk yang berkali-kalinya. Tapi mohon jangan ibu. Karena jika ibu sakit maka saya pun akan mati.

Kemudian Jana memposting di akun rahasianya @aftertaste seperti biasa. 

IBU
Ini udah boleh masuk belum sih
Udah kok bu, udah boleh.
(sambil sedikit tertawa)

Jana tersenyum begitu pun dengan ibu. Kemudian Jana dan ibu pun masuk kedalam rumah dan menutup pintu.



 










Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar