81 EXT. JALAN GANESHA BANDUNG – MOTOR – SORE
Motor Mario dan Magello berjalan beriringan. Mereka sudah berada di jalan Ganesha.
MAGELLO
Kita mau kemana sebenarnya?
Teriakan Magello tidak diacuhkan Mario. Beberapa saat kemudian, ia berbelok dan singgah di One Eighty Coffee and Music.
Mario memarkir motornya dan melangkah ke pintu masuk. Magello masih di atas motornya dan tampak bengong.
MARIO
Ayo!
Magello menggeleng. Mario kembali menghampiri Magello.
MAGELLO
Aku tidak bisa.
MARIO
Kenapa?
MAGELLO
Kau ingat ini tanggal berapa?
MARIO
Tentu saja. Hari ini tanggal 15 Agustus.
Mario mengeluarkan ponselnya.
MARIO (CONT’D)
Dan jam 3.45 sore.
MAGELLO
Aku tidak bisa. Kau tahu bagaimana arti hari ini bagiku. Masuk ke dalam sama saja aku sedang menyakiti diriku.
Mario menatap Magello.
MARIO
Ayolah, El. Sebentar saja. Setelah bertemu Liza kita langsung pergi.
Magello masih terlihat kurang nyaman. Namun, setelah Mario menarik tangannya, ia akhirnya turun dari motornya dan masuk ke One Eighty Coffee & Music.
CUT TO:
82 EXT. ONE EIGHTY COFFEE & MUSIC – DALAM – SORE
Jam di One Eighty Coffee and Music menunjukkan pukul 03.55. Liza sedang duduk seorang diri di lantai 1. Di atas meja terlihat tas wanita dan segelas jus. Magello dan Mario muncul.
LIZA
Hei, El kau ....
MARIO
Aku mengajaknya ke sini untuk menemaniku.
Mario langsung duduk. Magello tetap berdiri sambil menatap Mario. Ia memberi kode “Ayo Pergi” dengan ujung matanya.
LIZA
Kenapa berdiri, duduk El.
Magello menghelas napas kemudian duduk.
LIZA (CONT’D)
Kau kenapa, El?
Magello tak menjawab. Hanya menggeleng.
MARIO
Biasa, urusan hati.
Liza tersenyum.
Mimik wajah Magello tiba-tiba berubah keheranan. Ia seperti sedang mencoba mengendus bau yang merebak di sekitar meja mereka. Magello meraih tas di atas meja.
MAGELLO
Apa ini tasmu?
LIZA
Iya, kenapa?
Untuk beberapa saat Magello tampak kikuk.
MAGELLO
Oh, tidak. Aku hanya mencium bau parfum Estee Lauder Pleasure. Itu parfum kesukaan Alena dan ....
Magello menoleh ke arah Mario dengan mata membelalak. Mario tersenyum lalu melihat ke arah belakang Magello. Magello menoleh. Di belakangnya berdiri Kirana dengan mata berkaca-kaca.
Magello berdiri.
MAGELLO
Ki ... ra ... na ... Kau ...
Sebelum Magello menyelesaikan kalimatnya, Kirana sudah menghambur ke dalam pelukannya. Gadis itu seperti sedang melompat. Magello sampai terdorong dua langkah ke belakang.
KIRANA
Aku sangat merindukanmu, El.
Kirana menangis terharu. Magello tersenyum. Mario bersiul menyindir. Liza berdeham.
Jam di One Eighty Coffee and Music menunjukkan pukul 04.00.
CUT TO:
83 EXT. ONE EIGHTY COFFEE & MUSIC – AREA PARKIR – SORE
Magello, Mario, Kirana, dan Liza sedang mengobrol di depan One Eighty Coffee & Music. Mario dan Liza sudah di atas motor.
KIRANA
Kenapa sih kalian buru-buru?
Mario menunjuk Liza di belakangnya dengan jempol. Setelah itu, mereka pergi.
Kirana meraih tangan Magello.
CUT TO:
84 EXT. ONE EIGHTY COFFEE & MUSIC – DEPAN – SORE
Magello dan Kirana berjalan ke pintu masuk One Eighty Coffee & Music sambil bergandengan tangan. Sebelum masuk, Magello tampak menoleh ke salah satu sudut parkir karena mendengar suara seorang pria.
CUT TO:
85 EXT. ONE EIGHTY COFFEE & MUSIC – AREA PARKIR – SORE
Seorang gadis yang mengenakan masker tampak menangis di samping mobil. Seorang pemuda yang memunggungi One Eighty Coffee mencoba menenangkannya.
CUT TO:
86 INT. ONE EIGHTY COFFEE & MUSIC – DALAM – SORE
Magello dan Kirana kembali ke meja mereka.
MAGELLO
Kau dari mana saja? Aku sudah berusaha mencarimu tapi tidak bisa menemukan jejakmu.
KIRANA
Kau hanya kurang gigih. Kalau kau lebih serius mencariku, kau pasti bisa menemukanku.
MAGELLO
Setiap hari aku mencoba menghubungimu dan ibumu.
Kirana tertawa ringan.
KIRANA
Setelah pemakaman.
Kirana mengangkat kedua tangannya membentuk tanda petik. Magello tampak bingung.
MAGELLO
Siapa yang meninggal?
KIRANA
Kau tidak nonton TV?
MAGELLO
Maksudmu?
KIRANA
Setelah peristiwa di Jogja, aku dilaporkan meninggal terkena tembakan. Makanya saat kembali ke Jakarta, aku harus bersembunyi di rumah untuk membuat mafia yang memburuku benar-benar yakin kalau aku memang sudah meninggal. Saat itu, ingatanku perlahan-lahan mulai kembali.
MAGELLO
Jadi, kau sudah sembuh?
KIRANA
Aku sudah mengingat hampir seluruh kejadian yang menimpaku sebelum kehilangan ingatan. Aku ternyata mengalami amnesia disosiatif, penyakit hilang ingatan yang dipicu peristiwa traumatis.
MAGELLO
Kau trauma karena apa?
KIRANA
Saat liburan dan menyelam bersama sahabatku, kami tanpa sengaja menemukan kapal selam mini yang sedang menyelundupkan kokain dari Malaysia melalui perbatasan Kalimantan. Sejak itu, kartel narkoba memburu kami.
Kirana terdiam sejenak. Raut wajahnya tampak sedih.
MAGELLO
Lalu, apa yang terjadi?
KIRANA
Satu per satu sahabatku dibunuh dan setiap malam aku bermimpi buruk. Aku selalu merasa ada orang yang mengintai rumahku. Hari berikutnya, aku mulai tidak ingat apapun saat bangun tidur. Syukurlah kau bisa menjagaku selama aku di sini.
MAGELLO
Tapi, kenapa ibumu merahasiakan kejadian itu kepadaku?
KIRANA
Ibuku juga tidak mengetahuinya.
MAGELLO
Loh, kok bisa?
KIRANA
Saat pulang, aku sangat ketakutan dan tidak berani menceritakan kejadian itu kepada siapapun. Termasuk kepada Ayah dan Ibuku.
MAGELLO
Kenapa?
KIRANA
Ketika mereka membunuh sahabatku, mereka menemukan nomor ponselku dan menerorku. Mereka mengancam akan membunuh seluruh keluargaku kalau aku meceritakan kejadian itu.
MAGELLO
Lalu, kenapa sekarang kau berani datang ke sini?
KIRANA
Masalah ini sudah selesai. Ketika ingatanku kembali, aku ceritakan semuanya kepada ayahku. Salah seorang pria yang menyerang kita juga buka mulut. Semua yang terlibat, termasuk jaringan mereka di luar negeri ditangkap. Makanya, aku berani datang ke sini.
CUT TO: