12 INT. HOTEL HILTON – KAMAR 1 - PAGI
Magello masih tertidur ketika Kirana masuk ke kamarnya. Kirana menghampiri tempat tidur lalu mulai mengganggu Magello dengan memasukkan ujung rambutnya ke telinga Magello.
Magello terbangun, panik. Ia menggosok-gosok lubang telinganya. Kirana tersenyum jail sembari menggerak-gerakkan tangannya yang masih memegang ujung rambutnya.
Magello menarik bantal guling untuk menutupi wajahnya lalu kembali memejamkan mata.
KIRANA
Ibuku ternyata tidak berbohong.
Kirana menarik bantal yang menutupi wajah Magello lalu melemparkannya. Magello mengucek mata dengan malas kemudian merentangkan kedua tangannya ke samping untuk meregangkan ototnya.
MAGELLO
Ibumu tidak berbohong soal apa?
KIRANA
Tentang kau.
MAGELLO
Aku?
KIRANA
Iya. Ibuku bilang kau sangat baik.
Magello tertawa ringan. Setelah itu, ia bangkit dari tempat tidur lalu masuk ke toilet untuk membasuh wajahnya. Saat muncul kembali, di tangannya sudah ada sebotol air mineral. Sambil berjalan ke sofa di mana Kirana sedang duduk, Magello meminum air tersebut.
MAGELLO
Aku bukan orang baik. Lihat saja penampilanku.
Kirana memperhatikan Magello dari kaki hingga kepala lalu tersenyum.
KIRANA
Kau orang baik, El.
MAGELLO
Buktinya?
KIRANA
Semalam kau yang pindahkan aku ke tempat tidur, bukan?
MAGELLO
Ah, yang bilang siapa?
KIRANA
Kalau begitu bagaimana aku bisa tiba-tiba ada di tempat tidur pagi ini?
MAGELLO
Oh, tadi malam kau jalan sendiri ke tempat tidur. Sepertinya kau juga mengidap somnabulisme.
KIRANA
Somnabulisme?
MAGELLO
Kau menderita sleepwalking, penyakit tidur berjalan.
Kirana tertawa memperlihatkan barisan giginya yang putih. Bel kamar dari kamar sebelah berbunyi. Kirana menatap Magello.
MAGELLO (CONT’D)
Mungkin temanku.
CUT TO:
13 INT. HOTEL HILTON – KAMAR 2 – PAGI
Magello membuka pintu. MARIO (sahabatnya) berdiri di depan pintu sambil tersenyum. Sebelum masuk, ia melemparkan ransel yang dibawanya ke dada Magello.
MARIO
Itu pakaian untuk setahun.
MAGELLO
Motorku?
MARIO
Ada di basement. Tadi aku minta tolong anak-anak dekat rumah membawanya ke sini karena aku naik mobil. Omong-omong mana gadis itu?
Magello menoleh ke belakang. Mario mengintip masuk melihat Kirana yang duduk di sofa.
MAGELLO
Sudah, ayo masuk.
Magello menutup pintu kemudian berjalan ke sofa. Mario mengekor di belakangnya. Kirana berdiri menyambut mereka dan menjabat tangan Mario.
KIRANA
Kirana.
MARIO
Rio
KIRANA
Aku tunangan El.
MARIO
Oh, ya?
Mario terlihat kebingungan saat melirik Magello. Ia menggaruk kepalanya. Mulutnya terbuka setengah seperti ingin mengatakan sesuatu. Namun, urung setelah melihat Magello memberinya kode “O” dengan tangannya.
MAGELLO
Rio ini sahabatku sejak SMA. Kami lahir di hari yang sama, tapi aku lebih tua dua jam. Makanya, sejak SMA kami seperti truk gandeng.
MARIO
Kapan datang?
Mario memotong penjelasan Magello.
MAGELLO
Kemarin sore.
MARIO
Oh. Kuliah, atau ...?
MAGELLO
Kirana sedang berlibur.
MARIO
Aku bertanya pada Kirana. Jadi, tolong biarkan dia yang menjawab.
Kirana tersenyum melihat Magello dan Mario.
MAGELLO
Aku hanya ingin membantu.
MARIO
Kau bukan membantu, tapi menjengkelkan. Iya kan, Cantik?
MAGELLO
Iya. Silakan bertanya sepuasmu. Tapi namanya Kirana. Bukan Cantik.
MARIO
Makanya, rajin baca. Kirana itu dari Bahasa Sanskerta. Artinya sinar, molek, cantik, dan elok.
Kirana kembali tersenyum mendengar perdebatan Magello dan Mario. Magello mencibir.
MAGELLO
Kalau begitu, mulai hari ini aku juga akan panggil dia El. Elok. Jadi, nama kami sama.
MARIO
Terserah, itu urusan kalian. Yang repot juga kalian sendiri.
Mereka bertiga tertawa dan melanjutkan obrolan.
CUT TO:
15 INT. HOTEL HILTON – LIFT – SIANG
Magello dan Mario masuk lift untuk turun ke basement. Magello terlihat menenteng tas yang diberikan Bu Devi.
MARIO
Siapa sebenarnya gadis itu?
MAGELLO
Aku juga tidak tahu. Dia tiba-tiba memelukku di bandara dan menurut ibunya dia sedang sakit.
MARIO
Kau percaya?
Magello mengangkat pundaknya.
MAGELLO
Aku benar-benar masih bingung.
MARIO
Lalu, kenapa kau harus terus berpura-pura menjadi tunangannya?
MAGELLO
Kirana mengidap penyakit langka dan tidak boleh terkejut. Karena ia telanjur menganggap aku tunangannya, jadi aku harus terus berpura-pura. Aku tidak punya pilihan lain.
MARIO
Terus, bagaimana dengan Alena.
Magello menghela napas panjang. Tampak kesal.
MAGELLO
Dialah yang jadi penyebab semua ini.
MARIO
Kau kenal pria yang datang bersamanya?
MAGELLO
Aku belum pernah melihat dia sebelumnya. Aku benar-benar tidak percaya Alena tega mengkhianatiku. Padahal maksudku datang ke bandara untuk mengejutkan dia. Ternyata yang terjadi malah sebaliknya.
MARIO
Mungkin dia marah padamu?
MAGELLO
Alasannya?
MARIO
Ya, mungkin dia melihat Kirana memelukmu.
MAGELLO
Kirana baru memelukku setelah Alena muncul bersama pria itu.
MARIO
Apakah kau sudah menghubunginya?
MAGELLO
Siapa?
MARIO
Siapa lagi? Alena.
MAGELLO
Aku sudah mencobanya semalam. Tapi dia tidak membalas pesanku dan tidak mau menerima panggilan teleponku. Aku juga sudah berusaha menghubunginya lewat Facebook, Instagram, Twitter, tapi ia tidak menggubrisku.
MARIO
Aneh juga, ya?
Terdengar suara berdenting. Lift sudah di basement.
CUT TO:
15 EXT. HOTEL HILTON – BASEMENT - SIANG
Magello dan Mario berjalan ke tempat parkir. Mereka lalu mengobrol di samping motor vespa Magello.
MARIO
Jangan-jangan Alena ada hubungannya dengan kemunculan tiba-tiba Kirana?
MAGELLO
Aku juga sebenarnya berpikiran seperti itu. Tapi masa iya sih Alena bersandiwara. Kalau memang ingin membantu Kirana, dia tinggal bilang saja padaku karena dia tahu aku sangat mencintainya.
MARIO
Jadi, sampai kapan kau akan mengurus gadis itu?
MAGELLO
Ibunya menyuruhku menjaganya sepuluh hari. Artinya sekarang sisa sembilan hari lagi.
MARIO
Kau yakin ibunya akan datang menjemput gadis itu?
MAGELLO
Dia sudah berjanji.
Mario memperlihatkan ekspresi kurang yakin, lalu tersenyum mengejek Magello.
MARIO
Berani sekali ibu itu mempercayakan anak gadisnya padamu.
Magello tersenyum.
MARIO (CONT’D)
Ingat, itu amanah. Kalau kau sampai berkhianat, aku sendiri yang akan melapor ke ibumu.
MAGELLO
Apa menurutmu aku terlihat seperti pria bejat yang akan mencoba mengambil keuntungan ketika seseorang sedang dalam masalah?
MARIO
Aku sih percaya padamu. Tapi kita manusia, Bro. Bisa khilaf.
MAGELLO
Aku punya adik perempuan. Aku takut karma.
Mario tertawa lalu berjalan ke arah mobilnya dan langsung naik. Magello yang mengikutinya membuka pintu tengah dan melemparkan tas yang diberikan Bu Devi kemudian berdiri di samping mobil. Mario menghidupkan mesin mobilnya, namun tidak langsung pergi.
MARIO
Kalau menurut aku, lebih baik kau berterus terang pada Kirana.
MAGELLO
Aku tidak bisa.
MARIO
Apa kau tidak kasihan padanya. Suatu saat ia pasti akan tahu yang sebenarnya. Saat itu, dia bukan hanya akan lupa ingatan, tapi juga mungkin akan gila. Kau akan berdosa besar, El.
MAGELLO
Masalahnya aku tidak berani mengatakannya.
MARIO
Kenapa?
MAGELLO
Aku takut.
MARIO
Wah, jangan-jangan ...
MAGELLO
Jangan-jangan kenapa?
MARIO
Kau takut setelah kehilangan Alena kau juga akan kehilangan Kirana.
MAGELLO
Sok tahu. Bukan itu masalahnya.
MARIO
Lalu, apa? Kau kan tinggal bilang. Maaf ya, aku bukan tunanganmu. Beres bukan.
MAGELLO
Kalau dia terkejut terus meninggal, bagaimana?
MARIO
Coba saja dulu.
MAGELLO
Kau pikir gadis itu punya dua nyawa?
Mario tertawa. Ia membunyikan klaskson mobilnya dan langsung pergi. Magello kembali ke lift.
CUT TO: