7 INT. HOTEL HILTON – KAMAR 1 – SORE
Kamar luas dengan tempat tidur yang tampak mewah. Magello dan Bu Devi mengobrol di sofa.
BU DEVI
Saya Devi Astuti. Dan itu anakku, Kirana Mazaya. Sebelumnya saya minta maaf. Kau pasti sangat terkejut. Tapi kuharap kau bisa memahami situasiku. Saya benar-benar tidak punya pilihan lain selain melibatkanmu dalam masalah keluarga kami.
MAGELLO
Apa yang terjadi dengan putri Ibu?
Bu Devi tidak segera menjawab pertanyaan Magello. Suasana hening sejenak. Magello menunggu sambil menatap Bu Devi.
BU DEVI
Kirana sedang sakit. Ia menderita penyakit jantung langka. Kami baru mengetahuinya bulan lalu ketika ia mendadak pingsan. Menurut dokter, Kirana menderita Sindrom Long QT dan tidak boleh terkejut.
MAGELLO
Kok Bisa?
BU DEVI
Kalau kaget, jantungnya bisa seketika berhenti berdetak dan ia bisa saja meninggal dunia.
MAGELLO
Lalu, kenapa Ibu mengatakan padanya kalau saya tunangannya?
Bu Devi menghela napas panjang.
BU DEVI
Kirana dulu anak yang sangat ceria. Tapi sejak divonis sakit, ia menjadi pendiam. Setiap hari ia murung dan mengurung diri di kamar. Seakan-akan hidupnya sudah tidak berarti lagi. Kami bingung, tidak tahu harus berbuat apa untuk mengembalikan keceriaannya. Karena tidak tahan melihatnya terus bersedih, akhirnya saya berbohong padanya.
MAGELLO
Soal tunangannya?
BU DEVI
Ya. Saya katakan padanya bahwa ia memiliki tunangan yang sangat mencintainya dan tidak boleh putus asa. Dan entah apa yang terjadi, sejak itu, Kirana mendadak kembali ceria. Kami sangat bahagia. Bagi kami, itu mukjizat. Namun, masalah baru kemudian muncul.
MAGELLO
Ia ingin bertemu tunangannya?
Bu Devi mengangguk.
BU DEVI
Permintaannya membuat kami bingung. Karena saya telanjur memberitahu kalau tunangannya kuliah di Bandung, ia ngotot datang ke sini dan akhirnya kami bertemu denganmu di bandara.
MAGELLO
Jadi, maksud Ibu saya harus terus berpura-pura menjadi tunangannya?
Bu Devi dengan cepat mengangguk.
BU DEVI
Saya mohon padamu, Nak. Saya tidak ingin terjadi hal buruk kepada Kirana. Dia putri kami satu-satunya.
MAGELLO
Saya minta maaf. Sepertinya saya tidak bisa memenuhi permintaan Ibu.
BU DEVI
Tolonglah, Nak. Bantulah kami.
MAGELLO
Tapi saya bukan tunangannya, Bu.
Bu Devi memelas penuh harap.
BU DEVI
Kami akan memberikan apapun yang kau minta. Mobil, rumah, uang, berapapun yang kau inginkan, kami akan berikan asalkan kau bersedia membantu kami. Hanya kau yang bisa menolong kami.
Magello menggaruk kepalanya. Bu Devi tampak putus asa.
MAGELLO
Apa Ibu mengenalku?
Bu Devi menggeleng.
BU DEVI
Tidak.
MAGELLO
Lalu, bagaimana Ibu bisa tahu nama saya?
BU DEVI
Seorang gadis menyebut namamu di atas pesawat.
MAGELLO
Gadis itu kekasihku. Tadi saya melihat dia di bandara.
BU DEVI
Saya tanpa sengaja mendengar dia membicarakanmu. Makanya, saat kami keluar dari bandara, saya berteriak memanggil namamu dan syukurlah kau menoleh.
MAGELLO
Tapi, kenapa Ibu berani mempercayakan Kirana kepadaku?
BU DEVI
Saya tidak punya pilihan lain. Lagipula dia sudah telanjur menganggap kau sebagai tunangannya.
MAGELLO
Saya ini hanya mahasiswa, Bu. Dan Ibu tidak mengenal saya. Saya bisa saja seorang yang jahat dan bisa melukai putri Ibu.
BU DEVI
Naluri keibuanku mengatakan kau anak yang baik. Saya yakin kau bisa menjaga Kirana. Tolonglah kami. Keluarga kami tidak akan melupakan kebaikanmu.
Magello tampak berpikir.
MAGELLO
Berapa lama saya harus berpura-pura menjadi tunangan putri Ibu?
BU DEVI
Sepuluh hari.
MAGELLO
Kenapa harus sepuluh hari?
BU DEVI
Karena ayahnya saat itu sudah kembali dari luar negeri.
MAGELLO
Setelah itu?
BU DEVI
Kami akan datang menjemput Kirana dan membawanya kembali ke Jakarta.
MAGELLO
Kalau Ibu tidak datang?
BU DEVI
Kami pasti datang.
Bu Devi tetap ngotot. Magello menatapnya. Bu Devi kembali menunjukkan wajah memelasnya. Magello berpikir sekali lagi lalu menghela napas.
MAGELLO
Baiklah.
BU DEVI
Kau bersedia?
Wajah Bu Devi berseri-seri. Ia berdiri dan memeluk Magello.
BU DEVI (CONT’D)
Terima kasih. Saya percayakan Kirana kepadamu. Tolong jaga dia dengan baik.
CUT TO:
8 INT. HOTEL HILTON – KAMAR 2 - SORE
Bu Devi dan Magello muncul di pintu kamar penghubung Connection Room. Tampak Kirana sedang asyik menonton TV di atas ranjang. Magello berjalan ke sofa dan duduk.
Bu Devi melangkah ke arah lemari, mengambil sebuah tas lalu menyerahkannya kepada Magello. Magello menatap Bu Devi.
MAGELLO
Ini ...
BU DEVI
Itu ucapan terima kasih kami.
Kirana mematikan TV kemudian bergabung di sofa. Bu Devi memeluk dan mencium kepala putrinya dengan penuh kasih sayang.
KIRANA
Ngobrol apa sih? Kok lama banget.
BU DEVI
Kau bisa tanya sendiri nanti pada El. Oh, ya ..
Ibu harus kembali ke Jakarta.
KIRANA
Sekarang?
Bu Devi mengangguk lalu meraih tasnya di atas meja kemudian berjalan ke arah pintu. Kirana dan Magello mengikutinya dari belakang.
KIRANA
Lalu, pernikahan kami bagaimana?
Bu Devi berhenti di depan pintu. Magello membelalak, tampak cemas. Ia memegangi kepalanya saat Bu Devi menatapnya dengan ekspresi bersalah.
BU DEVI
Ibu akan mengurusnya.
KIRANA
Kapan?
BU DEVI
Secepatnya.
Bu Devi, Kirana, dan Magello masuk lift.
FADE OUT: