Interior Dalam Rumah Ibadah
Dengan menangis perempuan muda itu membuka pintu tempat ibadah itu, disaksikannya neneknya ternyata sedang kyusyuk berdoa di ujung depan.
Perempuan muda itu berjalan dan duduk disampingnya. Berusaha tegar, ia menghapus air matanya dulu.
Perempuan muda
Nek, ayo pulang.
Nenek itu memandangi samping, lumayan kaget karena ia tak menyangka cucunya ada disini.
Nenek itu tersenyum.
Perempuan muda
Kenapa nenek tadi keluar rumah sakit tidak bilang-bilang? Lihatlah, pucat loh nenek.
Nenek itu tersenyum.
Nenek itu memeluk cucunya dengan tenang. Cucunya terlihat sangat sedih.
Nenek
Kau sudah kenal siapa kakekmu?
Perempuan muda
Belum lah, kan nenek belum cerita.
Nenek
Tapi kau tahu kan.
Perempuan muda
Iya, aku tahu.
Nenek
Aku tahu dia orang jahat, sejak dulu aku tahu dia orang jahat. Dia juga mati dalam keadaan jahat. Dia juga orang baik, sejak dulu aku tahu dia orang baik. Dia juga mati dalam keadaan baik.
Perempuan muda itu mengusap-usap matanya.
Nenek
Aku selalu berdoa. Semoga ia diampuni oleh yang Maha Kuasa. Semoga diampuninya. (Nenek itu menelungkupkan tangannya).
Perempuan muda itu mengusap-usap matanya lagi.
Nenek
Karena kita tahu. Aku sepertinya nggak rela, dia diambil dalam masa terjahatnya.
Aku takut Tuhan tidak menerima dan mengampuninya. Aku takut.
Itu membuat hidup terasa tidak berguna.
Perempuan muda itu mengelus-elus neneknya.
Nenek
Tapi sekarang, ya sudah. Semua sudah berjalan. Kita tidak bisa apa-apa.
Perempuan Muda
Nek, bukankah nenek pernah bilang. Seburuk apapun orang, pasti ada kebaikan di dirinya. Dan sebaik apapun orang, pasti ada keburukan di dirinya.
Nenek
Iya. Tapi itu dulu.
Perempuan muda
Kenapa? Kata kakek tadi nenek ingin mengunjungi masa lalu.
Nenek
Iya, aku sudah mengunjunginya.
Perempuan muda
Masak?
Nenek
Tadi pagi aku bertemu kehidupan dan kematian, bertemu anak-anak kecil yang baik-baik, bertemu anak sekolah yang bandel-bandel.
Bertemu juga anak yang sedang semangat-semangatnya hidup.
Bertemu dengan orang yang baik dan rela membantu nenek.
Bertemu dengan ibu-ibu baik.
Juga bertemu dengan anak yang kemalangan tak punya apa-apa.
Intinya banyak lah, semua ragam orang kutemui tadi siang. (Nenek itu tertawa bahagia)
Perempuan muda
Bagaimana nek?
Nenek
Biarlah, masa lalumu menjadi masa lalu. Itu sudah jadi cerita. Kita hidup bukan untuk memerbaiki masa lalu, tapi memerbaikinya di masa depan. (nenek itu tertawa bahagia).
Perempuan muda
Iya, aku juga bertemu orang-orang itu.
Orang-orang yang berada di rumah sakit
Orang-orang di Sekolahan.
Orang-orang di Warnet.
Orang-orang pemilik ladang jagung yang punya mobil van.
Bertemu ibu dari rumah ibadah.
Bertemu Polisi dan bocah-bocah gelandangan.
Juga bertemu kernet dan kakek tadi.
Nenek
Bagaimana bisa kau bertemu dengan semuanya?
Perempuan muda
Bisa saja, kan nenek yang memertemukan aku dengan semuanya.
Nenek
Kau memaknainya begitu saja?
Perempuan muda
Lha harusnya bagaimana? Toh mereka juga orang.
Nenek
Yasudahlah, kita doakan yang terbaik untuk orang-orang baik tadi. Amiin.
Perempuan muda
Amiin.
Perempuan muda itu berdiri disamping neneknya.
Perempuan muda
Pulang?
Nenek itu mengangguk dan mereka berdua berpelukan keluar rumah ibadah tadi.
-Tamat-