Tengah jalan, bocah-bocah SMP terlihat mengeluarkan bajunya dan mengganti bajunya dan melipatnya.
Mereka berjalan pergi ditengah jalan dan berhenti disebuah toko kelontong kecil.
Nenek itu berhenti di depan toko kelontong kecil itu untuk duduk.
Nafasnya tersengal, ia memegangi punggungnya yang nyeri ketika duduk perlahan-lahan.
Ia perhatikan diseberang jalan, beberapa siswa SMP lain juga terlihat membolos.
Nenek itu memandangi matahari, lalu memandangi arah jam yang terpaku dibelakang toko kelontong itu. Jam pukul 08.00.
Pemilik toko kelontong itu memandangi nenek tua itu duduk memegangi punggunggnya. Perempuan pemilik toko itu keluar dan menyapanya.
Pemilik toko
Mau kemana nek?
Nenek
Mau pulang nak
Pemilik toko
Rumahnya mana lho nek?
Nenek
Disana (ia menunjuk ujung jalan)
Pemilik toko
Oh iya nek,
Pemilik toko itu masuk kedalam toko, mengambil sesuatu dan keluar lagi membawa dua gelas air mineral.
Pemilik toko
Ini nek, silahkan diminum.
Nenek
Terimakasih, tapi saya sedang puasa.
Pemilik toko
Oh, mohon maaf nek. Maaf saya tidak tahu.
Nenek
Iya.
Nenek itu memerhatikan daritadi diseberang jalan, tempat dimana bocah-bocah SMP dan SMA bertemu disana.
Nenek
Mbak, itu tempat apa yaa? Kok banyak bocah sekolah kesana?
Pemilik toko
Oh itu, itu warnet nek.
Nenek
Warnet? Sekolah baru?
Pemilik toko
Bukan, itu permainan yang ada di tivi.
Nenek
Oh, tapi buat sekolah?
Pemilik toko
Tidak nek, itu dibuat bolos anak-anak.
Suara tangisan anak terdengar dari dalam rumah. Perempuan pemilik toko itu melesat cepat pergi kedalam rumah.
Nenek itu diam, ia bingung. Ia menyapa perempuan itu pamit, lalu pergi menyebrang ke seberang jalan.
Nenek itu memandangi warnet dengan tenang. Dipandanginya beberapa bocah terlihat khusyu’ di depan komputernya.
Satu orang laki-laki tua terlihat bingung melihati nenek yang datang ke warnet ini. Laki-laki ini penjaga warnet, mendekati dan menyapa nenek ini.
Penjaga Warnet
Ada apa nek? Mau mencari cucunya?
Nenek
Ini tempat apa ya?
Penjaga Warnet
Ini warnet nek, buat internetan
Nenek
Sekolahan pindah kesini ya?
Penjaga Warnet
Tidak nek, tidak.
Nenek
Kok ada yang pakai seragam?
Penjaga warnet
Ya begitulah nek, masa tidak tahu. Sama-sama tahu lah (kata penjaga warnet tersenyum)
Nenek diam, ia tak paham, tapi pura-pura paham dengan mengangguk.
Sayup-sayup suara didalam
Bajingan…
Bajingan…
Bangsatt….
Nenek kaget, ia sedikit berjalan mundur karena umpatan bocah tadi. Ia pamit pada penjaga warnet.
Nenek
Rame ya mas
Penjaga Warnet
Iya nek, alhamdulillah. Doanya nenek juga.
Nenek itu tersenyum, ia menyingkir dan diam.
Nenek
Mas mari.
Penjaga warnet
Iya nek
Nenek itu berjalan sambil masuk bocah SMP kedalam warnet dan bercengkrama senang dengan penjaga warnet tadi.
Warnet yang penuh dengan asap rokok dan umpat-umpatan.
(Sayup-sayup terdengar umpatan)
Bocah kecil memaki temannya. Membully temannya. Sok jagoan.
Nenek itu berjalan lagi, di tepi jalan yang terik. Memandangi depan, memandangi belakang, lalu lalang kendaraan masih terlihat jelas.
Semua orang terlihat ramah menyapa, nenek itu juga ramah membalas sapaan mereka.