Jakarta Killing Ground - Script
4. "Selamat Datang di Jakarta" - Chapter 4 - ACT 2

MUNCUL TEKS-TEKS BERIKUT INI DI BLACK SCREEN, INI MERUPAKAN PERATURAN "KILLING GROUND"

A. PERATURAN

B. I Pemain akan diberi "wristband

counter" dengan 7 penanda hijau.

C. II Terus bergerak ke utara, ada konsekuensi jika

peraturan ini tidak dipatuhi

D. III Akan ada orang lain disini, tidak hanya

dirimu dan Patwin.

E. IV Bunuh semua "Hunter" untuk bisa

membunuh orang lain. Jika orang lain mati karena perbuatan Hunter, akan ada

konsekuensi.

F. V Ketika seluruh "Hunter" telah habis,

anda dipersilahkan untuk membunuh semua orang kecuali Patwin. Mereka harus mati

di tangan anda. 

G. VI Setelah selesai, bunuh Patwin, Menangkan

permainan.

TITLE CARD JAKARTA KILLING GROUND

SCENE 15. INT. KAMAR ANTON - PAGI BERKABUT DAN MENDUNG

Anton terpejam, tali tambang masih terkalung di lehernya. Matanya kemudian berangsur terbuka, dan kita melihat kakinya masih ada di kursi, ANTON BELUM MATI. Dia kemudian kaget dan mulai memegangi lehernya sendiri, romannya terlihat bingung: apa yang sebenarnya terjadi?

Tali tambang itu kemudian ia buka dengan hati-hati, lalu ia turun dari kursinya. Kakinya menapak ke lantai yang dingin, dunia entah kenapa sunyi sekali.

Anton lalu mendekati kaca yang ada di lemarinya, di tatapnya wajahnya yang kurus dan lesu, ia meraba wajahnya untuk memastikan apa ini semua nyata, disentuh paras kepunyaannya dengan 5 jemari dari dahi sampai dagunya.

Kamar itu bau dan busuk sama seperti sebelumnya, tak ada perubahan sama sekali. Ia kemudian mengambil handphone-nya yang ada di kasur, memencet tombol power, tapi yang terlihat hanya layar berwarna merah. Anton yang kebingungan akhirnya melihat ke jendela kamarnya, jalanan sepi sekali tak ada dan terlihat berkabut.

TAK BERNAMA

Kepala lu kayak berat ya?

Anton kaget dan langsung menjawab suara itu.

ANTON

Gua kira semuanya cuma mimpi aja.

TAK BERNAMA

Mimpi? Semua cuma masalah persepsi ton, gimana kalau ini yang mimpi? hehehe

ANTON

Ngga, ini asli, semua ini terlalu real buat jadi mimpi.

 

TAK BERNAMA

Gimana kalau sebelum bangun? Apa itu nyata?

ANTON

Gua tadi mati... itu juga nyata, terasa nyata.

TAK BERNAMA

Kalau terasa nyata, kenapa lu bilang mimpi? Jadi mana yang bener Anton?

Anton tidak menjawab pertanyaan Tak Bernama, ia lalu keluar dari ruangan itu untuk mengecek keadaan sekitar.

SCENE 16. INT. LORONG KOSAN - PAGI BERKABUT DAN MENDUNG

Anton berada di lorong kosannya, tapi lorong itu sangat sunyi dan gelap. Ia berjalan menyusuri lorong itu, dan melihat kedepan pintu kamar kosan, beberapa kamar ada sepatu/sendal berserakan yang menandakan adanya orang di kamar tersebut. Anton mencoba mengetuk salah satu pintu kamar kosan.

ANTON

(mengetuk) permisi (mengetuk) halo

Tak ada jawaban. Dia berusaha mengetuk pintu lainnya, tapi semuanya tidak memberikan jawaban. Dia mengecek kamar 208, tempat ada suara tangisan. Ketukannya juga tidak mengundang jawaban, ia yang penasaran lalu mencoba membuka pintu itu. Saat dibuka kamar itu kosong. Tak ada apapun kecuali barang-barang milik sang penghuni. Anton sangat kebingungan. Dia lalu mengecek kamar-kamar lainnya juga, sayang dirinya juga disambut sunyi dan benda-benda yang kini tak punya pemilik. Anton makin terlihat bingung dan panik, ia langsung menuruni tangga dan bergegas untuk keluar dari kompleks kosan.

SCENE 17. EXT. PEMUKIMAN PADAT JAGAKARSA - PAGI BERKABUR DAN MENDUNG

ADA TULISAN "JAGAKARSA, JAKARTA SELATAN" DI SUDUT KANAN LAYAR

Komplek pemukiman dimana kosan Anton berada betul-betul sunyi, tak ada satupun manusia disitu. Jakarta berwarna kelabu dan kota yang biasanya ramai itu kini serasa milik Anton seorang. Anton menoleh ke kanan dan ke kiri, mencoba melihat keadaan di sekitarnya. Ia kemudian berjalan kearah kanan dan hanya menatap langit, wajahnya terlihat bingung.

QUICK CUT, IMAGE ANTON SEDANG TERGANTUNG.

Anton memegangi lehernya, dan ekspresinya takut. Anton lalu melihat tangan kirinya yang daritadi tidak ia perhatikan karena sedang bingung, ada sebuah gelang aneh yang terpakai di pergelangan tangannya. Gelang tersebut memiliki 7 LINGKARAN dengan lampu berwarna HIJAU yang terlihat seperti penanda, lalu diatas 7 lampu hijau itu ada 3 segitiga yang terlihat seperti penanda arah, ada 1 segitiga yang menyala warna merah mengarah ke atas, sementara 2 segitiga lainnya yang mengarah ke kiri dan kanan dari gelang itu. Dibawah gelang itu terdapat satu lampu lagi yang masih mati.

TAK BERNAMA

(tiba-tiba terdengar) Lu harus ke utara, gelang itu akan ngarahin lu. Lakukan seperti hal-hal yang lu liat sebelumnya. Ada konsekuensi jika melakukan hal sebaliknya.

ANTON

Konsekuensi apa yang lu maksud?

TAK BERNAMA

Lakukan semua yang sebelumnya udah lu liat, tuntaskan semuanya. Ada konsekuensi jika melanggar peraturan.

ANTON

(bingung) Gimana caranya gua nyari dia?

TAK BERNAMA

Terus maju, inget kalau ada orang-orang lain disini dan lu gak sendiri.

ANTON

Mereka ini siapa? Gimana caranya mencari mereka semua di kota seluas ini?

Tak bernama tak lagi menjawab.

ANTON (CONT’D)

Hei! jawab gua!

Masih tak ada jawaban, Anton kemudian berjalan kembali dengan wajah yang terlihat penuh emosi, waktunya balas dendam, tapi Anton masih kebingungan mengenai cara untuk menuju ke utara.

SCENE 18. EXT. JALAN RAYA DI JAGAKARSA - PAGI BERKABUT DAN MENDUNG

Anton sedang memeriksa mobil kosong untuk mencoba menyalakannya,masih ada kunci yang tersangkut disitu, tetapi tentu saja mobil-mobil itu mati dan tidak bisa dinyalakan. Semua kendaraan bermotor di kota Jakarta sudah mati tapi terlihat masih mulus seperti baru saja ditinggalkan, Anton terlihat belum patah arang, pasti ada solusi lain. Dia kemudian berjalan sambil merasakan ketenangan Jakarta yang sunyi. Anton menghirup udara kota ini dan merasakan sebuah ketenangan.

Adegan dilakukan dengan sedikit lama, agar penonton merasakan ketenangan dari kota Jakarta yang sunyi dan lowong.

SCENE 19. INT. MINIMARKET - PAGI BERKABUT DAN MENDUNG

Anton mengambil sebuah tas yang ada di ruang karyawan minimarket, saat dia keluar dari pintu karyawan itu, penonton DIPERLIHATKAN SIMBOL "PISAU DIDEKAT PERGELANGAN TANGAN", Anton lalu juga melihat logo itu dengan seksama. Wajahnya penuh rasa PENASARAN.

Lalu ia mengambil semua minuman dan makanan kalengan yang kira-kira ia bisa bawa. Dibukanya sebotol soda, dan langsung diminum tanpa basa-basi sembari mengambil senter yang sepertinya akan berguna nanti. Di kasir, ia mengambil peta jakarta, rokok, dan korek. Di dinding dekat kasir, ada jam dinding tapi jam itu berhenti di angka 12 dengan jarum panjang yang berada di angka 12 juga.

SCENE 20. EXT. JALAN RAYA DEKAT PASAR MINGGU - PAGI BERKABUT DAN MENDUNG

TULISAN "PASAR MINGGU, JAKARTA SELATAN"

Anton telah berjalan cukup jauh, dan sampai di DEKAT PASAR MINGGU. Dia terlihat sedikit lelah, dan merasa sudah berjalan cukup jauh. Dilihatnya PASAR MINGGU, pasar legendaris yang ada di kota Jakarta. Lalu ia merasakan gelangnya yang seperti bergetar pelan, dan lampu dibawah gelangnya berkedip sangat pelan dengan warna orange.

 

Seorang wanita tiba-tiba terlihat berlari dengan panik di kejauhan kearah PASAR MINGGU, tapi terlihat samar karena adanya kabut. Ia terlihat seperti lari dari sesuatu, tak lama kemudian terlihat sekelebat orang lain yang sedang berlari tetapi seperti memakai topeng.

Anton langsung tanggap, ia langsung berlari untuk mengikuti bayangan 2 manusia yang ternyata benar-benar ada di Jakarta yang kosong ini. Ia tidak memanggil mereka berdua karena hal itu jelas perbuatan yang bodoh, dia belum tahu apakah mereka ini "Hunter" atau memang manusia lain dalam permainan. Anton berlari kearah pasar minggu, mengejar mereka dengan hati-hati.

SCENE 21. EXT - PASAR MINGGU - PAGI BERKABUT DAN MENDUNG

Ia menyusuri pasar baru yang sepi tak berpenghuni. Gelang Anton bergetar dan berkedip sedikit lebih kencang, Anton mulai mencurigai kalau gelang ini adalah suatu penanda. Anton masih belum melihat mereka berdua saat menyusuri pasar ini, jadi dia terus berusaha bergerak HATI-HATI dan PERLAHAN agar tidak ketahuan oleh mereka berdua.

SCENE 22. INT - GEDUNG PASAR MINGGU - PAGI BERKABUT DAN MENDUNG

Ia mulai memasuki komplek dalam pasar, saat menaiki tangga ia mulai mendengar suara langkah kaki, gelangnya mulai berkedip dan bergetar kencang. Ia mengintip di dinding diujung tangga, ia melihat disana masih terdapat semua barang yang dijual oleh para pedagang yang sayangnya sudah pada hilang.

Ada sosok manusia yang terlihat MEMAKAI TOPENG PUTIH GADING BERTULISKAN ANGKA "I" ROMAWI BESAR WARNA HITAM, BERTUBUH AGAK BEROTOT, TELANJANG DADA, DAN MEMBAWA GOLOK. Anton terlihat panik, ia merasa kalau ini memang benar adalah "Hunter".

PINDAH KARAKTER KE HUNTER I.

Manusia kekar itu seperti mencari sesuatu, ia berjalan perlahan sambil MENJULURKAN GOLOKNYA agar terkena stand-stand jualan yang terbuat dari kayu agar berbunyi. Ia mulai menunduk untuk mencari perempuan itu, mengintip2 celah-celah antara STAND dagangan. Tapi perempuan itu tidak ditemukan dan HUNTER I itu tiba-tiba MENGERANG SEPERTI HEWAN dan MENGELUARKAN SUARA ANEH YANG TIDAK MANUSIAWI. Suara yang dikeluarkan manusia kekar ini sangat aneh, sehingga kita bisa berkesimpulan kalau dia gila atau memang bukan manusia.

PINDAH KE ANTON.

Anton MELEPAS SEPATUNYA SEHINGGA HANYA MENGGUNAKAN KAUS KAKI SAJA (agar langkahnya tak bersuara), ia dengan sigap menunduk dan bersembunyi di salah satu stand, ia kembali melihat pergerakan si manusia kekar bertopeng. Ia bergerak sambil menunduk untuk mendekat ke makhluk itu sambil mencari perempuan yang sebelumnya ia lihat. Ia melewati sebuah pintu yang terlihat memiliki logo PISAU DEKAT PERGELANGAN TANGAN, ia berjalan perlahan dan HUNTER I terlihat sedang bergerak sambil mengeluarkan suara aneh.

Anton terus bergerak dan semakin mendekat ke Hunter I, di sebuah stand daging ada sebuah PISAU DAGING dan ia mengambilnya untuk menyerang HUNTER I tetapi ada KERAGUAN DI WAJAHNYA.

TAK BERNAMA

(mengejek) Wow, lu akan membunuh ya? Akan ada darah di tangan lu begitu leher orang itu lu tebas.

Anton terlihat sedikit kesal dan berusaha tidak mengindahkan perkataan TAK BERNAMA, ia mengintip dari balik stand dan melihat kalau HUNTER I sudah semakin dekat dengannya (tapi belum cukup dekat, masih ada jarak kira-kira 3 stand). Ia sudah mengumpulkan tekad, tetapi saat berpindah ke stand sebelah TIBA-TIBA SEORANG WANITA SEDANG TERLIHAT TEGANG SAMBIL MEMEGANG PISAU BERTATAP-TATAPAN DENGAN ANTON.

Wanita itu, SHINTA (39) yang terlihat sudah berusia akhir 30an itu langsung panik dan MENEBAS Anton dengan PISAUNYA. Anton berusaha menepisnya sehingga terkena tangannya yang sebelah kanan, tangannya pun robek dan darah mengucur dari lukanya. Pergerakan mereka berdua yang menghebohkan membuat DAGANGAN YANG ADA DI STAND TERJATUH.

HUNTER I mendengar pergerakan mereka, dia berteriak. Anton dan wanita yang sedang bergulat itu langsung menyadari kesalahan mereka berdua, lalu masing-masing dari mereka berdiri spontan dan berlari ke arah yang berbeda. Hunter itu berlari mengejar Anton yang berlari SAMBIL MEMEGANGI TANGANNYA yang berdarah. Anton panik bukan main.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar