Jakarta Killing Ground - Script
3. "Kilas Balik Memori" (Part II) - Chapter 3 - ACT 1

SCENE 10. EXT - DI DEPAN PINTU PENJARA – PAGI (FLASHBACK)

Anton keluar dari penjara, penampilannya yang sebelumnya rapih dan bersahaja berubah menjadi agak lusuh dan kumisnya jarang-jarang tumbuh diatas bibirnya. Ia disambut oleh Adel yang menjemputnya dengan mobil yang terlihat bagus, kemudian Anton berpelukan dengannya dan mereka berdua masuk ke mobik dengan raut wajah yang bahagia.

TAK BERNAMA

Setelah lu sia-siain kesempatan lu, dia tetap nemenin lu.

ANTON

Iya.

BLACK SCREEN DENGAN TULISAN "I CAN MAKE EVERYTHING RIGHT AGAIN" BERWARNA BIRU

SCENE 11. INT - CAFE BATAVIA KOTA TUA - SORE

Kafe Batavia, salah satu kafe legendaris yang di jakarta. Interiornya berkelas dengan gaya jaman kolonialisme, pengunjungnya menikmati hidangan mewah dan Pelayan sibuk mengantar pesanan yang ada.

TAK BERNAMA

Apa yang sekarang lagi gua liat?

ANTON (VO)

Ini kafe batavia, gua inget banget momen ini.

TAK BERNAMA

Apa? Makan malem sama adel? Mantan kriminal sama cewe baik-baik makan-makan mesra?

ANTON (VO)

Bukan.

Anton bertemu dengan seorang pria di Cafe Batavia yang bertempat di Kota Tua, pria tersebut adalah Patwin (Saat itu 26). Patwin adalah mantan teman kuliah Anton, dia berwajah tampan, rahangnya tegas, ada sedikit brewok yang menghiasi romannya. Mereka bertemu untuk membahas sesuatu, mereka duduk berhadap-hadapan dengan segala peralatan makan yang sudah tersusun rapih, tetapi belum ada makanan yang mengisi meja.

PATWIN

(tertawa menyebalkan) Hahaha, sekarang si Helmi masih pengangguran sampah. Tapi seenggaknya dia gak masuk penjara sih kayak lu.

ANTON (FLASHBACK)

(berusaha terlihat percaya diri) Hmph, gua emang mantan kriminal Win, tapi gua bisa bantu lu jalanin bisnis.

Pelayan menuangkan air putih ke gelas Patwin dan Anton.

PATWIN

(meragukan) Gua gapaham sama lu tapi ton. Lu mantan kriminal yang gebukin orang kantor lu sendiri (tertawa kecil). Kenapa gua harus percaya kalau apapun ide yang bakal lu ajuin ke gua, bakal berhasil? Percaya seorang yang bikin rekan kerjanya ilang gigi 2 biji itu gak gampang.

ANTON

(berusaha meyakinkan) Gua gapunya apa-apa, hidup gua jujur aja ancur-ancuran semenjak itu, dan gua tau itu gua emang goblok. Lu kenal gua udh lama, menurut lu gua berani begitu hah? Gua merasa lu bisa kasih gua kesempatan kedua, dan gua gaakan biarin kesempatan gua in di injek-injek kayak gitu.

Pembicaran itu dipotong karena datangnya seorang pelayan yang membawa steak untuk mereka berdua. Anton mengucapkan terima kasih sementara Patwin masa bodo dengan sang pelayan.

ANTON (CONT'D)

Makasih, (diam sejenak lalu lanjut berbicara) Bokap ngasih gua warisan pas gua di dalem dan sekarang gua baru bisa ambil uang itu sekarang. Dia yang kecewa karena gua jadi kayak gitu... gua gaakan sia-siain apa yang dia kasih.

PATWIN

(seperti mengejek) Gua suka apa yang lu omongin, gua suka orang yang diujung tanduk ton. Semakin seseorang berada di ujung jurang, otaknya bakal ngeluarin semua tetek bengeknya untuk keluar dari situasi itu. Dan lu sekarang berada disitu.

ANTON

Iya, gua mau keluar dari ujung jurang itu sebelum gua jatoh gak karuan. Dengan uang ini, gua bisa keluar.

PATWIN

Hmph, bisnisnya agak risky ini. Tapi uang yang akan kita dapet bakal gila-gilaan bro, itu kalau lu dengerin dan ikutin semua yang gua saranin ke elu. Lu tetep mau join?

ANTON

Gak papa, yang penting kita kelola aja yang bener win. Semua akan BAIK-BAIK AJA.

 

 

PATWIN

Oke, let's talk about it. Kalau lu bisa paham dan gua tertarik dengan ide-ide lu, kita bisa rencanain sesegera mungkin.

Kedua pria ini lalu kembali berbincang, tapi suara mereka tak lagi terdengar.

TAK BERNAMA

Jadi ini orangnya, gua suka sama manusia yang gayanya kayak dia.

ANTON (VO)

Momen ini, gua gangerti kenapa gua harus liat. Kenapa gua harus liat perjanjian ini?

TAK BERNAMA

Untuk memicu rasa haus dendam lu.

SCENE 12. INT - RUANG KERJA - SORE ATAU MALAM

Scene berpindah ke ruang kerja yang terlihat berantakan dan suram, kertas-kertas berhamburan di atas meja kerja, minuman berenergi dan alkohol tersebar di meja yang lainnya.

ANTON (VO)

Ini... 1 tahun setelah perjanjian itu.

TAK BERNAMA

Hehehe, kita hampir sampai di puncak acara ton.

Dua pria terlihat sedang berdebat hebat, keduanya lesu dan mata mereka liar. Ruangan itu berisik oleh suara mereka.

ANTON (FLASHBACK)

(tidak terima) Gak bisa, gak bisa kayak gitu, kita harus pake uang cadangan kita untuk balikin duitnya ke investor win.

PATWIN

Woi lu sadar ton, sadar! Kalau kita begitu kita abis! Kelar!

ANTON

Terus mau gimana hah? Mau pake ide ngaco lu? Gak akan berhasil Win!

PATWIN

Gua udh bawa lu untuk bisa seneng-seneng ama cewe lu, hidup bahagia dan jalan-jalan ke mall sambil shopping kayak orang kaya baru. Tapi, gua mohon banget lu dengerin gua sekarang.

ANTON

(Marah besar dan memotong) Dengerin apa hah? Isi kepala lu udah gak bener, coba lu sekarang yang dengerin omongan lu sendiri! Lu bener-bener minta supaya kita berdua ngutang ke rentenir win! Resikonya gede banget! (dipotong mulai dari sini oleh Patwin)

PATWIN

(emosi dan memotong) Gaada yang tau! Gaada yang tau sampe kita lakuin ton, kita bisa nipu mereka dulu sementara sampe mereka puas dengan kinerja kita dan SEMUA BAKAL BAIK-BAIK AJA. Pertanyaannya adalah lu berani atau ngga? Lu punya nyali atau BANCI?

ANTON

Buka mata lu! Buka anjing, resikonya terlalu gede buat ngelakuin hal kayak gitu. Walaupun apa yang kita lakuin bakal lambat dan sulit, tapi seenggaknya itu bukan hal TOLOL.

Tiba-tiba Patwin mendekati Anton, mencengkram kerah bajunya dan menamparnya. Dia menampar lagi tapi Anton hanya diam.

PATWIN

(menampar) hm? Tolol (tampar) lu bilang gua tolol? Gua yang bisa bawa lu nikmatin momen-momen kayak gitu, dan lu dengerin gua sekali ini aja gabisa? Uang bapak lu yang mati itu gaada artinya anjing, gaada artinya lagi ton.

ANTON

Lu mau hina gua kayak gimanapun, tapi sorry banget win gua gaakan pernah setuju. Ada baiknya lu pikirin lagi apa yang gua bilang, gua tetep kukuh kalo kita harus pake uang cadangan di rekening kita. Kita harus balikin uang mereka.

Patwin dan Anton hanya bertatap-tatapan lama, kemudian dia menonjok Anton dengan sangat keras. Anton tersungkur di lantai. Patwin melihat Anton yang ada di ubin dengan tatapan puas, kemudian dia keluar dari ruangan tersebut. Kita lalu melihat Anton yang mulutnya mengucurkan darah dan giginya memerah, dia menyeka darah yang ada di sisi kanan mulutnya dengan tangannya.

ANTON (VO)

Gua masih percaya dia, gua masih percaya kalau dia bakal memikirkan baik-baik mengenai masalah ini.

TAK BERNAMA

Apa biaya dari kepercayaan lu ton?

ANTON (VO)

Semuanya.

BLACK SCREEN DENGAN TEKS "ONCE AGAIN, I FAILED" BERWARNA MERAH

SCENE 13. EXT - DEPAN RUMAH ADEL - MALAM (HUJAN)

Anton hanya berdiri di depan pagar rumah Adel, dia kuyub dan kedinginan. Ketika masalah menghampirinya, dia selalu berpikir kalau masih ada Adel. Dia hanya berdiri diam dan tak melakukan apapun. Lalu, Adel keluar dari pintu rumahnya dan kaget melihat Anton yang hanya berdiri.

ADEL

Anton!

Adel berlari ke pagar rumahnya, Mata Anton yang basah sembab tak terlihat oleh hujan, mulutnya masih terluka akibat jotosan Patwin.

ADEL

Kamu... kenapa? Kenapa mulut kamu ton? Yaampun

Anton hanya diam.

ADEL (CONT'D)

Kamu... kamu udah janji buat gak kayak gini lagi. Kamu gak punya hak buat dateng ke aku saat kamu mengulangi kesalahan kamu.

ANTON

Aku gatau lagi harus kemana del.

ADEL

(sedih dan marah) Aku selalu nemenin kamu! Apapun yang kamu putusin, apapun kesalahan-kesalahan yang udah kamu lakuin, aku selalu berusaha menerima. Air yang kukasih ke gelas kamu, selalu kamu kotorin.

ANTON

Dengerin aku dulu, aku mau jelasin dulu semuanya sekarang. Ini masalah sama Patwin.

ADEL

Nggak (menggeleng) aku belum siap denger apa-apa kamu sekarang... kamu pulang aja sana.

ANTON

Del..., aku jujur gatau harus kemana lagi. Aku bener-bener gatau saat ini--

ADEL

(dipotong) Pulang! Aku udah muak liat kamu begini karena bisnis kamu. Aku gamau liat kamu dulu!

Adel menutup mulutnya dan matanya basah, lalu ia kembali masuk kerumah, meninggalkan Anton sendirian.

BLACK SCREEN "IF I LOST EVERYTHING, I STILL HAVE HER" BERWARNA BIRU

SCENE 14. INT - RUANG KERJA USAHA - PAGI

Ruangan itu masih berantakan, sama seperti malam sebelumnya. Disitu hanya ada Anton, cahaya matahari masuk ke ruangan itu dengan hangat. Anton duduk sambil merenung, dia hanya terdiam, ekspresinya kosong. Dia lalu membuka HP-nya dan menelpon, tetapi telpon itu tidak diangkat. Hanya suara operator telpon yang membalasnya.

Anton terlihat sadar akan sesuatu lalu terlihat panik, dia langung bergegas untuk menyalakan laptopnya. Dibukanya situs INTERNET BANKING untuk melihat saldo rekening yang berisi uang darurat usaha mereka, sayangnya... UANG TERSEBUT LUDES.

Anton sangat panik, matanya liar tak karuan, nafasnya tak beraturan, dan dia mencoba mencari tahu dengan membuka email untuk melihat riwayat transaksi. Disitu tertulis, kalau Anton dan Patwin kedua-duanya telah melakukan otorisasi untuk pengambilan uang tersebut.

ANTON (VO)

Gua sampai saat ini, masih belum memahami bagaimana cara dia melakukan ini.

TAK BERNAMA

Ada biaya pula dari sebuah kepercayaan ton, dan manusia memang terlahir untuk saling menipu.

ANTON (VO)

Gua gak nyangka... bisa jadi kayak gini.

Anton di dunia flashback menumpahkan amarahnya, dia menghempaskan keyboard ke lantai. Lalu dia bersender di lemari file dengan punggungnya, ia turun ke lantai. Kemudian menangis hebat, menutup wajahnya.

BLACK SCREEN DENGAN TULISAN "I FAILED AGAIN" BERWARNA MERAH DILANJUTKAN DENGAN TULISAN "BUT I STILL HAVE HER", LALU TULISAN ITU HILANG.

Di tengah keheningan, sebuah suara terdengar.

ADEL (VO)

(sedih) Ton, aku udah gabisa... ini udah parah banget... aku minta maaf banget...

ANTON (VO, TAPI INI VERSI FLASHBACK)

(menangis) Del... tolong del... tolong kasih aku kesempatan sekali lagi... aku bisa ngubah semua ini. Percaya sama aku.

ADEL (VO)

(menolak) Ngga! Ini udah terlalu jauh... maaf anton... maaf.

ANTON

Tolong gua del... please...

Adel tidak menjawab, hanya ada sunyi.

SCENE 15. INT. KAMAR ANTON - MALAM

Scene kembali ke kamar Anton, dia sudah tergantung. Kakinya mengambang diatas lantai, kita diperlihatkan adegan ini dengan cukup lama. Traumatis. Mengerikan.

BLACK SCREEN DENGAN TEKS "GAME OVER" BERWARNA MERAH. DILANJUTKAN DENGAN TULISAN "CONTINUE" DENGAN PILIHAN YES OR NO, PILIHAN YES KEMUDIAN DIPILIH.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar