103. INT. RUMAH ADAM - RUANG KERJA - NIGHT
Adam mengetikkan "susan susanto " di kolom pencarian google search di komputernya.
Adam klik hasil penelusuran kedua. Dari POV Adam kita melihat --
"Ingat Susan Susanto Sang Penganiaya Anak-anak, Begini Kabar Terbarunya" Adam mengklik hasil pencarian itu. Terlihat headline artikel
--
"Ingat Susan Susanto Sang Penganiaya Anak-anak, Begini Kabar Terbarunya"
Dibawahnya terlihat tanggal artikel ditulis : Senin/22 Juni/2022
ADAM
Adam scroll down dan menemukan -- "Susan Susanto, mengalami tabrak lari"
CUT TO:
"Susan mengalami koma..."
Adam scroll down lagi, dia membaca --
JUMP CUT TO:
"Saya melihat mobil putih nabrak dengan cepat. Ditabrak dari belakang. Paling mabuk itu orangnya," imbuh Darso.""
Adam sedikit kaget. Dia membuka tab baru di Google. Kemudian, mengetik "gangguan". Namun, Adam menghapusnya beberapa saat kemudian.
Adam terlihat bimbang. Dia kemudian membuka laci di meja kerjanya dan mengambil foto Laila muda. Dia memandang foto Laila dengan serius. Adam juga mengambil foto Susan di laci meja kerjanya. Dia menyandingkan foto Laila dan Susan. Adam menyadari bahwa wajah mereka sedikit mirip, meskipun tidak identik.
104. INT. RUMAH ADAM - KAMAR PUSPA - DAY
Adam masuk ke kamar.
Terlihat Puspa sedang berbaring di kasur dengan wajah gelisah.
Adam memberikan foto Laila ke ibunya.
ADAM
Puspa mengangkat badannya, lalu duduk di kasur. Kemudian, dia melihat foto itu dengan saksama. Ekspresi Puspa mendadak berubah, seperti orang ketakutan.
ADAM (CONT'D)
PUSPA
ADAM
(Beat)
Puspa menggelengkan kepalanya dengan gelisah.
ADAM (CONT'D)
Puspa menggelengkan kepalanya lagi dengan mata berkaca-kaca.
ADAM (CONT'D)
Puspa menggelengkan kepalanya lagi dengan air mata membasahi wajahnya.
ADAM (CONT'D)
(Khawatir)
PUSPA
(Menangis)
ADAM
Bel berbunyi berkali-kali. Adam mendengar suara bel rumahnya. Namun, dia tidak peduli karena masih bingung dengan ibunya.
PUSPA
(Menangis)
ADAM
Puspa menunjukkan chat WA dari nomor tidak dikenal -- "Aku sudah dekat"
-- chat baru
"Mana? Kok belum keluar? Buka dong pintunya" Adam membaca chat itu dengan serius.
PUSPA
(Menangis)
Adam menatap ibunya dengan serius.
105. INT. RUMAH ADAM - RUANG TAMU - DAY
Adam menuju ke pintu depan dengan terburu-buru. Kemudian, dia membuka pintu.
106. INT./EXT. RUMAH ADAM - TERAS - DAY
Terlihat HANIF, 40 tahun, berdiri di depan Adam. Hanif memakai pakaian rapi dengan celana kain dan kemeja batik seperti seorang guru. Hanif juga membawa tas kulit.
ADAM
HANIF
(Menjabat tangan Adam)
ADAM
HANIF
(Meringis)
Adam menatap Hanif dengan tajam. Adam lalu menuju ke sofa ruang tamu. Hanif ikut masuk ke --
107. INT. RUMAH ADAM - RUANG TAMU - DAY
Hanif dan Adam duduk di sofa.
ADAM
HANIF
(Terkejut)
ADAM
HANIF
ADAM
HANIF
(Lirih)
(Tersenyum)
ADAM
HANIF
Adam sedikit kaget.
ADAM
HANIF
(Meringis)
(Tertawa)
Adam berpikir sejenak.
ADAM
(Beat)
Hanif mengangguk.
ADAM (CONT'D)
(Naik Pitam)
HANIF
Hanif mengambil sebuah foto, kemudian dia berikan foto itu ke Adam.
Adam menerima foto itu, kemudian dia lihat dengan serius. Foto itu adalah foto lama yang terdiri dari Hanif kecil (10) dan Fitri (10) dan Puspa muda (30).
Adam melihat foto itu. Sangat jelas bahwa itu adalah foto Puspa saat masih muda. Adam sangat mengenali wajah ibunya.
Dia terkejut.
HANIF (CONT'D)
Adam menatap Hanif dengan tajam.
ADAM
HANIF
(Meringis)
ADAM
(Naik pitam)
HANIF
Adam menatap Hanif dengan tajam.
HANIF (CONT'D)
108. INT. RUMAH LAMA PUSPA - NIGHT - FLASHBACK
Sebuah rumah kontrakan yang kecil dan sederhana.
Laila (28) bertamu ke rumah Puspa (30). Puspa menyambut Laila dengan ramah.
Hanif (10) dan Fitri (10) menguping dari kamar.
HANIF (V.O.)
Puspa sangat bahagia.
HANIF (V.O.) (CONT'D)
Laila memberikan uang ke Puspa.
HANIF (V.O.) (CONT'D)
109. INT. RUMAH LAMA PUSPA - DAY - FLASHBACK
Puspa dan Susan (30) datang dan masuk ke rumah.
Mereka duduk di kursi. Kemudian, Puspa memanggil Hanif dan Fitri kecil.
Hanif dan Fitri datang. Puspa mengenalkan Susan ke Hanif dan Fitri.
Susan terlihat sangat ramah ke Hanif dan Fitri.
HANIF (V.O.)
110. INT./EXT. RUMAH LAMA PUSPA - DAY - FLASHBACK
Puspa pergi dari rumahnya sambil membawa koper.
Hanif dan Fitri terlihat sedih melihat ibunya pergi dari rumah.
HANIF (V.O.) (CONT'D)
Susan tersenyum sambil melambaikan tangan ke Puspa.
Setelah Puspa pergi. Susan memerintah Hanif.
HANIF (V.O.) (CONT'D)
Susan menyuruh Hanif dan Fitri masak.
111. BEGIN MONTAGE - VARIOUS LOCATIONS - FLASHBACK
-- Hanif dan Fitri menyapu, sedangkan Susan dengan santai tidur.
-- Hanif dan Fitri memasak air. Tangan Fitri terkena panci panas.
-- Hanif dan Fitri memijat Susan.
-- Hanif menyetrika baju Susan sampai gosong.
HANIF (V.O.)
-- Susan menampar Hanif dan Fitri hingga pipi mereka memerah.
HANIF (V.O.) (CONT'D)
-- Susan makin marah. Susan mencekik Hanif dengan geregetan.
HANIF (V.O.) (CONT'D)
-- Susan menyiram kaki Fitri dengan air panas, sedangkan tangan Hanif di tutul kayu bakar.
HANIF (V.O.) (CONT'D)
-- Saat Hanif dan Fitri masih tidur. Susan marah, kemudian melompat ke kasur mereka. Menginjak-injak mereka yang sedang tertutup selimut.
HANIF (V.O.) (CONT'D)
-- Hanif menyelinap ke kamar Susan mengambil sebuah surat.
HANIF (V.O.) (CONT'D)
Mereka melihat isi surat dari Puspa.
PUSPA (TEXT)
-- Hanif dan Fitri kaget. Mereka emosi.
HANIF (V.O.)
-- Susan melihat mereka dari belakang. Susan tertawa.
HANIF (V.O.) (CONT'D)
-- Hanif dan Fitri sambil menangis membersihkan lantai yang terkena kotoran Susan.
-- Setelah Susan keluar dari WC, Hanif dan Fitri membersihkan kotoran Susan di WC.
-- Saat Hanif dan Fitri makan, Susan kencing sambil berdiri di depan mereka.
HANIF (V.O.) (CONT'D)
-- Fitri menyiram mata Susan dengan air panas. Susan kesakitan. Hanif mencoba memukul pintu depan yang digembok dengan kayu. Hanif dan Fitri akhirnya keluar.
Mereka menemui salah satu warga.
HANIF (V.O.) (CONT'D)
-- Susan ditangkap oleh para polisi secara paksa. Para warga menyoraki Susan. Bahkan ada yang melempar batu kerikil saking bencinya.
-- Hanif dan Fitri ditampung di panti asuhan.
HANIF (V.O.) (CONT'D)
-- Wartawan sedang meliput salah satu warga. Rumah lama Puspa sangat ramai.
HANIF (V.O.) (CONT'D)
-- Pedagang koran menjual koran kasus Susan laris di kerubungi warga. Semua warga membaca koran itu.
HANIF (V.O.) (CONT'D)
-- Laila pulang sambil membawa koper. Laila tanya ke salah satu warga.
-- Laila bertanya ke pemilik panti. Hanif dan Fitri dibawa Laila pergi dari panti.
HANIF (V.O.) (CONT'D)
END MONTAGE
BACK TO:
112. INT. RUMAH ADAM - RUANG TAMU - DAY
ADAM
HANIF
Adam hening sejenak.
ADAM
HANIF
Hanif mengambil fotonya (bersama Fitri dan Puspa) lagi dan koran kasus Susan tahun 1992 (yang sebenarnya Adam sudah pernah baca) ke meja.
HANIF (CONT'D)
ADAM
HANIF
ADAM
HANIF
(Tertawa)
ADAM
HANIF
(Gugup)
ADAM
HANIF
(Gugup)
Adam membanting gelas. Dengan cepat, Adam mengarahkan pecahan beling ke leher Hanif.
ADAM
HANIF
Tidak lama Ifa datang. Ifa langsung menarik Adam ke belakang yang saat itu sedang mengancam Hanif dengan pecahan gelas.
Hanif akhirnya bisa lepas dari jeratan Adam.
IFA
Adam masih terengah-engah. Menahan amarahnya.
ADAM
(Sambil menunjuk-nunjuk Hanif)
Ifa hanya menatap Adam dengan keheranan.
ADAM (CONT'D)
(To Hanif)
Ifa menatap Hanif.
HANIF
Adam langsung mengambil tas Hanif. Dia membongkar isi tas kulit itu.
Tas itu hanya berisi foto-foto tadi, dompet, dan HP android. Adam mengambil HP itu.
Ifa keheranan dengan sikap Adam.
IFA
HANIF
ADAM
Adam menarik Hanif agar bangkit dari sofa. Mengambil tas kulit milik Hanif. Dia lemparkan ke Hanif, kemudian mendorongnya ke arah pintu depan.
Hanif sesekali meminta HP-nya dikembalikan. Namun, Adam tidak menggubris.
Ifa sangat keheranan melihat kejadian itu. Dia hanya diam berdiri melihat Adam mengusir Hanif.
113. EXT. RUMAH ADAM - DAY
Hanif menuju ke mobilnya yang berwana putih. Dia masuk ke mobilnya.
Sekilas, kita melihat bercak darah di ban mobil Hanif. Hanif kemudian pergi dengan mobilnya.
Setelah Hanif sampai di depan pintu. Adam menutup pintu utama dan menguncinya dari dalam. Adam kemudian berjalan melewati istrinya.
Ifa hanya geleng-geleng kepala melihat Adam berjalan melewatinya. Ifa kemudian menegur Adam dari belakang.
IFA
Adam berhenti, kemudian berbalik ke arah istrinya.
ADAM
IFA
ADAM
IFA
ADAM
Ifa menatap Adam tajam, tetapi dia tidak merespons omongan Adam.
Adam kemudian pergi meninggalkan Ifa.