132 INT. ATM - NIGHT
Naya berdiri di depan mesin atm, ia mengirim sejumlah uang ke rekening Arumi.
133 INT. KOS NAYA - NIGHT
Naya masuk ke kamar, melempar tas ke kasur kemudian berbaring. Ia memejamkan mata sejenak.
Handphonenya berdering, tertera nama Arumi di layar.
INTERCUT WITH:
134 INT. KAMAR ORTU NAYA - NIGHT
Arumi duduk di samping suaminya yang sedang berbaring.
Arumi memberikan handphone ke suaminya.
INTERCUT WITH:
135 INT. KOS NAYA - NIGHT
Naya tersenyum sambil meneteskan air mata.
INTERCUT WITH:
136 INT. KAMAR ORTU NAYA - NIGHT
Dahlan meneteskan air mata. Ia menahan tangis.
Arumi menggenggam telapak tangan suaminya.
INTERCUT WITH:
137 INT. KOS NAYA - NIGHT
Naya mengusap air matanya yang mengalir deras.
INTERCUT WITH:
138 INT. KAMAR ORTU NAYA - NIGHT
Dahlan mengusap air matanya, ia memberikan handphone ke Arumi kemudian menatap langit-langit kamar dengan air mata yang menetes.
FADE OUT:
139 INT. KOS NAYA - NIGHT
Naya sedang mengerjakan skripsi, mulai pukul 8 malam hingga jarum jam mengarah pukul 12 malam dan berputar lagi di jam 2 pagi. Ia menguap dan menutup laptopnya kemudian tertidur.
140 INT. KAMPUS - DAY
Naya sedang melaksanakan sidang skripsi di sebuah ruangan bersama beberapa dosen dan dewan penguji. Ia mempresentasikan skripsi yang telah dibuat. Para dosen memperhatikan Naya.
DISSOLVE TO:
141 INT. RUANG OPERASI - DAY
Dahlan terbaring di sebuah ranjang, operasi bedah jantung sedang dilakukan bersama beberapa dokter. Ruangan terlihat dramatis.
DISSOLVE TO:
142 INT. LORONG RUMAH SAKIT - DAY
Arumi duduk di sebelah pintu ruang operasi. Wajahnya cemas. Ia mengepalkan tangannya di depan dada khawatir.
DISSOLVE TO:
143 INT. KAMPUS - DAY
Seorang dosen sedang mengajukan pertanyaan pada Naya, kemudian Naya menjawabnya dan menjelaskannya.
DISSOLVE TO:
144 INT. RUANG OPERASI - DAY
Dokter sibuk menangani proses operasi, terlihat monitor dan beberapa alat lainnya di meja. Terlihat wajah Dahlan dengan mata terpejam.
DISSOLVE TO:
145 INT. KAMPUS - DAY
Naya bersalaman dengan para dosen dan dewan penguji. Ia kemudian keluar ruangan.
FADE OUT:
146 INT. KOS NAYA - DAY
Naya sedang telpon dengan ibunya.
INTERCUT WITH:
147 INT. LORONG RUMAH SAKIT - DAY
INTERCUT WITH:
148 INT. KOS NAYA - DAY
Wajah Naya berubah sedih.
INTERCUT WITH:
149 INT. LORONG RUMAH SAKIT - DAY
Ibunya terdiam sejenak.
INTERCUT WITH:
150 INT. KOS NAYA - DAY
Terlihat kekecewaan di wajah Naya.
INTERCUT WITH:
151 INT. LORONG RUMAH SAKIT - DAY
Seorang dokter memanggil Arumi dari belakang.
Arumi menoleh ke belakang.
Arumi fokus ke telepon lagi.
Arumi mengakhiri panggilan, ia berjalan menuju dokter yang memanggilnya.
INTERCUT WITH:
152 INT. KOS NAYA - DAY
Naya meletakkan handphonenya di meja dekat laptop yang menyala. Ia mengambil sebuah figura foto bersama orang tuanya di meja belajar. Memandanginya dengan raut kesedihan.
FADE OUT.
153 INT. KAMPUS - DAY
Beberapa minggu kemudian.
Suasana khidmat. Ruangan dipenuhi oleh mahasiswa yang menanti namanya dipanggil untuk gelar kelulusan. Naya memakai kebaya berwarna merah muda dan toga wisuda.
Naya maju ke depan dengan senyum bahagia. Ia bersalaman dengan para dosen sambil tersenyum melihat podium, kemudian kembali duduk.
Mata Naya menelusur mencari orang tuanya yang tak terlihat di ruangan itu, wajahnya mulai cemas.
154 EXT. TAMAN - DAY
Naya sedang menelepon ibunya namun tak diangkat. Terlihat raut kesedihan di wajahnya.
Naya hanya menghela nafas.
Ibu angkat Maudy melambaikan tangan ke arah Maudy.
Maudy mengelus pundak Naya kemudian menghampiri orang tua angkatnya.
Naya melihat teman-temannya yang tertawa, berfoto bersama kedua orang tua dan keluarganya. Ia meneteskan air mata.
Tiba-tiba Dahlan memanggil Naya dari belakang.
Naya menoleh ke belakang, melihat kedua orang tuanya. Dahlan yang duduk di kursi roda dan Arumi berdiri di sebelahnya.
Naya berlari memeluk erat ayahnya. Air matanya menetes.
Dahlan menatap putrinya.
Naya terharu. Dahlan mencium kening Naya, kemudian mengusap air mata anak gadisnya itu.
Arumi mengelus kepala Naya.
Ia menggenggam kedua tangan orang tuanya.
Naya memeluk lagi kedua orang tuanya.
Naya melepas pelukan kedua orang tuanya dan menoleh ke arah sumber suara. Rara, Winda dan Maryam memeluk Naya yang masih tertegun.
Mereka bertiga memberikan bunga dan sovenir ke Naya.
Naya memeluk sahabatnya erat.
Feno tiba-tiba muncul di belakang Naya dengan sebuah bunga di sebelah tangannya. Naya terkejut mendengar suara itu dan langsung berbalik ke arah Feno.
Feno memberikan buket bunga lili pada Naya.
Naya menerima bunga itu dan mencium aromanya sambil tersenyum.
Ketiga sahabatnya menyorakinya, Naya dan Feno hanya tertawa kecil.
155 INT. KOS NAYA - NIGHT
Terlihat sebuah kalender yang menempel di dinding kamar Naya, pada tanggal 28 Januari diberikan tanda lingkaran merah. Naya sedang memakai jilbab, ia mengambil sebuah tas kemudian keluar kamar.
156 INT. TEATER KECIL - NIGHT
Naya menghadiri malam puncak SAYEMBARA NOVEL DKJ, ia mencari tempat duduk yang pas, kemudian duduk diantara para peserta penulis lain. Di panggung terdengar pembawa acara yang sedang berpidato.
Ia menunggu pengumuman pemenang novel DKJ dari para juri.
Tepuk tangan meriah menyambut. Naya tertegun tak percaya hingga mulutnya menganga. Ia berdiri kemudian berjalan ke panggung menerima penghargaan dari para juri dan bersalaman. Ia tersenyum lebar ke arah penonton.
FADE OUT.
157 INT. GRAMEDIA - DAY
2 tahun kemudian.
Naya sedang melakukan promosi peluncuran novelnya di toko buku Gramedia. Suasana siang itu ramai sekali. Ia duduk di sebuah kursi dan juga ada meja yang berisi tumpukan novelnya.
(Tangan) Naya menandatangani sebuah novel yang berjudul IMPIAN DARI RANAH MINANG, kemudian memberikan kepada penggemar yang menanti di hadapannya.
Naya melanjutkan menandatangani tumpukan novel di meja itu. Seorang pria (40) menghampiri Naya.
Naya menoleh dan langsung berdiri.
Pria itu menunjukkan novel Naya yang di bawa olehnya dengan senyum yakin.
CUT TO BLACK.
SELESAI