101 INT. RUANG DOSEN - DAY
Naya duduk berhadapan dengan seorang dosen wanita (50).
Raut wajah Naya berubah sadih memandang dosen dihadapannya.
Naya beranjak dari kursi, ia keluar dari ruang dosen dengan tubuh lemas.
102 EXT. KORIDOR - DAY
Naya keluar dari ruang dosen menuju koridor. Handphonenya berdering, Arumi menelepon.
INTERCUT WITH:
103 INT. RUMAH NAYA - DAY
INTERCUT WITH:
104 EXT. KORIDOR - DAY
Naya menghentikan langkahnya, bersandar pada dinding. Koridor itu sepi tanpa ada mahasiswa lain yang lewat. Air mata Naya mengalir, ia menutup mulutnya dengan sebelah tangan menahan tangis.
Naya mengusap air matanya, bibirnya bergetar.
INTERCUT WITH:
105 INT. RUMAH NAYA - DAY
Arumi berbisik di teleponnya, ia berada di balik dinding kamar. Ayahnya yang terbaring di kasur membuka mata mendengar percakapan mereka berdua. Air matanya menetes.
INTERCUT WITH:
106 EXT. KORIDOR - DAY
Naya terdiam menahan tangis.
107 INT. KOS MAUDY - NIGHT
Maudy mendesain brosur jasa penerjamah Naya di laptop, di sampingnya Naya memperhatikan.
Naya mengangguk.
108 EXT. KAMPUS - DAY
Naya dan Maudy membagikan brosur jasa translate di kampus ke mahasiswa-mahasiswa yang ada disana.
Naya dan Maudy kelelahan, mereka duduk di taman kampus dengan setumpuk brosur yang telah mereka print, Naya menyeka keringat yang ada di dahinya. Matahari begitu menyengat siang itu.
109 INT. KOS NAYA - DAY
Naya mempromosikan jasa translate abstrak skripsi, artikel, jurnal, dokumen dan tulisan lainnya di internet.
DISSOLVE TO:
110 INT. RESTO - NIGHT
Naya sibuk mondar-mandir melayani pesanan tamu resto yang ramai sekali malam itu. Wajahnya terlihat kelelahan.
DISSOLVE TO:
111 INT. KOS NAYA - NIGHT
Naya mengerjakan terjemahan di laptopnya. Tertempel list pekerjaan translatenya di dinding. Naya menguap, ia ketiduran di depan laptop.
DISSOLVE TO:
112 INT. KOS NAYA - NIGHT
Naya sibuk mengetik di laptop dengan dua koyo yang menempel di dekat dahinya, ia mengenakan sweater hangat dan kaos kaki. Tubuhnya meriang, ia sesekali bersin. Terdapat tisu di dekat laptopnya.
Terdengar panggilan masuk di handphone Naya yang bertuliskan nama Winda.
Naya berhenti mengetik.
Terlihat kekhawatiran di wajah naya.
Naya terdiam.
Terlihat kebimbangan di wajah Naya.
113 INT. PERPUSTAKAAN - DAY
Naya sedang membaca buku di perpus, namun ia tak bisa fokus. Naya mengembalikan buku yang dia baca dan keluar dari perpustakaan.
114 I/E. KOS RARA - NIGHT
Naya mengetuk pintu kos, tante Ratna muncul dari balik pintu.
Naya masuk ke dalam rumah, salim ke tante Ratna.
Naya berjalan menuju ke kamar Rara. Ia mengetuk pintu.
Rara membukakan pintu, mereka saling menatap terdiam beberapa detik. Naya memecah keheningan.
Naya masuk ke dalam kamar berjalan di belakang Rara. Mereka duduk di kasur.
Naya memberikan roti yang ia bawa dan diterima oleh Rara. Naya memperhatikan tangan Rara yang muncul bentol-bentol.
Rara menatap Naya penuh penyesalan.
Mereka berpelukan.
Rara melepas pelukan mereka.
Rara menceritakan kejadian yang menimpanya, mereka akur kembali.
FADE OUT:
115 INT. RESTO - NIGHT
Naya sedang membersihkan meja, mondar-mandir membereskan piring-piring sisa makanan ke dapur. Ia mengantarkan makanan ke salah satu pelanggan resto kemudian beralih ke pelanggan lainnya untuk menawari menu. Resto itu sangat ramai.
Terdengar keributan pada meja salah satu pelanggannya.
Seorang laki-laki (40) menunjuk Naya, namun Naya tak menyadarinya.
Naya masih mencatat menu.
Teman Naya, Irene menghampirinya.
Naya buru-buru menyerahkan catatan menu ke Irene dan berjalan ke arah meja tersebut.
Pelanggan itu beranjak dari kursinya.
Pelanggan itu tak menghiraukan Naya dan melewatinya begitu saja keluar dari resto.
Naya masuk ke dapur dengan wajah sedih, Irene menghampirinya.
Naya menunduk dengan wajah sedih.
116 EXT. JALANAN - NIGHT
Naya berjalan, langkahnya berat. Lampu-lampu Kota Jakarta dan angin malam menyapu kerudungnya. Ia berhenti di sebuah butik yang sudah tutup, duduk di depan pintu masuk sambil menyandarkan tubuhnya dengan lesu. Pandangannya menatap ke jalanan yang tak begitu banyak pengendara, air matanya berurai.
Ia membuka layar handphone, foto Naya dan kedua orang tua di wallpaper handphonenya.
Tangisnya pecah menatap foto itu, ia menggenggam handphonenya erat-erat.