17 I/E. KORIDOR SEKOLAH - DAY
Maryam, Rara, Naya dan Winda berjalan di koridor sekolah menuju kelas.
Mereka memasuki kelas yang ramai pagi itu, lalu menuju ke bangku masing-masing.
Maryam memohon contekan ke Rara.
Rara mengambil buku dari tasnya kemudian memberikan ke Maryam dan langsung disalin oleh Maryam.
DISSOLVE TO:
18 INT. RUANG KELAS. DAY
Ruangan nampak hening, murid-murid fokus mengerjakan Ujian Nasional. Terlihat dua orang guru yang sedang mengawasi mereka.
DISSOLVE TO:
19 INT. AULA SEKOLAH. DAY
Ruang aula dipenuhi wali murid dan murid-murid yang menunggu namanya dipanggil untuk kelulusan. Naya duduk diantara murid lainnya bersama Maryam, Winda dan Rara.
Naya tertegun, melihat ke arah Maryam dan Winda yang tersenyum bangga ke Naya. Tanpa disadari, terlihat raut kecewa pada Rara.
Naya berjalan naik ke panggung disertai tepuk tangan meriah. Ia menerima piala, bersalaman dengan guru disertai senyum haru. Ia menunjukkan piala ke arah teman-temannya dengan senyum lebar.
Ayah dan bundanya tersenyum bangga sambil bertepuk tangan.
20 EXT. TAMAN SEKOLAH. DAY
Naya, Maryam, Winda dan Rara berbaring di taman sekolah sambil menatap langit.
Winda memejamkan mata.
Winda hanya mengangkat bahu disertai senyum tipis.
Dari arah berlawanan berjalan Feno (18) ke arah mereka bertiga.
Naya dan teman-temannya terbangun. Naya berdiri ke arah Feno.
Feno tersenyum, tangan kirinya dimasukkan ke dalam saku celana sedangkan tangan kanannya membawa buket bunga yang disembunyikan di punggung. Ia berdiri berjarak dengan Naya.
Feno memberikan buket bunga pada Naya.
Maryam, Winda dan Rara melihat mereka berdua sambil cengar-cengir.
Maryam berdeham disengaja. Mereka berdua kikuk.
Rara memasang wajah cemburu tanpa disadari oleh teman-temannya. Ia mengalihkan pandangan ke arah lain sambil mengerutkan dahi.
Naya menerima bunga itu dengan ekspresi bingung.
Naya dan Feno tertawa.
Naya menunjukkan bunganya, Feno mengangguk dan berjalan menjauh dari Naya.
Naya berbalik ke arah teman-temannya.
Goda Maryam menyenggol pundak Naya.
Rara memaksakan senyumnya. Naya mencium lagi bunga itu sambil tersenyum.
21 INT. WARNET. DAY
Naya fokus melihat layar komputer, ia memperhatikan sebuah web yang berisikan informasi beasiswa Universitas Indonesia.
FADE OUT.
22 EXT. RUMAH MARYAM - DAY
2 minggu kemudian.
Naya duduk disamping Maryam yang sedang menjaga toko sambil streaming drakor di laptop. Terlihat adegan romantis aktor dan aktris korea dalam film.
Mereka berdua tertawa.
Seorang ibu (50) berjalan menuju toko.
Maryam menghentikan drama yang sedang ditonton, buru-buru melayani pembeli, mencari rinso dan molto di jajaran deterjen yang dipajang.
Naya menunggu Maryam sambil mengetuk-ketukkan jarinya ke meja, ia membelalakkan mata teringat beasiswa yang diajukan.
Naya membuka tab baru pada browser dan mengecek Email. Wajahnya tegang. Loadingnya lumayan lama.
Ia menscroll Email yang masuk. Membuka salah satu Email yang ia cari. Naya tertegun tak percaya.
Maryam berbalik, terkejut melihat mulut Naya yang menganga di depan laptop. Ia menepuk pundak Naya.
Naya masih terdiam sambil terus menatap laptop berisikan Email itu. Maryam membaca Email di layar yang menyatakan Naya lolos seleksi beasiswa di UI.
Maryam memeluk Naya sampai terguncang tubuhnya. Naya tersenyum bahagia.
23 INT. RUANG KELUARGA - NIGHT
Arumi, Dahlan dan Naya duduk di ruang keluarga.
Ayahnya mengangguk setuju.
Naya menyilangkan tangan, membuang pandangan ke samping. Wajahnya kesal.
Ayahnya menengahi perdebatan mereka berdua.
Naya langsung menyahut.
Arumi berdiri.
Arumi meninggalkan mereka berdua dan masuk ke dalam kamar. Naya menatap langkah ibunya dengan wajah sedih.
24 EXT. TERAS - DAY
Naya menyirami tanaman bunga di teras rumah, bibirnya manyun. Ia melamun, melihat ke kejauhan sampai air siraman tumpah kemana-mana.
Dahlan muncul dari dalam rumah, berhenti di tengah pintu, sebelah tangan masuk ke dalam saku celana.
Ia menatap Naya. Terlihat raut kesedihan di wajahnya, lalu memaksakan untuk tersenyum.
Naya tersentak, spontan melihat ke belakang.
Dahlan menghampiri Naya, melihat-lihat bunga yang baru saja disirami.
Ayahnya tertawa kecil.
Naya berhenti menyiram, ia menatap ayahnya.
Ayahnya terdiam, kemudian ia menepuk pundak Naya.
Naya mengangguk dan kembali menyirami tanaman.
25 INT. DAPUR - NIGHT
Naya menghampiri Arumi yang sedang mencuci piring, ia mengambil segelas air putih dari dalam kulkas kemudian menyandarkan tubuh ke kulkas memperhatikan ibunya.
Arumi berhenti mencuci piring dan menatap Naya.
Mereka saling menatap satu sama lain, kemudian Arumi berbalik badan, melanjutkan mencuci piring dengan wajah bimbang. Naya menaruh gelas di meja dapur, lalu berjalan lemas masuk ke dalam kamar.
26 INT. KAMAR ORTU NAYA - NIGHT
Dahlan masuk ke kamar dan menutup pintu, Arumi sedang melipat pakaian yang menumpuk di keranjang di atas kasur.
Dahlan duduk di ujung ranjang dan memperhatikan istrinya.
Arumi menghela nafas membelakangi Dahlan.
CUT TO:
27 INT. KAMAR NAYA - NIGHT
Sebuah celengan ayam besar terpecah di lantai.
CUT BACK TO
28 INT. KAMAR ORTU NAYA - NIGHT
Arumi berucap.
CUT BACK TO
29 INT. KAMAR NAYA - NIGHT
Uang pecahan 50rb, 100rb, 20rb, 10rb berserakan. Naya mengumpulkan uang-uang itu.
CUT BACK TO
30 INT. KAMAR ORTU NAYA - NIGHT
Arumi memasukkan baju lipatan ke dalam lemari. Berhenti sejenak kemudian berbalik menatap suaminya.
CUT BACK TO
31 INT. KAMAR NAYA - NIGHT
Naya menghitung uang hasil memecah celengan itu.
CUT BACK TO
32 INT. KAMAR ORTU NAYA - NIGHT
Dahlan menatap istrinya.
CUT BACK TO
33 INT. KAMAR NAYA - NIGHT
Naya membersihkan pecahan celengan ayam itu, mengumpulkannya jadi satu lalu membuang ke tempat sampah yang ada di kamarnya. Ia menyimpan uang itu di dalam lemari.
CUT BACK TO
34 INT. KAMAR ORTU NAYA - NIGHT
Arumi berhenti melipat baju.
Dahlan menghampiri Arumi, merangkul pundak istrinya.
Arumi menatapnya penuh kepercayaan.
35 INT. RUANG TAMU - DAY
Di ruang tamu terlihat Dahlan dan Pak Gito (55) duduk berhadapan sedang tertawa.
Pak gito menyodorkan amplop di atas meja.
Naya berjalan masuk ke dalam rumah sambil meminum es di plastik.
Naya menundukkan pandangan dan langsung menuju dapur.
Pak Gito dan Dahlan melanjutkan percakapan.
36 INT. DAPUR - DAY
Naya masuk ke dapur. Arumi sedang membersihkan meja makan, Naya duduk di kursi ruang makan.
Dahlan masuk ke dapur membawa amplop tadi.
Dahlan menuangkan air putih ke dalam gelas.
Naya berdiri menatap Dahlan dan Arumi bergantian dengan wajah tak menyangka. Arumi mengangguk sambil tersenyum, begitupun Dahlan.
Naya memeluk kedua orang tuanya erat dengan senyum bahagia.