40. INT. KAMAR HOTEL - DAY
Putri duduk melamun di tepi ranjang.
Kevin keluar dari kamar mandi dan berjalan kearah Putri dan berdiri terdiam dihadapannya.
Putri bangkit berdiri lalu perlahan Putri melepas kaos dari tubuh Kevin.
Kevin hanya terdiam mengikuti apa yang dilakukan Putri.
Dengan sedikit gemetar, Putri memegang dada bidang Kevin yang tanpa sehelai bulu pun disana.
Putri mencium lembut dada bidang itu.
Kevin masih terdiam menatap Putri yang tidak berani menatapnya, hanya menatap dadanya.
Kevin mengangkat dagu Putri dan menatapnya sebentar, lalu dia mencium lembut bibir Putri, dan mencium leher Putri.
Kevin merebahkan Putri diranjang, lalu kembali mencium bibir Putri dan menciumi leher Putri.
Putri membelai lembut rambut Kevin saat Kevin mencumbunya.
Tiba-tiba Kevin berhenti dan menatap Putri, lalu mencium lembut bibir Putri.
Putri meneteskan air mata saat mencium Kevin.
Putri menagis saat ciuman itu masih berlangsung.
Kevin terkejut, melepas ciumannya dan menatap Putri yang masih menangis.
Kevin bangkit berdiri,mengambil kaosnya dan mengenakannya lalu keluar kamar meninggalkan Putri yang masih menangis di ranjang.
CUT TO
41. INT. KAMAR HOTEL - DAY
Kevin masuk kedalam kamar.
Putri bangkit berdiri dan berjalan menuju pintu sambil membawa kopernya.
Kevin berdiri didepan pintu dan terkjut melihat Putri dan kopernya.
Putri menghampiri Kevin dan memeluknya.
Kevin terdiam.
PUTRI
Aku pulang mas.
(Putri melepas pelukannya)
PUTRI
Maafkan Putri yang tidak bisa menemani perjalanan mas Kevin sampai selesai seperti janjiku.
(Putri meraih tangan Kevin dan menciumnya)
(Putri terisak)
(Kevin menitikkan air mata)
KEVIN
Kenapa?
PUTRI
Aku jatuh cinta padamu mas. Aku sadar aku jatuh cinta padamu dan aku tidak mau terlalu dalam memiliki perasaan ini karena takut nanti mas...
KEVIN
Mati.
(Putri terkejut)
PUTRI
Mas!!!.
(Kevin tersenyum lalu memeluk Putri)
KEVIN
Putri jaga diri baik-baik ya.
PUTRI
Mas.
(Kevin melepas pelukannya)
KEVIN
Terimakasih sudah menemaniku beberapa minggu ini.
PUTRI
Ini aku kembalikan.
(Putri menyerahkan selembar cek senilai duapuluhlima juta)
KEVIN
Simpanlah Put.
PUTRI
Perjanjian kita batal mas.
(Putri memeluk Kevin dan menyelipkan cek itu di jaket Kevin)
PUTRI
Jaga diri mas Kevin.
(Putri melepas pelukannya lalu berjalan keluar kamar dengan kopernya)
Kevin hanya diam mematung.
CUT TO
42. INT. CAFE - NIGHT
Suasana Cafe lenggang.
Kevin membuka bir keduanya lalu meminumnya.
Diisapnya rokok ditangannya yang hampir habis.
Cyntia berjalan kearah Kevin dan duduk dihadapannya.
Cyntia meraih bir ditangan Kevin dan meminumnya.
CYNTIA.
Semua baik-baik saja? Ceritamu ditelfon tadi seperti tampak ada masalah besar.
(Kevin mematikan rokoknya)
KEVIN
Aku melakukan kesalahan, kesalahan yang harusnya tidak aku lakukan sejak awal.
(Cyntia menyalakan rokoknya dan menikmatinya)
KEVIN
Harusnya aku tidak perlu berpetualang dan lebih baik diam dikamar sambil menunggu malaikat maut menjemputku.
(Cyntia tersenyum)
CYNTIA
Selalu ada kesempatan kedua untuk setiap kesalahan.
(Kevin meneguk birnya)
CYNTIA
Kamu bahagia?
KEVIN
Aku bahagia, tapi kenapa semuanya datang terlambat.
CYNTIA
Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.
(Kevin menatap serius Cyntia lalu tersenyum)
KEVIN
Harusnya aku tidak membicarakan ini denganmu, aku sudah mengecewakanmu.
CYNTIA
Ini hidup dan pilihanmu Kev, dan aku hanya bagian dari hidupmu bukan pilihanmu.
Luka itu akan sembuh, tapi kehilanganmu untuk selamanya adalah luka yang sebenarnya dan akan menjadi luka yang tidak akan pernah sembuh.
Kamu akan selalu menjadi sahabat terbaikku, kita pernah melakukan banyak hal bodoh dan mungkin pernikahan itu adalah salah satunya.
(Mereka tertawa)
CYNTIA
Bagaimana selanjutnya?
(Kevin menghela nafas)
KEVIN
Aku akan tetap melanjutkan perjalanan ini, walaupun berat tanpa kehadirannya.
CYNTIA
Kamu nyaman bersamanya.
KEVIN
Aku sudah terbiasa dengan kehadirannya
CYNTIA
(Tersenyum)
Itu bukan pertanyaan.
(Kevin tersenyum)
(Hening)
KEVIN
Itu yang terbaikkan Cyn?
CYNTIA
Untuk siapa Kev, kamu atau Putri?
(Cyntia mematikan rokoknya)
CYNTIA.
Tidak ada yang terbaik, karena semua telah terluka, sudah terlambat, semua telah terluka.
KEVIN
(Menitikkan air mata)
Tapi paling tidak, dia tidak akan melihat saat-saat terakhirku.
CYNTIA
Atau mungkin itu yang akan menjadikannya penyesalan mendalam dalam hidupnya.
Putri mencintaimu, terimalah itu.
Jangan kamu tolak semua orang karena sakit sialanmu itu.
(Kevin terkejut dengan emosi Cyntia)
CYNTIA
Jangan jadikan pengorbananku padamu sia-sia.
(Kevin mencium tangan Cyntia)
KEVIN
Maafkan aku Cyn, maafkan aku.
CYNTIA.
Selalu kabari keadaanmu dan lokasimu lewat emailku, agar aku bisa memantaumu setiap hari. Semua akan berbeda sekarang. Kalau kamu merasa kuat melalui perjalanan ini sendiri, lakukanlah. Pulanglah kalau badanmu sudah mulai ingin istirahat.
(Kevin tersenyum dan mengangguk)
43. INT. KAMAR KOS PUTRI - DAY
Sudah dua hari Putri mengunci diri didalam kamarnya.
Arya beberapa kali mengetuk kamar Putri dan memanggilnya.
Putri hanya terdiam dan kadang menangis dibawah selimutnya.
RINI
Put buka pintunya Put.
(Sambil mengetuk pintu)
DEWI
(Menggedor pintu)
Put buka pintunya atau kita dobrak.
(Hening)
(Pintu terbuka dan Rini, Dewi dan Arya terkejut melihat penampilan Putri yang berantakan dengan mata sembabnya)
(Aryo segera masuk dan membereskan kamar Putri)
(Rini dan Dewi menenangkan Putri, membawanya duduk dikarpet)
(Rini memaksa Putri makan dan minum lalu mulai menyuapinya)
(Dewi merapikan penampilan Putri, menata rambutnya dan mengusap airmatanya)
(Mereka membiarkan keadaan Putri tenang)
RINI
(Cemas dan memegang erat tangan Putri)
Apa yang terjadi Put? Kenapa kamu jadi seperti ini? dan kenapa tidak segera menghubungi kami Put?
ARYA
Dia menyakitimu?
(Putri menggeleng)
DEWI
Ceritakan apa yang terjadi Put.
(Putri menatap ketiga sahabatnya)
PUTRI
Maafkan aku tidak bisa menepati janjiku pada kalian.
DEWI
Maksudmu?
PUTRI
Kamu benar Rin, ucapanmu benar.
(Rini menghela nafas)
PUTRI
Awalnya semua baik baik saja, perjalananku dengan mas Kevin. Tidak ada yang aneh dan semua masih bisa kulakukan seprofesional mungkin. Tapi seiring berjalannya waktu rasa khawatir dan cemas itu mulai menguburku dan berganti dengan rasa takut akan kehilangannya, rasa takut akan kepergiaannya dan rasa takut aku telah jatuh cinta padanya.
(Putri menangis)
(Rini memeluknya dan ikut menitikkan air mata)
PUTRI
Yang ada dalam pikiranku sekarang hanya dia, bagaimana keadaanya, siapa yang memegang tangannya saat rasa sakit itu datang , siapa yang memeluknya saat dia merasa sakit dam sendirian.
(Putri melepas pelukannya)
PUTRI
Maafkan aku telah mengecewakan kalian.
DEWI
Mungkin kami juga bersalah karena mendorongmu untuk menerima tawaran mas Kevin.
PUTRI
Aku akan tetap menerima tawaran itu, walaupun tanpa dorongan kalian. Ini semua bukan tentang uang limapuluh juta dan juga bukan tentang persoalan pernikahan yang batal.
Aku baru sadar, ini semua tentang sebuah ciuman, ciuman yang mengawali ini semua, yang membuat hatiku mulai mencuri rasa darinya. Rasa yang mulai tidak bisa aku kendalikan seiring perjalanan dan kebersamaan kami. Rasa bahagia yang muncul saat melihat dia tertawa, rasa sedih saat melihatnya kesakitan dan rasa ingin mati saat melihat dia tidak sadarkan diri.
(Putri menangis)
(Dewi dan Rini menangis dan memeluk Putri)
(Arya mengusap lembut bahu Putri)
ARYA
Put...
PUTRI
Aku tidak ingin melihat dia sendirian mas disaat terakhir dalam hidupnya. Aku ingin berada disampingnya, memegang tangannya dan memeluknya saat dia kesakitan dan menemani dia disaat saat terakhirnya nanti.
PUTRI
Aku mencintainya mas.
(Hening)
(Dewi melepas pelukannya dan menatap Putri)
(Dewi bangkit berdiri dan menarik Putri agar berdiri)
(Semua bingung menatap Dewi)
DEWI
(Emosi)
Katakan... katakan semua yang baru saja kamu katakan pada mas Kevin.
PUTRI
Tapi...
DEWI
Apa kamu ingin seumur hidupmu terus bertanya tanya tentang perasaan mas Kevin? Mungkin dia juga merasakan apa yang kamu rasakan saat ciuman pertama kalian.
RINI
Wi...
DEWI
Apa kamu mau seumur hidupmu dihantui rasa bersalah karena meninggalkannya sendirian disaat saat terakhirnya.
RINI
Dewi...
DEWI
Mungkin dia sengaja ingin membuatmu pergi karena tidak ingin membebanimu Put. Mungkin dia jatuh cinta padamu tapi tidak ingin membuatmu kehilangan dirinya terlalu dalam saat dia pergi nanti.
RINI
Tatapannya padamu malam itu adalah tatapan jatuh cinta Put.
(Semua menatap Rini)
ARYA
Pergilah, dan carilah jawaban atas semua perasaanmu dan selesaikanlah apa yang telah kalian mulai sejak ciuman pertama kalian.
(Putri terdiam dan mengusap airmatanya)
PUTRI
Tapi aku tidak tahu dimana mas Kevin sekarang, aku tidak tahu rencananya.
(Semua tampak kecewa)
(Suasana hening)
DEWI
Dia tahu dimana mas Kevin sekarang berada.
(Semua menatap Dewi penasaran)
DEWI
Rini dan mas Arya disini saja, packing baju Putri agar nanti waktu kembali bisa langsung berangkat.
(Rini dan Arya mengangguk)
PUTRI
Tapi Wi...
DEWI
Kamu dan aku akan menemuinya.
(Dewi menarik tangan Putri keluar kamar)
PUTRI
Kita mau bertemu siapa Wi?
(Dewi tidak menggubris pertanyaan Putri)
CUT TO