12. INT . KAMAR HOTEL - NIGHT
Putri selesai menata koper dan barang bawaan lalu merebahkan dirinya diranjangnya.
Kevin berdiri didekat jendela menatap keluar memandang kota Palembang.
PUTRI
Kenapa Palembang?
(Menatap Kevin dan masuk kedalam selimut)
(Putri menyalakan TV)
KEVIN
(Masih diposisi yang sama)
Aku dibesarkan di salah satu panti asuhan di Palembang Put. Saat umurku duabelas tahun, aku diadopsi oleh salah satu keluarga yang tinggal tidak jauh dari panti asuhan, dan mereka membawaku ke Jakarta.
(Kevin tersenyum menatap Putri lalu kembali menatap kearah luar)
KEVIN
Dan sejak saat itu, aku tidak pernah lagi menginjakkan kakiku di sini. Terakhir aku lihat, tempat itu hanya sebuah lapangan dengan banyak warung tenda, dan sekarang sebuah mall terbesar berdiri diatasnya.
(Kevin berjalan menuju ranjangnya dan merebahkan dirinya)
KEVIN
Kesibukan menjadi orang dewasa terkadang membuat waktu cepat berlalu dan tiba-tiba kita tersadar sudah berada diujung waktu.
PUTRI
Sebuah ironi ya mas, dulu sewaktu kecil kita ingin segera menjadi dewasa dan hidup mandiri, tapi setelah kita menghadapi dunia orang dewasa, kita merasa lelah dan ingin kembali kemasa kecil kita.
KEVIN
(Menatap Putri dan sebaliknya)
Mungkin kalau kita bahagia, tidak ada pikiran untuk kembali kemasa kecil kita.
(Hening)
PUTRI
Kemana tujuan pertama kita besok?
(Putri sibuk mengganti saluran telivisi)
KEVIN
Makan Pempek, Martabak Har, Mie Celor, Pindang dan Brengkes lalu...
(Putri menatap Kevin dengan heran lalu melemparnya dengan bantal)
(Mereka tertawa)
CUT TO
13. INT/EXT. LRT PALEMBANG - DAY
Putri dan Kevin duduk berhadapan didalam LRT Palembang yang sedang menuju stasiun Ampera. Mereka memandang keluar jendela, melihat kemacetan kota Palembang.
Putri dan Kevin turun di stasiun Ampera, berjalan sepanjang masjid Agung Palembang. Kevin sibuk memotret suasana kota Palembang.
14. INT. RESTO PEMPEK SAGA - DAY
Putri dan Kevin duduk dimeja yang sudah tersaji pempek lengkap.
Putri tersenyum saat Kevin memotret dirinya.
Selesai memotret hidangan pempek, Kevin meletakkan kameranya diatas meja. Putri hanya tersenyum mengawasi tingkah Kevin.
KEVIN
Bagi orang Palembang, hari mereka tidak akan lengkap kalau tidak dimulai dengan pempek, dan disetiap sudut kampung, pasti ada yang menjual pempek dengan harga merakyat.
(Kevin dan Putri asyik menyantap hidangan pempek)
KEVIN
Orang Palembang bilang, seenak apapun pempek yang kamu makan, kalau cukonya terasa biasa maka pempeknyapun akan terasa biasa. Dan sebaliknya, kalau pempekmu biasa saja tapi cukonya luar biasa maka pempekmu akan menjadi luar biasa juga.
PUTRI
Walau sudah lama tidak kesini, semuanya masih nampak didalam ingatan mas.
KEVIN
(Tersenyum)
Istilahnya, kalau kita sudah minum air sungai musi, pasti akan rindu kembali kesini.
PUTRI
(Terkejut)
Serius?
KEVIN
Istilah Put...
(Mereka tertawa)
(Kevin tampak kepedasan dengan kuah pempeknya. Putri Segera menyodorkan minuman kepadanya, sambil diusapnya keringat diwajah Kevin dengan tisu)
KEVIN
Jangan bikin aku baper!.
PUTRI
(Tersenyum)
Sudah termasuk fasilitas.
(Kevin terkejut menatap Putri)
KEVIN
Untunglah, aku pikir ada biaya tambahan.
(Putri mencubit bahu Kevin)
(Kevin kesakitan)
KEVIN
(Masih makan)
Memangnya tidak ada satupun dari mereka yang jatuh cinta padamu, atau sebaliknya?
(Putri diam sebentar menatap Kevin, melihat kemana arah pembicaraan Kevin)
PUTRI
Pernah nonton film Pretty Woman?
(Kevin menatap Putri lalu menaikan bahunya)
(Putri menghela nafas)
PUTRI
Nanti malam kita nonton filmnya.
KEVIN
Intinya dulu Put!.
PUTRI
Tidak ada ciuman.
(Kevin berhenti makan lalu melanjutkan makannya sambil mengangguk)
KEVIN
Lalu ciuman kita?
(Putri yang sedang makan terkejut dan tersedak)
(Kevin tersenyum dan menyodorkan minum dan tisu pada Putri)
CUT TO
15. EXT. JALAN ANGKATAN 66 - DAY
Putri dan Kevin mencari panti asuhan tempat Kevin dibesarkan dulu.
Mereka tidak menemukannya.
Mereka bertanya pada penduduk dan ternyata memang panti asuhan sudah tutup.
Kevin tampak kecewa.
CUT TO
16.INT. KAMAR HOTEL - NIGHT
Putri mengetuk pintu kamar mandi berulang ulang.
Kevin berada didalam sedang muntah di closet.
PUTRI
Mas, Buka pintunya mas.
(Terdengar suara Kevin muntah dari dalam)
(Putri mengetuk pintu kembali)
PUTRI
Mas Kevin, buka mas.
(Pintu terbuka dan Kevin tampak berantakan dengan wajah menahan rasa sakit dam mual)
KEVIN
Kamu tidak perlu melihat semuanya Put.
(Kevin berjalan menuju ranjangnya)
KEVIN
Kamu tidak perlu ikut merasakan sakitku.
(Kevin mengerang menahan rasa sakit dikepalanya, lalu merebahkan dirinya diranjang dan berselimut)
(Putri berjalan menuju ranjang Kevin lalu duduk disampingnya dan menatap punggung Kevin)
(Kevin masih nampak kesakitan)
(Putri masuk kedalam selimut dan memeluk Kevin dari belakang)
(Putri memegang tangan Kevin, dan Kevin meremas tangan Putri sambil menahan rasa sakit dikepalanya)
KEVIN
Put...
PUTRI
Ssssssttttt... Sudah diam, ini fasilitas, sayang kalau tidak digunakan.
(Kevin tersenyum)
CUT TO
17. EXT. JALAN SUDIRMAN - DAY
Kevin dan Putri berjalan santai, sesekali bercanda. Kevin sibuk memotret bangunan di sepanjang jalan Sudirman, Putri sibuk mengawasinya.
CUT TO
18. INT. RESTORAN MARTABAK HAR - DAY
Putri dan Kevin menikmati makanan Martabak dimeja mereka.
KEVIN
Terimaksih semalam Put. Seharusnya kamu tidak perlu repot merawatku. Tidak ada dalam perjanjian.
(Kevin meminum teh tarik didepannya)
PUTRI
(Sambil menyantap martabak)
Kan sudah aku bilang mas kalau fasilitas.
(Kevin tersenyum)
PUTRI
Kemarin waktu mas Kevin bilang mau makan martabak, dalam benakku adalah martabak seperti yang biasa aku makan di Jogja mas, ternyata sangat jauh berbeda.
KEVIN
(Tersenyum)
Martabak disini isinya hanya telur Put, bisa ayam atau bebek. Nah yang bikin spesial adalah kuah kari kentangnya yang cocok dimakan dengan irisan cabai hijau dan kecap. Kalau kamu beruntung bisa dapat ati ayam di dalam kuahnya.
(Putri mengaduk kuah di mangkoknya)
(Kevin tersenyum)
KEVIN
Dan warung martabak Har ini adalah pionirnya, jadi orang tetap menyebutnya martabak Har dimanapun mereka membelinya.
(Mereka menikmati makan siang mereka)
CUT TO
19. EXT. SUNGAI MUSI - DAY
Kevin dan Putri menyusuri sungai Musi dengan kapal berukuran sedang menuju Pulau Kemarau ditengah sungai.
Putri tersenyum dan bergaya beberapa kali saat Kevin memotretnya.
20. EXT. PULAU KEMARAU - DAY
Putri duduk dibawah pohon rindang sambil mengipas kipas dan memperhatikan Kevin yang sibuk memotret disekeliling pulau.
Pandangan Putri tidak pernah lepas dari Kevin.
Kevin menghampiri Putri dan duduk disampingnya.
Putri menyodorkan air mineral dan mengusap wajah Kevin yang berkeringat dengan tisu.
KEVIN
Kita belum jadian.
(Kevin meminum air mineral ditangannya)
(Putri tersenyum dan melempar Kevin dengan tisu bekas)
KEVIN
(Menatap kearah sungai Musi)
Jangan jatuh cinta padaku!. I'm Dying.
(Putri memgikuti arah pandangan Kevin dan tersenyum)
PUTRI
Baiklah, tapi jangan jatuh cinta padaku juga, you're dying.
(Kevin menatap Putri)
KEVIN
Baiklah.
CUT TO
21. EXT. JEMBATAN AMPERA - NIGHT.
Putri dan Kevin berjalan-jalan santai di atas jembatan Ampera.
Putri dan Kevin duduk di tepi sungai Musi diarea Benteng Kuto Besak. Sesekali Kevin memotret Putri dengan background jembatan Ampera.
CUT TO
22. INT. KAMAR HOTEL - NIGHT
Putri keluar dari kamar mandi.
Kevin sudah siap tidur diranjangnya dibawah selimut.
PUTRI
(Protes)
Katanya mau nonton film pretty woman?
(Kevin menghela napas lalu bangkit dan mengambil laptopnya dimeja)
(Putri tersenyum gembira dan segera duduk diranjang Kevin)
(Kevin mulai memutar filmnya)
PUTRI
Jangan tidur!.
(Kevin menghela napas panjang lagi)
(Putri tersenyum geli)
(Mereka terdiam menikmati film)
(Dipertengahan film, Kevin terlelap dipangkuan Putri)
(Putri mencoba bergerak tapi takut membangunkan Kevin)
(Putri menatap wajah Kevin)
(Sampai film usai posisi mereka tidak berubah)
(Dengan hati-hati Putri memutar film kembali dari awal(
(Putri terlelelap)
CUT TO