10. EXT. FOODCOURT MALL - DAY
Putri, Dewi dan Rini sedang menikmati makan siang mereka. Putri baru saja selesai menceritakan kejadian selama dia di Jakarta.
DEWI
Aku jadi penasaran, alasan apa yang membuat bu Cyntia luluh dan melepas mas Kevin? Dan tentang sosok mas Kevin yang mampu menakklukan bu Cyntia.
(Putri berpikir sejenak, mengingat ingat sesuatu)
RINI
(Menatap Putri heran)
Kenapa?
PUTRI
Aku tidak sempat menanyakan hal itu pada mas Kevin, disatu sisi aku lega ciuman itu bukan menjadi alasan hancurnya pesta pernikahan mereka, tapi disisi lain aku seperti ditampar saat tahu dia mengidap kanker otak stadium akhir
(Rini dan Dewi menatap Putri serius)
PUTRI
Tidak ada ekspresi kesedihan diwajahnya, aku rasa dia mencoba untuk kuat didepanku. Aku tidak tahu bagaimana cara dia menghadapi kenyataan bahwa umurnya tidak lama lagi.
DEWI
Aku pikir mereka akan menjadi pasangan yang sempurna, tapi takdir berkata lain.
RINI
Mungkin mas Kevin sudah memiliki rencana dan mempersiapkan semuanya, termasuk hal terburuk yang mungkin akan terjadi pada dirinya.
(Putri dan Dewi terkejut menatap Rini)
RINI
Kenapa?
DEWI
Tumben kata-katamu berbobot.
(Putri dan Dewi tersenyum)
RINI
Wajarkan jadi sedih dan pilu seperti ini, membayangkan sosok mas Kevin yang masih muda dan cerah masa depannya harus menerima kenyataan umurnya tinggal beberapa bulan lagi.
(Semua terdiam)
Rini
Apa tidak ada pengobatan yang bisa menyembuhkan mas Kevin?
PUTRI
Semua pengobatan hanya akan memperpanjang harapan hidupnya saja, selebihnya hanya menunggu sebuah keajabian
(Semua terdiam kembali)
PUTRI
Aku rasa dia sudah berada di fase menerima dan memilih menikmati sisa hidupnya daripada menghabiskan sisa waktunya untuk meratapi dan diam menunggu keajaiban datang.
DEWI
Lalu bagaimana dengan tawaran mas Kevin?
(Rini memegang tangan Putri)
Limapuluh juta itu uang yang banyak Put, kamu bisa kuliah sampai selesai.
DEWI
Bener Put, lagipula kamukan hanya menemani mas Kevin selama beberapa minggu saja, dan dia juga tidak meminta hal-hal aneh seperti yang lain.
RINI
Apa sampai tua kamu akan seperti ini terus, jualan parfum sambil jadi lonte.
(Dewi dan Putri tertawa)
DEWI
Apa yang membuatmu ragu?
(Putri merenung sejenak)
RINI
Kamu takut jatuh cinta?
(Putri terkejut menatap Rini, lalu tersenyum)
PUTRI
Aku terkadang merasa hati ini sudah mati rasa, melihat betapa mudahnya kesetiaan itu tergadai oleh nafsu.
DEWI
(Memegang tangan Putri lembut)
Hey...
PUTRI
Aku tahu apa yang aku lakukan adalah sebuah kesalahan, dan aku tidak ingin cinta tumbuh disana, disaat aku membuat kesalahan itu.
DEWI
Dan mungkin, limapuluh juta ini akan membuatmu berhenti membuat kesalahan-kesalahan itu.
RINI
Yang terpenting, ini adalah kesempatan terbaikmu untuk merubah nasibmu dengan uang limapuluh juta itu. Kami hanya ingin yang terbaik untukmu Put, yang terpenting tetap profesional.
PUTRI
Sebenarnya aku lebih takut dengan kondisi mas Kevin. Aku khawatir ditengah perjalanan kami, terjadi sesuatu dengannya.
(Semua terdiam)
DEWI
Mungkin saat ini dia masih dalam kondisi stabil, dan saat kondisinya sudah tidak memungkinkan untuk dia bepergian , mungkin dia akan lebih memilih untuk istirahat.
RINI
Lalu setelah perjalanan kalian usai, bagaimana dengan mas Kevin?
(Rini dan Dewi menatap Putri yang termenung)
DEWI
Ya seperti yang kamu bilang tadi, mungkin dia sudah memiliki rencana sendiri.
(Semua kembali terdiam)
CUT TO
11. INT. KAMAR PUTRI - NIGHT
Putri dan Arya rebah di ranjang sambil menatap langit langit kamar. Terdengar alunan lagu Roxette.
ARYA
Kalau dia macam-macam denganmu atau sampai menyakitimu bilang padaku, biar nanti aku hajar dia.
(Putri tersenyum)
(Arya memegang tangan Putri, dan mereka saling menatap)
ARYO
Kalau dengan limapuluh juta bisa merubah nasibmu, ambillah.
(Arya melepas tangannya dan mereka kembali menatap langit langit kamar)
ARYA
Kita hidup harus realistis Put, limapuluh juta itu uang yang banyak buat orang seperti kita. Kamu bisa menyelesaikan kuliahmu dan mencari pekerjaan yang bagus dan layak, jangan seperti aku.
(Putri menatap Arya)
PUTRI
Mas...
ARYA
(Menghela nafas)
Menjadi sempurna itu melelahkan. Kamupun pasti ingin lepas dari ini semua, hidup normal dan jatuh cinta dengan seseorang yang mencintai ketidaksempurnaanmu.
(Putri memeluk lengan Arya)
ARYA
Kamu masih sangat muda, jalanmu masih panjang.
PUTRI
Mas Arya juga masih muda, duapuluh delapan masih belum tua, dan kesempatan itu akan datang untuk merubah semuanya mas.
(Arya tersenyum)
ARYA
Kesempatan itu sudah hilang, dengan hilangnya tante Sisca.
(Putri menatap Arya lalu mencubit perutnya)
(Mereka berdua tertawa)
ARYA
Satu hal yang harus kamu jaga, hatimu. Jangan pernah bermain dengan hatimu.
CUT TO