Hilangnya Juru Masak Bebek Peking
7. Makan Malam

30. INT. RUMAH SABDO/RUANG TAMU – MALAM

Terdengar ada suara yang mengetuk pintu.

             TOK...TOK...TOK...


Sabdo membuka pintu, yang datang adalah Ratih.

                    SABDO
Eh, Ratih...

                            

RATIH
Mas Sabdo, aku mau bicara sesuatu.

                            

SABDO
Bicara sesuatu? Ya, Silakan masuk Tih... kita bicara di dalam saja.


Ratih masuk dan duduk di kursi. Sedangkan Sabdo, sebelum duduk dia melihat jam yang terpasang di ruang tamu. Jam setengah sepuluh. Ratih jadi canggung. Dan mereka duduk berhadapan.


                     RATIH
Ibunya Mas Sabdo mana?


                     SABDO
Ibu sudah tidur. Eh, mau minum apa?


                     RATIH
Enggak usah mas! Aku cuma sebentar saja kok.


                     SABDO
Ratih, mau bicara soal apa?  

             

                     RATIH
Iya... langsung saja ya mas.
Aku suka sama Mas Sabdo.


                     SABDO
Apa? suka? (memajukan badan ke arah Ratih)


                     RATIH                  (menunduk)
Iya Mas, aku suka sama Mas Sabdo. Sudah lama, sejak Mas kerja di WARTEG Bapak.
Mas mau jadi pacar ku?


Sabdo kaget dan bingung atas ucapan Ratih, namun dia tetap berusaha tenang.


                     SABDO
Pacar?


                     RATIH
Iya, pacar. Atau jangan-jangan Mas sudah punya pacar ya?


                     SABDO                  (menggeleng)
Tidak... saya tidak punya pacar.


                    RATIH
Atau ada yang mas suka tapi belum jadi pacar?


                    SABDO
Yang saya suka ada, tetapi belum ada niat buat jadi pacar. HEHE...


Wajah Ratih berubah sedih.


                    RATIH
Jadi, sudah ada yang Mas suka ya?
Berarti aku, mas tolak?


                    SABDO
Eh, bukan begitu juga maksudnya Tih.
Intinya untuk saat ini, saya tidak
bisa berkomitmen untuk pacaran.


                   RATIH
Ya sudah kalau begitu. Saya pulang mas. Maaf mengganggu. Permisi.


Ratih langsung berdiri mau keluar dari rumah Sabdo.


                   SABDO
Tunggu Tih, saya antar pulang ya. Sudah malam...


                   RATIH
Enggak usah, aku bisa pulang sendiri. Assalamualaikum.


                   SABDO
Wa'alaikum salam...


Sabdo melihat kepergian Ratih dengan rasa tak tentu.

 

                                                     CUT TO:

      

31. INT. KAMAR CIKA - MALAM 

Jam 10 malam menjelang tidur.

 

                   CIKA
OH MY GOD... gue teringat kejadian tadi sore... gue jatuh bareng Sabdo, kepala gue ke dada dia, gue dengar detak jantung dia.
Sabdo... buat apa juga lu sapa gue? Gue lagi pusing, kebingungan, lu malah ajak gue bicara.
Terus itu batu, kenapa ada di dekat kaki yang bikin gue tersandung dan jatuh...
HUUUUAAAAAAA....(sambil pukul-pukul bantal).

                                                CUT TO:

                               

32. INT. WARTEG PAK EMAN – PAGI

Sabdo dan Asep datang ke WARTEG dengan membawa kantong-kantong belanjaan. Tampak Pak Eman sedang membersihkan etalase sendirian.


                     ASEP
Loh, Pak Eman sendiri saja? Ratih mana?


                   PAK EMAN
Ratih lagi enggak enak badan...
Untuk hari ini, kita bertiga ya.


                     ASEP
Iya pak, biarkan Ratih istirahat sampai pulih. Enggak apa-apa juga kalau kita bertiga. Ya kan Mas Sabdo?


                    SABDO                                      (datar)
Iya...

CUT TO:


33. INT. DEPOT SIAP SAJI – MALAM

Sabdo dan Ibunya datang ke Depot Siap Saji untuk makan malam. Saat itu Cika sedang berada di bilik dapur dan terkejut melihat Sabdo dengan penampilan kasual. Cika sedang memasak, langsung menyuruh rekannya untuk menggantikan sebentar. Masih mengenakan celemek, Cika langsung datang menghampiri Sabdo.

                     CIKA
Sabdo... Ibu, selamat datang di Siap Saji


                     SABDO
Hai Cik...


                    IBU SABDO
Eh, kalian sudah saling kenal ya?


                    SABDO
WARTEG Pak Eman kan enggak jauh dari sini Bu, ya jadi kenal.

                            

CIKA
Ya, begitu Bu (tersenyum). Mari, silakan duduk.


Cika mengantarkan mereka ke meja makan dan memberikan dua buku menu.


                  CIKA (CONT’)
Ini menu-menu makanan dan minumannya.


Ibu Sabdo mulai membuka buku menu.


                     SABDO
Cika pemilik Depot ini Bu...


                  IBU SABDO
             Wah... hebat ya, masih muda sudah punya                 usaha sendiri. Kalau dari pakaiannya, Mbak               Cika pintar masak juga ya?


                     CIKA
Iya buk, karena saya suka memasak dan setelah lulus dari akademi, saya putuskan untuk membuka usaha.


Sabdo mengambil buku menu dari Ibunya dan menutupnya.


                     SABDO
Kalau begitu, saya mau dua porsi makanan berbeda yang paling laris dan harus kamu yang memasaknya.
Minumnya air mineral satu botol dan es jeruk dua.
Bagaimana? Ibu setuju?


Ibu Sabdo tertawa sambil mengangguk-angguk.

Cika hanya bisa pasrah dan menerima apa yang dikatakan Sabdo.


                     CIKA
Baik kalau begitu, ditunggu ya makanan dan minumannya. Permisi buk, saya ke dapur.


                    IBU SABDO
Ya Embak Cika...


Cika menyiapkan dua menu makan malam dengan sungguh-sungguh. Sesekali ia meminta  rekannya untuk mengambil sesuatu untuknya. Hingga makanannya selesai dimasak dan saatnya Cika mengantar ke meja Sabdo.

                     CIKA
Lulu, minuman untuk meja nomor 3 sudah dibuat?


                     LULU
Sudah embak, sudah diantar juga ke meja nomor 3.


                     CIKA
Oke, sekarang bantu gue bawakan ini. Gue satu baki, elu satu baki.


Cika dan Lulu datang, menyajikan makanan di meja Sabdo dan Ibunya.

Lulu terkejut melihat Sabdo. Dengan wajah tertunduk, Lulu menaruh hidangan di meja.


                  LULU (V.O)
Astaga! Ini kan Sabdo, yang di WARTEG Pak Eman...


Setelah meletakkan hidangan, Lulu langsung kembali ke dapur.

Sabdo melihat Lulu dan mengingat-ingat seperti pernah bertemu di suatu tempat.


                   IBU CIKA
Wah... aroma masakannya harum sekali...


                     CIKA
Silakan Ibu, selamat menikmati.
Jika ada sesuatu, bisa panggil saya atau rekan-rekan saya ya Bu.


                  IBU CIKA
Baik, terima kasih embak Cika...


Sabdo mengangguk ke Cika, Cika pun pergi meninggalkan mereka.

                                                     CUT TO:


34. INT. RESTORAN SIAP SAJI/DAPUR. MALAM

Lulu menjadi cemas. Dia menunggu kedatangan Cika ke  dapur.


                   LULU                                  (mondar-mandir)
Duh, bagaimana ini? Semoga Sabdo enggak ingat sama aku.


 Cika masuk ke dapur, melepas celemek nya dan menggantung  di pojok. Lulu datang menghampiri.


                   LULU
             Embak... Embak...


                    CIKA
Iya, kenapa Lu?


                    LULU
Itu Sabdo kan?
Embak ingat tidak waktu suruh saya melakukan sesuatu di WARTEG Pak Eman?


               CIKA
(terbelalak)
Lulu... ya Ampun! Ingat...
Astaga, tadi gue lupa! seharusnya enggak usah antar makanan ke meja dia...


                   LULU
Berarti kita bakal ketahuan ya?


                    CIKA
Sudah-sudah... Lulu tenang, gue yang bakal bicara ke Sabdo. Oke?
Dan kita berdoa semoga dia lupa sama Lulu. Sekarang enggak usah keluar-keluar. Cuci piring saja ya!


Cika mengintip-intip Sabdo yang sedang makan.

                                                     CUT TO:

 

35. INT. DEPOT SIAP SAJI - MALAM

Sabdo menyantap makanan itu dalam diam. Komentar-komentar ibunya hanya dijawab dengan angguk-angguk sambil mengunyah.

                 SABDO (V.O)
Siapa ya orang yang bersama Cika tadi? Kayak Pernah ketemu.


Tepat di suapan terakhir, Sabdo ingat sesuatu.

FLASHBACK TO : 9. INT. WARTEG PAK EMAN – SIANG.

LULU
(berteriak)
Lihat! Lu lihat! ini kecoak kan? enggak pakai tambahan kecoak... ini ada pasir-pasir juga!
Gue manusia... Bukan Jin!


BACK TO : 35. INT - DEPOT SIAP SAJI - MALAM

Raut wajah Sabdo berubah, dengan cepat ia menghabiskan minuman. Ibunya juga sudah selesai makan.


                 IBU SABDO               
Ada apa Do? makanannya tidak enak?


                    SABDO
Makanannya enak Bu, itu sampai habis saya lahap.
Saya mau bayar ke kasir ya Bu dan mau ketemu Cika sebentar. Ada yang harus saya sampaikan.

                            

IBU SABDO
(tersenyum) 
Iya, Ibu tunggu sambil habiskan es jeruk.


Setelah membayar, Sabdo ke dapur menemui Lulu dan Cika.

CUT TO:


36. INT. DAPUR RESTORAN SIAP SAJI – MALAM

Sabdo mendatangi Lulu yang sedang mencuci piring.

    

                   SABDO                                      (marah)
Hai kamu!
Kamu yang pernah bikin kekacauan di WARTEG Pak Eman kan?


                    LULU                                       (takut)
Maaf, Mas pasti salah orang...


                    SABDO
Salah orang apa? wajah sama, rambut sama, suara juga sama!
Sekarang jujur, apa maksud kamu berbuat begitu? Atau... jangan-jangan kamu disuruh?


Cika melihat Sabdo marah-marah ke Lulu. Ia menarik napas dalam-dalam dan mendatangi Sabdo.


                    CIKA
Hai Do, ada apa ribut-ribut sama Lulu? Kalian, berteman ya?


Sabdo melihat ke arah Cika yang tersenyum dengan terpaksa.


                    SABDO
Teman? (sedikit berteriak) sekarang kamu malah bikin cerita, kalau saya berteman dengan karyawan kamu!


                    CIKA
Sabdo, gue bisa jelaskan semuanya...


Sabdo mengibaskan tangan kanan, langsung pergi keluar dari restoran bersama Ibunya.

                                                     CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar