Hello, Brother!
2. Prolog

EXT. HALAMAN RUMAH SAKIT — SIANG

Cahaya matahari telah berada di atas salah satu rumah sakit, panasnya telah menusuk seluruh penjuru luar rumah sakit.

INT. RUMAH SAKIT — SIANG

Lorong rumah sakit, terlihat semua orang lalu lalang melakukan aktivitas berobat dan dokter mengobati pasien yang sakit.

INT. BANGSAL RUMAH SAKIT — SIANG

Terlihat satu ruang ada sosok yang masih menggunakan pakaian rumah sakit, tengah melihat kearah kaca jendela dengan tatapan kosong. Padahal koper baju telah di sediakan berserta dengan kursi roda disana.

Cekrekkkk (pintu kamar terbuka)

SUSTER

Permisi kok belum pulang,padahal udah waktunya jam pulang masih betah disini.

BOBBY

Mau pulang kok Sus, hanya saja masih kangen sama kamar ini

(Tertawa)

SUSTER

Ya udah kalo gitu saya permisi duluan


EXT. HALAMAN RUMAH SAKIT — SIANG

Bobby (26 tahun) keluar dari rumah sakit sambil menarik kursi rodanya. Karena kemarin baru saja dirinya mengalami kecelakaan dan sudah seminggu baru bisa keluar dari rumah sakit.

EXT. JALAN — SIANG

Masih mendorong kursi roda, Bobby masih menyelusuri jalanan itu untuk menuju rumahnya.

INT. RUMAH — SIANG

BOBBY

Assalamu'alaikum

Tidak ada jawaban,namun Bobby tahu semua berada di kamar masing-masing, tengah sibuk dengan kesibukan mereka.

BENNY (count'D)

KEJUTAN!!!

(teriak)

Bukan hanya Benny (22 tahun), ada juga Indra (24 tahun) dan Oki (20 tahun) yang memberikan kejutan buat Benny.

INDRA

Maafin kami ya bang, karena gak jemput abang di rumah sakit

OKI

Ya bang, maafin ya. Ini semua idenya Benny jadi kami hanya ikutan saja.

BENNY

Abang marah ya.

(Menunduk)

Semua menatap ke arah Bobby, dan Benny hanya pasrah kalo memang abangnya marah kepadanya.

BOBBY

Kata siapa abang marah?

BENNY

Jadian abang gak marah?

(Mendongkrak kepalanya)

BOBBY

Abang tahu kalian juga sibuk dan susah untuk keluar di kala kondisi kalian seperti ini, jadi abang maklum kok dan sekarang malahan abang seneng kalo kalian menciptakan kejutan seperti ini, abang jadi terharu.

(Bobby berkaca-kaca)

BOBBY

Makasih ya, adik-adik abang

(Bobby mengulurkan tangan)

Benny, Indra dan Oki langsung memeluk Bobby karena abangnya mengulurkan tangan agar mereka berempat berpelukan. Melepaskan rasa rindu dan rasa senang karena melihat abangnya kembali hadir di tengah-tengah mereka.

Setelah berpelukan mereka lanjut makan sampai malam.

INT. RUMAH – KAMAR BOBBY – MALAM

Bobby kini berada di kamar, sekarang ia duduk termenung dikursi roda sambil melihat saldo buku tabungan yang tinggal menipis.

Bobby menghela napas

BOBBY (O.S)

Sepertinya gue harus kerja,tapi kerja apa ya, kalo kondisi gue seperti ini? Kalo gak kerja, kasihan adek-adek gue, Mau di kasih makan apa nanti.

Bobby tampak berpikir sambil memyimpan buku tabungan itu ke dalam laci, seolah mempunyai keputusan. Bobby memutuskan untuk mengambil ponsel dan langsung keluar kamar.

INT. RUMAH – RUANG KELUARGA – MALAM

Bobby sudah menunggu di ruang keluarga yang dimana di ikuti oleh Indra,Benny dan Oki. Lalu mereka bertiga duduk di sofa.

INDRA

Ada apa bang, ngumpulin kita?

BOBBY

Gini, abang mulai besok akan cari kerja

CUT TO:

Ketiga adiknya memasang wajah terkejut.

BENNY

Kenapa bang? Trus, kuliah abang gimana?

INDRA

Iya bang. impian abang gimana, kan bang mau hakim kan?

BOBBY

Masalah cita-cita abang, ggak usah kalian pikirin. Abang mikirin masa depan kalian. Intinya abang mau terus-terus bersama kalian, mungkin. Lumpuhnya abang, ini teguran dari tuhan, agar abang terus bersama-sama kalian. Jadi iziin abang ya?

Mendengar permintaa Bobby, membuat mereka saling pandang satu sama lain. Berpikir apakah mereka harus meyetujui perimtaan Bobby ini.

Setelah merenung beberapa saat, mereka bertiga siap memberikan keputusan.

INDRA

Ya udah bang, tapi janji jangan kerja yang berat-berat

BOBBY

Jadi ijinin abang nih?

(antusias)

INDRA

Iya bang, tapi ingat ya bang. Jangan bikin kami khawatir

BOBBY

Makasih ya, adek-adeknya abang

(Bobby memeluk mereka bertiga)







Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar