3. INT. RUMAH AMMAR. KAMAR AMMAR – MALAM
Nyanyian suara binatang malam semakin syahdu dan membuat Ammar semakin pilu.
AMMAR TERINGAT MASA LALU
Ia teringat masa-masa ia menempuh pendidikan di pesantren. Walau sempat serius belajar mengaji dan ilmu agama, tapi sesuatu yang dipaksakan memang tidaklah baik. Ammar sempat menolak keputusan Ayahnya untuk menyekolahkannya di pesantren. Padahal harapannya, selain itu karena wasiat kakeknya, mereka juga berharap agar Ammar bisa mandiri dan belajar bertanggung jawab. Tapi nyatanya Ammar malah memilih kabur dari pesantren dan sering menyebabkan kekacauan selama berada di asrama.
AMMAR TERSADAR DARI MASA LALU
NARASI AMMAR
Pokoknya keputusanku sudah bulat, aku harus sekolah di pesantren.
Malam itu dia sudah membuat rencana untuk berangkat sama Satria menuju pesantren. Tidak lain dan bukan ialah untuk mendaftarkan diri sebagai siswa baru di sana. Usai sholat subuh Ammar mendatangi ibunya dan mengutarakan niatnya untuk pergi ke pesantren pagi ini.
IBU ITA
Tapi bapakmu sudah melarangmu, Nak. Lebih baik kamu sekolah di sini saja sama seperti Satria temanmu.
AMMAR
Tidak, Bu. Aku janji kali ini aku tidak akan mengecewakan bapak lagi. Aku janji juga bisa meneruskan mimpi kakekku suatu saat nanti.
Ammar langsung berbalik menuju kamarnya untuk menyiapkan perlengkapannya berangkat dengan Satria pagi ini. Ibunya hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat semangat Ammar yang menggebu-gebu.
CUT TO