32) EXT. DEPAN RUMAH KOS ADISA-JALANAN (DI DALAM MOBIL) - JAM 3 SORE
Adisa keluar gerbang rumah kos ketika Avia datang menjemputnya dengan mobil HRV hitam. Setelah Adisa masuk ke samping kemudi, Avia menginjak pedal gas.
ADISA
Mobil siapa nih?
AVIA
Temen
Adisa menatap jam tangan laki-laki di dasbor mobil, lalu menatap Avia curiga
ADISA
Reza?
Avia agak salting mendengarnya. Adisa tertawa kecil sambil senyum setengah
AVIA
Apaan sih, sotoy ah
33) EXT. HALAMAN PARKIR BIRO PSIKOLOGI CITRA - SORE
Mereka sampai di Biro Psikologi untuk Adisa berkonsultasi.
AVIA
Aku ikut gak nih?
ADISA
(menjawab cepat) Ga usah
Adisa lalu membuka pintu mobil
AVIA
Yakin? (menggoda Adisa)
Adisa langsung diam (membelakangi pintu mobil sebelum menutup). Ia menghela napas.
34) INT-EXT. DALAM GEDUNG-RUANG KONSULTASI BIRO PSIKOLOGI CITRA-LUAR GEDUNG - SORE
Adisa dan Avia memasuki ruang konsultasi bersama. Ibu Psikolog yang bernama Bu Ina (45) mempersilahkan mereka masuk
BU INA
Sore (menyapa dengan ramah)
AVIA & ADISA
Sore
BU INA
(menunjuk kursi di hadapannya) Silahkan duduk, kakaknya boleh ikut duduk di sebelahnya
Avia memilih duduk di sofa kecil di sudut ruang, di belakang Adisa
AVIA
Oh, gak papa. Saya di sini aja (tersenyum sopan)
Adisa memposisikan duduknya
BU INA
Mbak Adisa yaa. Usianya 21 tahun, mbaknya asli orang sini?
ADISA
Nggak Bu, saya aslinya Pontianak. Kuliah di sini
BU INA
(mengangguk-ngangguk) Wah, lumayan ya. Oke, mbak Adisa. Disini kita santai aja. Kamu punya waktu 2 jam dimulai dari pertama kali kamu ngomong. Kamu bebas ngomong apa aja, mulai dari mana aja, terserah kamu. Saya akan mendengarkan (berbicara dengan tenang dan lembut)
Avia memerhatikan Adisa dari belakang. Tiba-tiba, ponselnya bergetar, ada telpon dari Ibu. Lalu ia keluar gedung untuk mengangkat telpon
AVIA
Wa’alaikumsalam, Bu
34.1) CUT TO RUMAH PONTIANAK, DEPAN KAMAR - SORE
IBU
Via dimana?
AVIA (S.O)
Nemenin Adisa ke psikolog Bu, dia mau
IBU
Syukurlah kalau gitu
AVIA (S.O)
Ibu sehat-sehat aja kan?
IBU
Sehat, Alhamdulillah. Ayah kepikiran Adisa, Vi. Beberapa kali keliatan ngelamun
Ayah duduk di teras rumah sambil meminum kopi. Pandangannya kosong ke depan. Samar-samar ia mendengar Ibu yang sedang membicarakan Adisa.
IBU (S.O)
Ibu ngerasa bersalah Vi, sama Adisa. Ibu sadar kalau Ibu banyak kurangnya.
Ayah menarik napas-membuangnya perlahan, lalu menyeruput kopinya lagi. Matanya menyiratkan rasa bersalah, namun masih tertutup gengsi
34.2) CUT BACK TO PARKIRAN GEDUNG - SORE
AVIA
Nggak papa Bu, gak papa… (tertahan) Ibunya Via Ibu terbaik sedunia (senyum lebar)
Avia meneteskan air matanya lalu menghapusnya. Ia menarik napas-membuangnya perlahan
AVIA
Doain aja ya Bu, moga aja Adisa mau ngomong habis ini
34.3) CUT TO RUMAH PONTIANAK, DEPAN KAMAR - SORE
IBU
Aamiin. Terakhir Ibu cuma ngirim chat aja, belum mau nelpon takutnya dia terganggu.
AVIA (S.O)
Oh, gitu.
IBU
Ya udah, Ibu tutup dulu ya. Hati-hati ya nak
AVIA
Iya Bu
IBU
Assalamu’alaikum
AVIA
Wa’alaikumsalam
Avia masuk ke mobil dan mengambil tisu untuk mengelap matanya yang basah.
35) INT. RUANG KONSULTASI PSIKOLOGI CITRA
Avia masuk perlahan dan duduk di sofa, lalu kembali memerhatikan Adisa
BU INA PSIKOLOG
Oke. Karena kamu bilang Ayahmu orangnya keras, kita coba tarik ke belakang. Ayahmu berapa bersaudara, anak ke berapa, dan keluarganya seperti apa
ADISA
Ayah anak pertama, dua bersaudara dan adik terakhirnya bedanya 15 tahun sama Ayah. Keluarganya, yaa…
Adisa menoleh ke Avia
AVIA
Ayah tulang punggung keluarganya sejak kuliah karena kakek sakit-sakitan. Nenek kerja sambilan jualan kue. Kebetulan, adiknya Ayah ini orangnya agak manja dan baru bisa lepas dari tanggungan Ayah pas nikah. Dan, mohon maaf, sejak beliau tinggal dengan keluarga barunya, malah jarang ketemu Ibu. Padahal masih satu kota
Bu Ina mengangguk-ngangguk paham mendengarnya, seakan menemukan titik terang lagi
BU INA PSIKOLOG
Nah. Dari sini kita bisa tau, bahwa sifat keras Ayah kamu itu kemungkinan karena beban yang ditanggung. Ayah kamu jelas gak pengen anak-anaknya mengalami seperti beliau, makanya kamu dikerasin dengan harapan bisa menjadi lebih baik
Adisa merenungi kalimat Bu Ina. Lalu mereka melanjutkan konsultasinya. Avia di belakang mendengarkannya.
BU INA PSIKOLOG
Hmm… kamu sempat self harm sampai mimisan ya sebelum ngungkapin ke Ayah kamu? (Mengangguk-ngangguk mendengar Adisa) Oke oke. Sekarang saya tanya kamu, setelah kamu mengeluarkan unek-unek kamu ke orangtua kamu, kamu merasa lebih baik, nggak?
Adisa berpikir sejenak
ADISA
Hmm… gimana ya. Puas, agak lega, tapi jujur… lebih banyak ngerasa bersalahnya
BU INA PSIKOLOG
(Mengangguk) Nah
Bu Ina menanggapi Adisa, mereka lanjut berkonsultasi hingga sampai pada beberapa kesimpulan
BU INA PSIKOLOG
Oke, coba kita review lagi apa yang harus kamu lakukan setelah ini. Pertama…
Bu Ina mengangkat telunjuknya, dan mengangkat satu-satu jarinya sesuai hitungan
ADISA
Berpikir positif, kurangin overthinking, maafkan masa lalu, gak boleh self harm, fokus mengejar masa depan
BU INA PSIKOLOG
Sip (mengacungkan jempol)
Wajah Adisa lebih cerah dari sebelumnya
BU INA PSIKOLOG
Kalau sudah dipraktekkan, nanti kabarin saya ya. Kalau masih ada yang perlu dikonsultasikan, bisa chat saya. Kalau udah enakan, juga dikabari ya jadi saya juga tau
36) EXT. HALAMAN PARKIR BIRO PSIKOLOGI CITRA - MENJELANG MAGHRIB
Konsultasi berakhir. Bu Ina mengantar Adisa dan Avia sampai ke depan gedung
ADISA
Makasih banyak, Bu
BU INA PSIKOLOG
Sama-sama, semoga cepat pulih ya
Adisa dan Avia pamit, lalu masuk ke mobil
37) EXT. JALANAN-DI DALAM MOBIL - MENJELANG MAGHRIB
Jalanan padat dan suara murrotal menjelang maghrib mulai terdengar. Di dalam mobil, Adisa dan Avia membahas tentang konsultasi psikolog tadi
AVIA
Lumayan enakan kan, habis konsul tadi?
ADISA
Iya sih, jadi nemu banyak pandangan baru gitu
Avia mengangguk
AVIA
Mau makan dimana?
ADISA
Lagi pengen seafood genteng
SFX. Adzan maghrib
ADISA
Mampir masjid dulu aja
AVIA
Okeyy
38) EXT. WARUNG SEAFOOD TENDA, PINGGIR JALAN - MALAM
Pesanan Adisa dan Avia datang sekaligus. Ada cumi goreng tepung, ikan bakar, tahu, tempe, sambal terasi, cah kangkung, dan dua gelas es teh.
ADISA & AVIA
Makasih mas
Mereka lalu mencuci tangan dan makan. Mood Adisa meningkat setelah suapan pertama, lalu lanjut makan dengan lahap.
ADISA
Sambelnya enak banget (sambil makan)
Tiba-tiba ada penjual kerupuk keliling di dekat mereka. Adisa memanggil penjual kerupuk itu
ADISA
Mas! Kerupuknya 2 ya
PENJUAL KERUPUK
Oh iya. 12 ribu ya mbak
Adisa menyodorkan selembar 10 ribu dan selembar 5 ribu
ADISA
Ambil aja kembaliannya mas
PENJUAL KERUPUK
Eh… makasih banyak mbak
Penjual kerupuk meninggalkan mereka lalu mendatangi meja-meja lainnya
Avia tersenyum melihat Adisa yang terlihat lebih bahagia. Mereka lanjut makan hingga habis tak bersisa
AVIA
Habis ini mau kemana lagi?
Adisa berpikir sejenak
ADISA
Mau eskrim ga?
Avia tertawa kecil, lalu mengangguk mengiyakan. Lalu mereka beranjak untuk membayar makanan
39) EXT. ROSE GELATO (CAFE ES KRIM) - MALAM
Adisa dan Avia memakan es krim mereka masing-masing di tempat duduk outdoor sambil memandang jalanan.
AVIA
Sa
Adisa menoleh
AVIA
Waktu pertama kamu tau istilah inner child, apa yang kamu tangkep?
ADISA
Hmm, ya gitu. Inner child kan diri kecil dalam diri kita kan
ADISA
Nah. Disebutin spesifik gak, inner child itu buruk atau baik?
Adisa berpikir sejenak
ADISA
Inner child gak selalu buruk, Sa. Hal-hal baik dari orangtua kita juga menjadikan kita seperti sekarang, Sa. Kita benci sama orangtua kita karena bagi kita mereka terkadang jahat. Tapi kenapa kita gak bisa benci sama mereka…
Adisa mendengarkan. Matanya melihat ke bawah
ADISA
Karena kita sayang sama mereka. Dari mana asal rasa sayang itu? Ya dari kasih sayang mereka juga. Coba deh, inget-inget momen menyenangkan bareng Ayah Ibu waktu kecil
[FLASHBACK TAHUN 2001]
39.1) EXT. DEPAN PAGAR RUMAH ADISA (PONTIANAK) - PAGI
Adisa (4) mendekati kucing di depan pagar rumahnya perlahan. Namun kucing itu langsung lari ketika didekati Adisa. Adisa langsung mengejar kucing itu menjauhi rumahnya
IBU
Disa jangan jauh-jauh ya… (berteriak dari teras rumah)
Tepat beberapa detik setelahnya, Adisa jatuh karena tersandung batu. Ia lalu menangis keras.
Ibu yang mendengar itu langsung panik
IBU
Yah! Disa Yah!
Ayah dan Ibu langsung menghampiri Adisa yang berjarak 5 meter dari pagar rumahnya. Tangisan Adisa bertambah keras
ADISA
Aduh, lututnya luka…
Ayah langsung meraihnya dan menggendongnya dengan hati-hati
ADISA
Sakit ya? Kuat ya, anak Ayah…
Mereka lalu berjalan kembali ke rumah
ADISA
Kenapa tadi, kok bisa jatuh? (dengan lembut)
ADISA
(terisak) mau ngejar kucing…
Ibu mengusap lembut kepala Adisa
ADISA
Nanti besok kucingnya datang lagi, ya. Kucingnya pulang dulu ke rumahnya…
Lalu mereka masuk ke rumah. Adisa mengangguk menurut, dan tangisnya berhenti
[FLASHBACK END]
39.2) BACK TO ROSE GELATO - MALAM
Adisa senyum setengah sambil tertawa kecil mengingat itu
ADISA
Kenapa ya, keburukan orang lebih gampang diingat dibanding kebaikannya
Avia menaikkan alisnya dan mengarahkan telunjuknya ke Adisa.
AVIA
You’ve got the point
Adisa tersenyum tipis, lalu memandang jalanan. Ia menghela napas
ADISA
Besok deh, aku telpon Ibu
Avia tersenyum dan mengangguk
AVIA
Tau gak, Sa. Ibu tuh meskipun kelihatannya lemah di depan Ayah, tapi Ibu tuh sumber kekuatan Ayah. Yah, meskipun gak keliatan romantis, aku pernah ngintip pidatonya Ayah waktu jadi guru teladan 3 tahun lalu, disitu disebut kalo Ibu tuh sumber kekuatannya, Sa
Adisa menoleh ke Avia
AVIA
Ayah juga gak sekeras dulu, kan. Sedikit banyak, karena Ibu juga
Adisa melebarkan senyumnya, dengan mata yang tetap datar. Ia lega mendengarnya