30) INT. KAMAR KOS ADISA - PAGI
Avia sedang berbicara dengan Ayah melalui telpon di depan kamar Adisa. Ia akhirnya memberitahu Ayah soal Adisa yang sedang sakit.
AVIA
Kayaknya dia kecapekan, trus kemarin kehujanan… (diam sejenak, Ayah ingin berbicara) Oke bentar, Yah
Avia masuk kamar Adisa untuk memberi HPnya. Adisa baru saja selesai minum obat
AVIA
Sa, Ayah mau ngomong
Ekspresi Adisa berubah sedikit terkejut, namun akhirnya menerimanya
AVIA
Hallo, Yah
30.1) CUT TO RUMAH PONTIANAK-INT. RUANG TENGAH - PAGI
Ayah duduk di ruang tengah, Ibu di sampingnya. Ayah menyalakan speaker agar Ibu juga bisa mendengarnya
AYAH
Hallo, Disa. Kenapa kok sampe sakit gitu? Kemarin kehujanan ya?
ADISA (S.O)
Iya
AYAH
Kenapa jas hujannya gak dipake?
ADISA (S.O)
Ketinggalan
AYAH
Aduh, dari dulu kamu selalu begitu. Makanya, jas hujan jangan dikeluarin dari motor! (membentak)
Ibu di sampingnya mengelus pundak Ayah, menyuruhnya menahan diri
30.2) CUT BACK TO INT.KAMAR KOS ADISA - PAGI
Adisa hanya diam, berusaha mengalihkannya meskipun wajahnya terlihat sedih dan takut.
AYAH (S.O)
Kalau jas hujannya dipakai kan gak akan sampai sakit kaya gitu (dengan nada tinggi)
Adisa masih diam. Avia dan Naya menatapnya dengan tatapan kasihan dan panik
AYAH (S.O)
Heran Ayah sama kamu, kebiasaan ceroboh dari kecil kok gak hilang--
ADISA
(memotong omongan Ayah) Bisa gak sih kalo orang sakit jangan dibentak! (membentak, nada agak meninggi)
Hening, tak ada balasan dari suara telpon. Avia dan Naya terkejut dan lihat-lihatan.
ADISA
Kalo emang Disa salah ya Disa tanggung sendiri resikonya, Disa gak butuh bentakan Ayah! (masih dengan nada tinggi, ekspresi marah)
30.3) CUT TO INT. RUMAH PONTIANAK - PAGI
Ayah dan Ibu terkejut mendengar Adisa
AYAH
Sejak kapan kamu bisa bentak Ayah gini, hah?
30.4) CUT BACK TO INT.KAMAR KOS ADISA - PAGI
ADISA
Kenapa? Ayah doang yang bisa ya? Disa heran juga, kok kebiasaan bentak-bentak Ayah gak hilang dari dulu. Sadar gak, gimana dampaknya ke anaknya?
Nafas Adisa memburu. Wajahnya jelas marah dan matanya berair. Ia berusaha agar tidak menangis.
ADISA
(nada mulai menurun, agak tertahan) Aku jadi ceroboh juga gara-gara siapa, hah?
30.5) CUT TO INT.RUMAH PONTIANAK - PAGI
Ayah geram dan hendak membalas perkatan Adisa
AYAH
Siapa yang ngajarin kamu kurang aj--
Ibu segera meraih HP untuk mencegah Ayah
IBU
Disa, anakku, udah udah. Kamu istirahat dulu aja--
ADISA
Ibu juga sama aja, cuma diem doang
Ibu terkejut dan hanya diam, agak kecewa namun merasa bersalah.
30.6) CUT BACK TO INT.KAMAR KOS ADISA - PAGI
Avia langsung meraih HPnya cepat dari tangan Adisa
AVIA
Bu, nanti Via telpon lagi ya, Assalamu’alaikum
Avia menutup telponnya dan langsung menarik Adisa ke rangkulannya. Avia menepuk-nepuk pundak Adisa yang hanya diam menatap lantai. Naya dari belakang ikut menenangkan Adisa.
Beberapa menit setelahnya, Adisa menegakkan kepalanya
ADISA
Ngantuk
Adisa beranjak dan naik ke kasurnya dan berbaring, didampingi Avia dan Naya.
AVIA
Tidur dulu sana, lain kali hati-hati ya sama kepala. Kalo ada cedera di otak, susah sembuhnya
ADISA
(mengangguk pelan) Hmm
Avia dan Naya membereskan kamar Adisa yang sempat berantakan sebelum pergi
30.7) CUT TO EXT-INT. RUMAH PONTIANAK - PAGI
Ayah duduk di kursi depan rumah sambil diam menatap jalanan. Ibu di dalam rumah was-was memerhatikan Ayah, takut ada apa-apa. Ibu lalu menyiapkan teh hangat dan membawanya ke teras.
Ibu ikut duduk di sebelah Ayah, tidak berkata apapun dengan ekspresi masih kaget dan sedih, bercampur rasa bersalah
31) INT. PERPUSTAKAAN KAMPUS - SIANG
Adisa, Bella, dan Shera sedang mengerjakan tugas di perpustakaan. Di sela-sela itu, Adisa berjalan-jalan di sekitar rak buku untuk mencari-cari buku bacaan.
ADISA (V.O)
Hemm, udah seminggu lebih sejak terakhir aku komunikasi sama Ayah Ibu dan Kak Via. Jujur, sejak kejadian aku bentak orangtuaku, aku belum ngehubungin mereka duluan. Ada sih, Ibu beberapa kali chat dan aku balas sekedarnya. Kalau ditanya waktu itu aku puas apa ngga, yaa puas sih. Tapi masih kecewa, dan… ngerasa bersalah
Adisa kembali ke mejanya setelah mendapat satu buku. Tepat saat ia duduk, HPnya tiba-tiba berbunyi tanda pesan masuk. Adisa segera membukanya dan membaca pesan dari notifikasi, ternyata dari Avia
AVIA (DALAM PESAN)
Sa, nanti malem makan penyetan Mak Yeye yok?
Adisa menatap layar HPnya. Bingung antara ingin makan penyetan Mak Yeye, tapi belum mau bertemu Avia. Ia lalu meletakkan HPnya dan membaca buku dan mengabaikan pesan Avia.
Beberapa menit kemudian, ia kembali membuka HPnya karena berubah pikiran. Ia akhirnya membuka pesan Avia dan membalasnya
ADISA (MEMBALAS PESAN)
Oke, jemput ya
Adisa lalu meletakkan HPnya
SHERA
(menepuk meja di depan Adisa) Hey! Ngelamun lagi. Udah sehat kan lu?
ADISA
(kaget) Udah kok udah
BELLA
Kamu tuh kalo ada apa-apa cerita aja, kita siap dengerin kok
Adisa mengangguk dan tersenyum (lebih lebar dari biasanya)
Tiba-tiba, Naya datang dan menepuk Adisa dari belakang
NAYA
Sa!
ADISA
Eh, tumben sendiri (dengan nada lebih luwes dan akrab)
Naya tak menjawab dan menarik kursi di sebelah Adisa
NAYA
(duduk) Bareng yaa
SHERA & BELLA
Iyaa
Naya menyodorkan tangannya satu satu pada Shera dan Bella. Mereka bertiga saling berkenalan
NAYA
Aku temen SMAnya Adisa
SHERA
Oh, lu temen SMAnya Adisa. Pantesan luwes amat ama lu haha
Adisa tersenyum tipis mendengar ucapan Shera.
SHERA
Canda, Disaa… jangan marah
ADISA
(mengangkat alis, pertanda dia baik saja)
Naya dan Bella menatap Shera dengan tatapan tuh-dia-marah-loh
SHERA
Ih, marah beneran. Iya iya sori Dis..
Adisa tertawa kecil
ADISA
Gak papa, udah biasa (sambil tertawa kecil)
Mereka lanjut tertawa dan membicarakan banyak hal