11) INT. RUANG RAWAT-DEPAN RUANG RAWAT-KANTIN RS. DHARMA HUSADA SURABAYA - SIANG
Avia sedang melakukan visite ke salah satu pasien di ruang rawat.
AVIA
Kondisi vital Ibu sudah cukup membaik, makannya juga sudah mulai enak kan, ya? Kita pantau sampai besok pagi, kalau sudah benar-benar pulih, sudah bisa pulang ya, Bu.
PASIEN
Terima kasih, dok
AVIA
Sama-sama. Saya tinggal dulu, ya
Avia lalu keluar ruang rawat, tiba-tiba ponselnya berdering, ada telpon dari Ibu.
AVIA
Halo, Assalamu’alaikum, Bu.
IBU (S.O)
Wa’alaikumsalam, Via. Gimana kerjaannya hari ini Via? Lancar?
AVIA
Iya lancar, ini lagi mau istirahat.
11.1) CUT TO RUMAH AVIA, PONTIANAK - SIANG
Ibu duduk santai di ruang tengah sambil menelpon Avia.
IBU
Ooh… ibu mau ngabarin aja, Mas Andri mau nikah bulan depan. Calonnya orang Surabaya juga katanya. Nanti dibantu-bantu ya.
AVIA (S.O)
Oh, Mas Andri. Oke Bu.
IBU
Gimana Adisa? Sehat-sehat aja dia?
11.2) CUT BACK TO RUMAH SAKIT
AVIA
Sehat, Bu.
IBU
Sering-sering ditemuin ya kalau sempet. (dari sebrang telpon)
AVIA
Yaah… dia kan udah gede Bu. Kadang juga dateng sendiri kok ke kontrakan.
11.3) CUT TO RUMAH AVIA
Ibu tersenyum tipis mendengar jawaban Avia.
IBU
(Menghela napas) Iya gak papa, sering-sering ingetin dia buat hati-hati Vi.
AVIA
Iya iya…
IBU
Ya sudah, hati-hati Via. Ibu tutup ya, Assalamu’alaikum
Setelah Ibu menutup telpon, Ibu menatap lamat wallpaper HPnya. Foto Avia waktu umur 4 tahun dan Adisa yang masih berumur 5 bulan.
11.4) CUT BACK TO RUMAH SAKIT
Avia berdiri di tembok koridor rumah sakit sambil memandang HPnya. Ia ingin mengirim pesan pada Adisa.
AVIA (MENGIRIM PESAN KE ADISA)
Saaa, nanti malem makan di Penyetan Mak Yeye yok?
Adisa membalas cepat
ADISA (MEMBALAS CHAT)
Gabisa ntar malem, tapi mingdep aku ke kontrakan kok.
Avia menghela napas
AVIA (MENGIRIM BALASAN)
Yaah:( okedeeh.
Tiba-tiba seorang cowok sepantaran Avia mendatanginya. Namanya Reza (25), dia adalah cowok yang sedang dekat dengan Avia.
REZA
Vi, makan dulu yuk.
AVIA
Yok.
Mereka lalu berjalan ke arah cafetaria rumah sakit. Sambil jalan, Reza memerhatikan wajah Avia
REZA
Kenapa Vi?
AVIA
(Kaget karena tiba-tiba ditanya) Hah? Emang keliatannya kenapa?
REZA
Hmm... (Pura-pura tidak tau)
AVIA
Gak papa sih, tadi Ibu cuma nanyain tentang Disa di telpon. Disuruh ngawasin gitu, padahal dia udah gede juga. (sambil tertawa kecil)
REZA
Emang gitu kalo anak pertama, Vi. Sampai kapanpun bakal gitu terus. Aku sih, malah seneng kalo bisa diandalkan.
Avia diam sejenak, lalu melirik sebentar ke arah Reza. Wajah cerianya perlahan kembali.
AVIA
Hmmm… gitu ya.
Ketika Avia dan Reza sampai di kantin RS, teman-temannya di meja makan memerhatikan mereka sambil menahan tawa.
REZA
Anak-anak nanti malem mau ke penyetan Mak Yeye, ikut gak?
Avia langsung menoleh ke Reza
AVIA
Tau aja aku lagi pengen penyetan.
Reza hanya tersenyum, tanpa memedulikan teman-temannya yang menertawakan mereka dari jauh.
12) INT. HEART'S COFFEE, SURABAYA - SIANG
Di Heart’s Coffee, Naya dan Arvin ternyata sudah menunggu di dalam. Adisa langsung menuju kasir untuk memesan. Di dalam cafe, suara musik terdengar cukup keras.
SFX. SUARA LAGU DARI SPEAKER CAFE
ADISA
Double espresso satu, roti kornet satu. (dengan suara samar)
PELAYAN
Iya kak? (mendekatkan telinganya ke Adisa)
ADISA
Dou-ble es-presso sa-tu, ro-ti kor-net sa-tu. (mengeraskan suaranya)
PELAYAN
Baik, kak.
Pelayan dengan sigap menyiapkan struk dan menyebut pesanan. Adisa langsung menuju Naya dan Arvin setelah mengambil struknya.
ADISA
Hai, Vin.
NAYA
Arvin doang nih?
ADISA
Bosen Nay, tiap hari ketemu di kosan.
NAYA
Dih, dasar. By the way, oppa-mu mau main drama lagi tuh.
ADISA
Oh iya? Akhirnya Hyun Bin balik ke drama lagi…
ARVIN
Lah kamu kok ikutan suka oppa-oppa sekarang, Dis?
ADISA
(Menunjuk Naya dengan telunjuknya) Gaga-gara dia nih.
Lalu pelayan datang membawa pesanan mereka.
ARVIN, NAYA & ADISA (SEREMPAK)
Makasih mbak
Mereka makan dengan santai sambil berbincang.
ADISA
Kok liburan lagi sih Vin? Bulan lalu kan udah pulang
ARVIN
Ada jatah cuti, lumayan bisa ke rumah Eyang.
Adisa mengangguk, lalu menguk habis minumannya. Tiba-tiba, ia tidak sengaja mendapati Arvin yang memerhatikannya.
ARVIN
(Melihat motif kerudung Adisa) Kerudungmu desainnya keren.
ADISA
Hmm.. (dengan singkat dan datar)
Naya melirik Arvin sejenak, lalu tersenyum tipis dan tidak menghiraukannya.
Adisa melihat jam tangannya, masih ada waktu untuk berbincang.
SFX. LAGU BEAT KERAS
ADISA
Kalian gak buru-buru kan? (dengan suara samar)
NAYA & ARVIN
Hah? (serempak)
ADISA
(Memasang wajah kesal) Gak buru-buru kaan? (sedikit berteriak, matanya agak melotot)
NAYA
Oh enggak, sans kok.
Adisa lalu beranjak ke kasir untuk memesan snack
ARVIN
(Berbicara pelan ke Naya) Serem banget. (sambil menahan tawa)
NAYA
(tertawa yang ditahan)
KASIR
(Mengulang pesanan) Kentang goreng 1, tahu crispy 1 ya kak. Totalnya 30 ribu.
Adisa hendak menyodorkan uang tunai, tapi tiba-tiba Arvin di sebelahnya menyodorkan kartu debitnya.
ARVIN
Tambah caramel macchiato-nya 1 ya mbak. Gabung sama mbaknya yang ini (menunjuk Adisa)
ADISA
Beneran dibayarin?
Arvin menerima struk dari kasir
ARVIN
Makasih mbak
Arvin menoleh ke Adisa
ARVIN
Iyaa, Dis.
ADISA
Yaudah, thanks. (langsung berlalu menuju meja)
Arvin melihat dompet Adisa di atas meja kasir, lalu mengambilnya diam-diam.
Di meja, Adisa tiba-tiba tersadar sesuatu
ADISA
Dompetku mana ya? (dengan raut sedikit panik)
NAYA
Lah, Sa. Tadi kayaknya ada… (mencari di kolong meja)
Adisa ikut mencari di kolong meja, bahkan sampai tasnya Naya.
NAYA
Gak ada di situ! (memukul pelan tangan Adisa)
ADISA
Kali aja. (tak menghiraukan Naya)
Arvin tiba-tiba tertawa keras, lalu meletakkan dompet Adisa di meja
ARVIN
Hati-hati.
Adisa melihat Arvin dengan tatapan kesal-mengancam-datar.
ADISA
Makasih. (mengambil pelan dompetnya)
ARVIN
Dih, marah.
ADISA
(menggeleng pelan) Nggak, cuma sedih aja haha. (tertawa datar)
NAYA
Lho lho, kenapa?
ADISA
Hmm… tau ah. Banyak yang ngeselin hari ini.
Naya sudah mengerti sikap Adisa jika banyak pikiran tidak bisa menjelaskan. Ia hanya menepuk pelan pundak Adisa.
NAYA
It’s okay, salah Arvin juga gak langsung ngebalikin.
ARVIN
Duh… emang cowok salah mulu.
NAYA
Mulai deh…
Adisa sedikit terhibur. Mereka lalu lanjut mengobrol sampai sore.