64. INT. DEPAN RUANG INAP - RUMAH SAKIT - CONTINUOUS
Dari jauh, Aurel melihat ibu berdiri bersama dua orang lelaki bertubuh besar. Ibu terlihat ketakutan dan menundukkan kepala.
AUREL
Aurel menutup telepon, lalu berjalan menghampiri ibu.
IBU
PENAGIH #1
IBU
PENAGIH #2
IBU
PENAGIH #2
PENAGIH #1
AUREL
Aurel menatap galak ke arah dua lelaki bertubuh kekar itu. Dia berdiri di depan mereka, menjauhkan ibu ke belakang punggung.
AUREL (CONT'D)
PENAGIH #1
Penagih #1, bingung. Dia dan Penagih #2 saling bertatapan. Penagih #2 mengamati penampilan Aurel dari ujung rambut hingga ke ujung kaki, lalu menoleh ke Ibu.
PENAGIH #2
AUREL
PENAGIH #1
AUREL
Aurel terlihat bingung, beralih menatap ibu.
PENAGIH #1
IBU
Ibu mengajak para penagih pergi, menjauh dari Aurel. Aurel menatap kepergian mereka dengan penuh tanda tanya.
CUT TO:
65. INT. RUANG RAWAT INAP - RUMAH SAKIT - DAY
Aurel berjalan masuk, memandang ayah cukup lama. Dia menghela napas berat.
Kita melihat pintu ruang inap yang dibuka dari luar. Ibu berjalan masuk, terkejut melihat Aurel ada disana. Dia hendak kembali keluar.
Aurel menoleh. Keduanya saling bertatapan.
CUT TO:
66. INT. LOKET PEMBAYARAN - MOMENTS LATER
Aurel duduk seorang diri di kursi ruang tunggu depan loket pembayaran, tatapan matanya terlihat kosong.
INTERCUT WITH:
67. INT. RUANG RAWAT INAP - RUMAH SAKIT - DAY
(Flasback) Aurel terkejut, memandang Ibu dengan tatapan kecewa.
AUREL
Ibu mengangguk pelan.
AUREL (CONT'D)
IBU
AUREL
Ibu mengangguk.
AUREL (CONT'D)
IBU
AUREL
IBU
Aurel mengacak-acak rambutnya, frustasi. Kita diperlihatkan air mata yang menetes di wajah ayah yang belum sadarkan diri.
CUT BACK TO:
68. INT. LOKET PEMBAYARAN - CONTINUOUS
PETUGAS RS
Aurel duduk melamun, ditangannya terselip kertas bertuliskan nomor lima. Pengunjung wanita yang duduk disebelah Aurel, melihat kertas itu.
PENGUNJUNG
AUREL
PENGUNJUNG
PETUGAS RS
Aurel sontak berdiri.
AUREL
Aurel menoleh ke pengunjung sekilas.
AUREL (CONT'D)
Aurel berjalan mendekati meja loket. (Beat) Petugas RS memberikan selembar kertas ke Aurel.
PETUGAS RS
Aurel menatap kertas dengan wajah tertunduk lesu.
Beat
Dari arah berlawanan Maya berjalan sambil melihat sekelilingnya. Dia melihat Aurel berdiri di depan loket pembayaran, lalu berjalan menghampiri Aurel.
MAYA
Aurel terkejut, melihat maya berdiri disampingnya.
AUREL
MAYA
AUREL
MAYA
AUREL
INTERCUT TO:
69. INT. KAMAR TIDUR - RUMAH AUREL - DAY
Ibu berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya, seperti sedang berpikir. Dia lalu mengambil sebuah celengan tanah berbentuk ayam dan memecahkannya.
Kita melihat kepingan uang logam dan lembaran uang kertas berserakan di lantai. Ibu berjongkok, menghitung satu persatu uang itu.
CUT TO:
70. INT. KANTIN RUMAH SAKIT - MOMENTS LATER
Aurel dan Maya duduk berhadapan.
AUREL
MAYA
Aurel tersenyum, sesekali mengangguk mendengarkan Maya bercerita dengan antusias. Dia lalu memghela napas sambil menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi. Maya memperhatikan tatapan mata Aurel yang terlihat sedang merenung.
MAYA (CONT'D)
AUREL
MAYA
Aurel tersenyum tipis menanggapi perkataan Maya.
MAYA (CONT'D)
AUREL
MAYA
Aurel mengeleng lemah. Maya bingung melihat (wajah) Aurel terlihat suntuk, seperti banyak pikiran.
MAYA (CONT'D)
AUREL
Maya terkejut mendengar Aurel mendadak ingin cuti kuliah.
MAYA
Aurel mengeleng frustasi.
AUREL
MAYA
Aurel mengeleng pelan. Dia menundukkan kepala,menghindari tatapan mata Maya yang penasaran.
MAYA (CONT'D)
Aurel berdiam sambil berpikir, menimbang-nimbang ucapan Maya.
AUREL
MAYA
AUREL
Maya terdiam, menatap sendu Aurel.
MAYA
Aurel menghela napas, pasrah.
CUT TO:
71. INT. KORIDOR RUMAH SAKIT - MOMENTS LATER
Aurel berjalan pelan dengan lesu menuju kamar inap tempat bapak dirawat. Kita melihat beberapa suster berlari panik keluar kamar rawat inap bertulis nomor 54.
SUSTER
Aurel heran melihatnya. Kita melihat beberapa suster berlari cepat dari arah belakang punggung Aurel, menuju ruang inap bertulikan nomor 54.
Aurel melihat ibu keluar ruangan dengan wajah sedih. Dia berjalan mendekati ibu.
AUREL
Ibu mengeleng sambil menangis pilu. Aurel berjalan mendekati pintu, hendak masuk. Namun tertahan oleh suster yang berdiri didepan pintu.
SUSTER
AUREL
SUSTER
Suster menunduk dan langsung menutup pintu dengan cepat. Aurel mendesah kesal. Dia berusaha mengintip ke dalam dari balik kaca yang ada di pintu.
Kita melihat bapak terbaring dengan mata tertutup dan napas yang tidak teratur. Dokter melakukan pemeriksaan denyut nadi, pernapasan dan tekanan darah Bapak.
Bapak terlihat tidak sadarkan diri. Dokter memberikan bantuan napas dengan kompresi dada (RJP).
SUSTER
Dokter melihat ke arah layar monitor tanda vital.
DOKTER
Suster mengangguk. Dokter melepaskan aksesoris dan pakaian yang melekat di area dada Bapak. Suster memberikan alat kejut listrik (defibrillator paddle) ke dokter. Suster menyalakan monitor defibrillator.
SUSTER
Dokter menuangkan gel konduksi, menempelkan dan mengosok-gosok kedua defibrillator pad. Kemudian ditempelkan di dada Bapak dengan cepat. Tidak ada respon dari Bapak.
DOKTER
SUSTER
Suster mengangguk, lalu memencet tombol di layar defibrillator. Dokter kembali menempelkan defibrillator pad ke dada bapak.
INTERCUT TO:
72. INT. DEPAN PINTU - RUANG ICU - CONTINUOUS
Ibu menangis tersedu-sedu. Aurel berdiri disamping ibu. Dia mengusap-usap lengan ibu sambil menahan tangis. Kita melihat pintu ruangan dibuka. Dokter berjalan keluar menemui ibu dan Aurel.
DOKTER
Ibu menjerit histeris. Aurel berusaha menenangkan dibantu oleh Dokter yang menepuk-nepuk pundak Ibu.
CUT TO: