INT. RUMAH ARIF - LANTAI 2 - MORNING - PAST
Diatas box tumbler terdapat mangkuk bubur cendil yang habis dan piring berisi cake yang setengah dimakan.
Ruang tengah itu dipenuhi dengan barang-barang Nala dan Arif.
Nala sedang tiduran di sajadah yang digelar di atas karpet.
Dia memangku kepalanya dengan bantal-bantal yang dinaikan karena banjir pagi ini.
LARAS (O.S)
Nal. Naalaaa.
Mata Nala perlahan terbuka.
Laras menaiki tangga. Diikuti dengan Ibnu (26) di belakangnya.
LARAS
Hei Bangun bangun. Udah siang.
Nala perlahan-lahan bangun. Mengusap mata.
Laras memberi Nala plastik berisi UC9000.
NALA
Kali-kali lo butuh.
LARAS
(ke Laras)
Thanks. Itu siapa?
Ibnu hanya berdiri di ujung tangga.
LARAS
Ah itu Ibnu. Temennya Arif.
Ibnu mulai ikut join.
IBNU
Nasi uduk. Buat lo ama Arif.
NALA
Thanks. Arif mana?
IBNU
Dibawah. lagi nyerok air.
(beat)
Gua kebawah duluan ya.
Nala melambaikan tangan.
LARAS
Makasih Ibnuu.
Laras membuka nasi uduk untuk Nala.
LARAS (CONT’D)
Ayo Nal dimakan dulu.
Nala melihat ruangan yang dipenuhi barang-barang.
LARAS (CONT’D) (O.S)
Abis itu kita bantu-bantu juga.
NALA
(terisak)
Arif..
Nala duduk meringkuk.
LARAS
Nal? Nala lo kenapa? Kok nangis?
Nala menangis.
I/E. JALAN DAENDELS - MOBIL ARIF - THE NEXT DAY
Mobil Arif terparkir tidak jauh dari pantai.
Suara ombak dan laut meniban suara radio di mobil Arif yang sedang menyetel lagu jadul.
Arif mengambil puntung rokok terakhirnya yang dia sisakan di dalam bungkus.
Arif menyalakan lighter. Rokok itu tersulut. Di rokok itu tertulis forget me not.
Arif batuk-batuk. Rokok itu terasa pahit. Tidak seperti yang dijanjikan.