INT. RUMAH ARIF - KAMAR TIDUR - MIDNIGHT - PAST
Arif dan Nala tidur di kasur Arif. Nala tidak bisa tidur. Hujan turun deras sekali di luar rumah.
NALA
(mengoyang pundak Arif)
Rif. Bangun Rif.
Arif tidak merespon.
NALA (CONT’D)
Arif. Kayaknya banjir deh.
ARIF
Jangan berisik Nal. Tidur.
Nala khawatir. Suara sambaran petir yang kencang. Nala beranjak dari kasur.
Arif tetap di kasur, masih ngantuk. Terdengar suara Nala meninggalkan kamar. Arif menutup kepalanya dengan bantal.
INT. RUMAH ARIF - DAPUR - MOMENTS LATER - PAST
Nala meneguk kopi panasnya. Dia kedinginan dan khawatir. Terlihat dari jendela dapur amukan angin dan hujan di luar sana.
Nala beranjak dari kursi.
EXT. RUMAH ARIF - GARASI - MIDNIGHT - PAST
Nala berjalan ke depan pagar. Nala mengecek luapan air dari
belakang pagar.
INT. RUMAH ARIF - KAMAR TIDUR - MIDNIGHT - PAST
Nala menyalakan lampu.
NALA
Arif! Bangun! Bakal banjir.
ARIF
Kalo banjir pasti ada
pemberitahuannya.
NALA
Airnya udah ngeluap dari got.
Bangun Arif!
ARIF
(bangun)
MANA SIH?!
EXT. RUMAH ARIF - GARASI - MOMENTS LATER - PAST
Nala menunggu di pintu dapur. Menggaruk lengannya.
Arif kembali setelah ngecek.
ARIF
Bentar lagi juga reda.
NALA
Udah dua jam Rif! Dua jam! Aku gak
bisa tidur dari jam 12! Ini gak
akan berhenti.
ARIF
Kalo tiba-tiba reda gimana?
Nala memegang mukanya, capek mendengar alasan Arif.
NALA
Keluarin Mobil! Garcep ah!
INT. MOBIL ARIF - NIGHT - PAST
Arif menyetir mobil. Wiper mobil berusaha keras menyapu air hujan yang semakin deras. Arif melihat parkiran di dataran tinggi sudah hampir penuh.
Mata Arif heran. Banyak bapak-bapak membawa payung pergi balik ke dataran rendah.
Arif membuka kaca ketika melewati salah satu bapak-bapak yang memakai payung.
ARIF
Maaf pak, diatas masih ada parkiran
kosong gak ya?
BAPAK-BAPAK BERPAYUNG
Keluar komplek pak. Udah penuh.
ARIF
Ini beneran bakal banjir?
BAPAK-BAPAK BERPAYUNG
Kata grup WA saya begitu. Bapak
udah ngangkat-ngangkat barang
belum?
INT. RUMAH ARIF - KAMAR TIDUR - MIDNIGHT - PAST
Nala sedang menenteng banyak baju-baju pentingnya.
Handphone-nya berdering.
NALA
Halo? Arif?
ARIF (O.S)
Nal naikin tanaman kamu! Bener
Banjir!
NALA
Aku lagi angkat baju. Cepetan
pulang! Gak kuat aku ngangkat kasur
sendiri!
ARIF (O.S)
Oke. Lo angkat dulu apa yang lo
bisa.
Nala mematikan hp. Nala mengambil baju-bajunya.
INT. RUMAH ARIF - LANTAI 2 - MOMENTS LATER - PAST
Lantai 2 Rumah Arif tidak terlalu besar. Dibalik ruangan tengah yang kecil, Terdapat 3 pintu ke tempat Cuci, tempat gantung baju, dan Gudang.
Nala menaruh baju-bajunya di ruang tengah. Nala lalu turun melalui tangga.
INT. RUMAH ARIF - KAMAR TIDUR - MOMENTS LATER - PAST
Nala menaruh barang-barang berharga Arif yang tersimpan di lemari ke satu box tumblr. Diatas kotak itu Nala menaruh selimut dan seprai kasur.
INT. RUMAH ARIF - RUANG TENGAH - MOMENTS LATER -PAST
Nala mendorong box itu hingga deket tangga. Nala berusaha membopong box tumblr perlahan-lahan menaiki tangga.
Napas Nala sudah terengah-engah.
INT. RUMAH ARIF - LANTAI 2 - MOMENTS LATER - PAST
Nala menaruh bantal-bantal dan guling-guling. Barang-barang di lantai dua sudah mulai menumpuk.
INT. RUMAH ARIF - RUANG TENGAH - MOMENTS LATER - PAST
Nala mengeluarkan bingkai foto, piring-piring kecil, dan souvenir yang tergeletak di meja kecil dan/atau di dalam lemari. menaruhnya dalam kantong plastik.
INT. RUMAH ARIF - RUANG TENGAH - MOMENTS LATER - PAST
Nala sedang menaruh tanaman hiasnya di meja TV yang sudah kosong. Menatanya rapih.
Arif datang basah kuyup.
ARIF
NALA. Airnya udah masuk Garasi!
NALA
KAMU DARIMANA AJA SIH?!
(beat)
Aku sempet kepikiran ninggalin kamu
tau gak?!
ARIF
Parkirannya penuh. Aku harus parkir
jauh.
(beat)
Apa yang bisa kubantu?
Nala berpikir.
NALA
Kamu coba naik-naikin
barang-barang yang pasti ngapung.
Aku taro tanaman dulu.
INT. RUMAH ARIF - RUANG TENGAH - MOMENTS LATER - PAST
Arif membopong bantal-bantal sofa, lalu mulai menaiki tangga.
Meja TV sudah dipenuhi tanaman-tanaman hias Nala. Nala menaruh tanaman hias terakhir. Jumlahnya ada 8.
INT. RUMAH ARIF - DAPUR - MOMENTS LATER -PAST
Arif berusaha membopong dispenser.
NALA (O.S)
Arif! Kasur dulu ayo!
Arif mengangguk.
INT. RUMAH ARIF - KAMAR TIDUR - MOMENTS LATER - PAST
ARIF & NALA
1. 2. TIGA!
Arif dan Nala berusaha sekuat tenaga menaruh rangkai kasur diatas meja kamar tidur.
NALA
Pelan-pelan.
Mereka berhasil.
Arif dan Nala menaikan matras kasur diantara 2 kursi dapur yang dijajarkan dekat tembok.
INT. RUMAH ARIF - RUANG TENGAH - MOMENTS LATER -PAST
Nala dan Arif berusaha menaruh kerangka sofa pertama yang berat, diatas meja ruang tengah.
Nala dan Arif berusaha menaruh kerangka sofa kedua yang berat, diatas meja ruang tengah lainnya.
NALA
Aduh! Punggungku.
ARIF
Apalagi?
Nala menahan sakit. Nala melihat sekitar.
NALA
Kulkas.
INT. RUMAH ARIF - DAPUR - MOMENTS LATER -PAST
Terlihat di meja makan yang sudah dirapatkan ke tembok, bahwa isi-isi kulkas sudah dikeluarkan.
Nala dan Arif hendak menaruh kulkas diantara 2 kursi dapur. Mereka nungging siap mengangkat.
NALA
Huff. Huff.
ARIF
Huff. Siap? 3. 2.
NALA
Satu! HNNGGG!
ARIF
HNNGG!
Kulkas agak miring kedepan.
NALA
Tahan depannya Rif. Gua belakang.
Arif menyesuaikan bahunya. Menahan beban kulkas. Kulkas berhasil dinaikan. Nala menaruh tangan di punggungnya. Arif menaruh tangan di lututnya. Keduanya kecapekan.
Terdengar dari luar pengumuman peringatan banjir oleh pak satpam.
ARIF
Udah semua kan?
NALA
Kalo banjirnya naik lagi. Kulkasnya
(menelan ludah)
Harus ditaruh di meja makan.
ARIF
(menarik napas)
Insyallah enggak.
Terlihat dari pintu dapur. Airnya sudah masuk.
NALA
Bantuin gua diatas.
ARIF
Oke.
INT. RUMAH ARIF - RUANG TENGAH - MOMENTS LATER - PAST
Kaki Nala dan Arif basah karena air di diruang tengah sudah lebih merembes masuk dibanding yang lewat dapur. Nala mengeringkan kakinya dengan keset yang ditaruh di tangga.
Arif menunggu giliran.
NALA
(berbalik ke Arif)
Pintu kamar mandi! Banyak kecoa
nanti.
ARIF
(takut)
Kecoa?
NALA
Mau Aku aja?
Arif ragu-ragu, kemudian Arif langsung turun dari tangga dan pergi.
Nala kembali mengeringkan kaki.
Nala melihat dari kejauhan tanaman-tanaman hiasnya diatas meja TV. Untuk pertama kalinya, Nala merasa dia telah menanam sebagian dirinya di hidup orang lain. Mempertahankannya.
Terdengar teriakan Arif. Nala kaget.
INT. RUMAH ARIF - LANTAI 2 - MORNING - PAST
Lantai kamar dua sudah terlihat bersih dan rapih. Ruang
tengah yang kecil itu terlihat lebih kecil lagi dengan
barang-barang Nala dan Arif yang menumpuk.
Nala sedang sholat subuh tahyatul akhir. menghadap ke arah
tangga.
Nala selesai sholat.
Dari bawah tangga terdengar suara.
ARIF (O.S)
Nal! Nala!
NALA
Apa?
ARIF (O.S)
Airnya udah sampe lutut. Kayaknya
Sekringnya dikit lagi kena. Gua
matiin ya?
NALA
Matiin Rif tolong.
Semua Lampu mati. Gelap gulita.
Hening.
Dari bawah tangga, terdengar suara kaki bergerak di air. Cahaya lilin mulai timbul. Arif berjalan keatas membawa lilin yang tertempel diatas piring di tangan kanannya. Tangan kirinya penuh dengan kumpulan piring dan lilin. Kakinya dibawah lutut basah kuyup .
Arif menaruh semua piring dan lilin di tangan kirinya di ujung tangga. Arif meneteskan lilin perlahan-lahan ke atas piring kosong.
Nala memperhatikan.
Arif menempel lilin yang belum tersulut disitu. Dari lilin yang sudah menyala, Arif menyulutkan lilin yang baru ditempel.
ARIF
(memberi lilin dan piring)
Nal. Itu buat diatas.
Arif menempelkan lilin dan piring lainnya. Satu per satu di beberapa ruas tangga.
Tangganya yang tadinya gelap, sekarang lumayan terang.
ARIF
Nal. Gua ambilin bubur ama cake
gimana?
NALA
(menempelkan lilin ke piring)
Boleh.
Terdengar suara Arif mencelupkan kakinya ke genangan air.
Terdengar suara Arif berjalan menyeret kakinya di dalam air.
Nala selesai menempel lilin.
Nala mengecek tangga yang sekarang agak terang.
Hening.
Nala menunggu Arif datang. Namun, hanya suara rintik hujan yang tertinggal.
NALA
Arif?
Arif tidak merespon.