12. EXT. ESTABLIS JALAN BERKELOK PEGUNUNGAN — SORE
Jalan berkelok disepanjang pegunungan nampak seperti ular yang merayap. Suasana jalan sepi dan sinar matahari sudah mulai berwarna kuning keemasan. Terlihat mobil Baskoro menyusuri jalan tersebut.
13. I/E. MOBIL BASKORO DIJALAN PEGUNUNGAN — SORE
Maya duduk terdiam di bangku tengah sambil menggerakkan kepalanya mengikuti alunan musik dari earphone yang tersambung dengan ponselnya. ia mengenakan setelan celana jeans dan jaket kulit serta kain syal yang melingkar di leher.
Sementara Intan dan Baskoro duduk di bangku depan. Intan memperhatikan dan menikmati pemandangan sekitar, sementara Baskoro fokus kedepan sambil memegang kemudi.
Sesekali Baskoro melirik kaca spion tengah melihat tingkah Maya. Baskoro mencoba memecahkan keheningan didalam mobil dengan bertanya ke maya.
BASKORO
Maya tidak mendengar panggilan kakaknya. Dia terus menikmati alunan musik dari earphonenya, sementara Intan menoleh kearah suaminya dan kearah maya.
BASKORO (CONT’D)
(Mengeraskan suara)
Intan mencolek Maya dan memberi isyarat pada Maya bahwa mas Bagas memanggilnya. Maya melepas earphonenya dan memandang kearah Baskoro.
BASKORO (CONT’D)
MAYA
Maya terlihat jengkel dan ingin memakai earphonnya lagi.
BASKORO
Maya mengurungkan niatnya memasang earphone dan membuang pandangannya ke arah jendela samping.
BASKORO (CONT’D)
Kamu sudah dewasa May, mas nggak akan mencampuri hubunganmu dengan Dhani.
MAYA
BASKORO
Maya langsung memalingkan wajahnya memandangi kakaknya.
MAYA
BASKORO
Maya memalingkan lagi pandangannya dan menatap kosong kearah luar jendela mobil.
BASKORO (CONT’D)
INTAN
MAYA
(tersenyum kecut)
Intan dan Baskoro saling pandang sejenak. Baskoro menghela napas dan menggelengkan kepala.
Sementara suasana jalan pegunungan semakin teduh oleh bayangan pohon yang lebat. Baskoro melirik botol minum didasboard samping , dia mengambil dan membuka tutup botol sambil memegang kemudi.
Saat meneguk minuman tiba tiba dari arah depan muncul seekor kucing hitam melintas menyeberang jalan, dengan reflek Baskoro langsung membanting setir ke kiri dan menginjak pedal rem hingga tubuh mereka bertiga sempat terdorong ke depan. Mesin mobil mati, suasana hening sejenak.
Intan terlihat sedikit shok dan mengatur nafasnya yang tersengal, sementara Maya yang sempat terdorong berusaha bangkit dan melihat ke arah kaca belakang mobil.
Baskoro menyeka air yang tumpah di bajunya sambil meletakkan botol minumnya dan berusaha menenangkan suasana.
BASKORO
(Memegang tanggan Intan)
Sambil mengatur nafas Intan mengangguk.
BASKORO (CONT’D)
MAYA
(Melihat kekaca belakang)
BASKORO
(Sambil menstater mobil)
Mesin mobil tidak mau menyala, dicobanya beberapa kali menstater tapi mesin mobil tetap tidak mau menyala, Baskoro mulai sedikit kesal.
Maya membuka pintu mobil dan hendak keluar menuju bangkai hewan yang tertabrak tadi, Baskoro berusaha mencegah namun maya tidak menghiraukan.
BASKORO (CONT’D)
MAYA
(Sambil keluar mobil)
BASKORO
Baskoro mencoba menstater mobilnya lagi, tapi tetap tidak mau menyala.
BASKORO (CONT’D)
(Memukul setir mobil)
INTAN
BASKORO
Baskoro keluar mobil diikuti intan yang juga ikut keluar.
14. EXT. JALAN PEGUNUNGAN DI TENGAH HUTAN — SORE
Baskoro melihat kearah maya yang duduk jongkok didepan bangkai hewan yang mati, Baskoro berjalan hendak mendekat tapi diurungkan karena melihat Intan yang hendak mengikutinya. Dia memberi tanda dengan tangannya agar Intan berhenti, dan dia berteriak ke arah maya.
BASKORO
MAYA
BASKORO
MAYA
(melepas kain syal)
Maya membungkus bangkai kucing dengan kain syal yang dia pakai, sementara Baskoro berbalik dan mengajak intan menuju kap depan mesin mobil lalu membukanya.
Maya mengangkat bangkai kucing yang sudah terbungkus kain syal dan mencari tempat untuk menguburnya. Dia memperhatikan suasana sekitar, dia baru sadar kalau ternyata dia berada di tengah hutan diperbukitan.
Hawa dingin mulai terasa seiring kabut tipis yang mulai terlihat turun, suara bising serangga tonggeret saling bersautan, maya berjalan masuk ke tepi hutan mencari tanah yang sedikit gembur untuk menggali lubang.
Setelah menemukan tempat yang cocok dia berjongkak meletakkan bangkai kucing serta mengambil dahan kering disampingnya dan mulai menggali.
Baskoro memeriksa kabel yang menghubungkan accu. Dia menggoyang-goyang kabel untuk memeriksa kerapatan kabel. Sementara Intan berdiri memperhatikan suaminya.
BASKORO
Intan mengangguk dan langsung masuk ruang kemudi. dia memutar kunci kontak, suara dencitan dinamo stater mulai memicu mesin.
BASKORO (CONT’D)
Suara dinamo stater berdencit lagi dan pada saat yang bersamaan mesin mobil mulai menyala. Baskoro tertawa senang dan segera menutup pintu kap mesin. Dia memperhatikan sekeliling mencari keberadaan maya yang tak terlihat lagi.
Maya sudah menyelesaikan pekerjaanya. Dia menepuk-nepuk gundukan tanah tempat dia mengubur bangkai kucing tadi. Setelah itu dia berdiri dan membersihkan kedua tangannya sambil melihat sekeliling, dan pandangan Maya berhenti pada sosok wanita berbaju putih(ningsih) yang berdiri di sela-sela pohon besar memperhatikan dia dari kejauhan.
Maya tertegun dan tidak bisa bergerak sedikitpun, disaat keadaan mencekam itu tiba-tiba maya terperanjat kaget dan berbalik ke belakang saat sebuah tangan mencengkeram pundaknya dari belakang.
BASKORO (CONT’D)
(Memegang pundak maya)
Maya menahan nafas dan berusaha tenang setelah dia tahu bahwa yang memegang pundaknya tadi adalah kakaknya.
BASKORO (CONT’D)
Maya mengangguk dan menoleh lagi kearah wanita misterius yang dilihatnya tadi, tapi sudah tidak ada. Baskoro heran melihat adiknya bertingkah aneh.
BASKORO (CONT’D)
MAYA
(sedikit bingung)
BASKORO
(Melihat pohon besar)
Baskoro berjalan menuju mobil diikuti maya dari belakang. Sesekali maya penasaran dan menoleh ke arah belakang, tapi hanya deretan pohon yang terlihat.
15. EXT. HALAMAN RUMAH JURAGAN SATRO — SORE
Bangunan rumah juragan Sastro yang bergaya belanda berdiri di antara perkebunan teh jauh dengan rumah penduduk.
Awan mendung mulai terlihat menyelimuti kawasan perkebunan. juragan Satro duduk dikursi teras rumah membaca koran sambil sesekali menghisap rokoknya.
tak lama kemudian Ibu Sulastri muncul dari dalam rumah membawa secangkir kopi untuk suaminya.
IBU SULASTRI
Ibu Sulastri melihat kearah langit yang mulai mendung.
IBU SULASTRI
JURAGAN SASTRO
(membolak-balik koran)
IBU SULASTRI
JURAGAN SASTRO
IBU SULASTRI
JURAGAN SASTRO
Ibu Sulastri terdiam, Juragan Sastro menutup korannya dan meminum kopi yang ada di meja.
JURAGAN SASTRO (CONT’D)
IBU SULASTRI
JURAGAN SASTRO
IBU SULASTRI
Mobil Baskoro terlihat memasuki halaman rumah. Ibu Sulastri tersenyum gembira dan berdiri.
IBU SULASTRI
itu pak, yang dirasani sudah sampai
Mobil berhenti tak jauh dari teras. Ibu Sulastri berjalan dan berdiri didepan teras, dia memberi isyarat ke suaminya agar ikut berdiri menyambut kedatangan anak-anaknya. Juragan Sastro pun menuruti dan berdiri disamping istrinya.
Baskoro, Intan, dan Maya membuka pintu dan turun dari mobil. Mereka menuju kebagasi belakang untuk menurunkan tas mereka. Maya mengambil dan membawa tas ranselnya, sementara Baskoro membawa satu tas besar dan koper sedangkan Intan menenteng tas makeup dan kotak perhiasnya.
Maya berjalan didepan diikuti Intan dan Baskoro. Maya mendekati kedua orang tuanya yang berdiri berdampingan. Maya mencium tangan dan memeluk ibunya sementara ibunya tersenyum memegang kepala maya dan mencium kedua pipinya.
IBU SULASTRI (CONT’D)
(Sambil mencium pipi maya)
MAYA
(Tersenyum)
Juragan Sastro pun sudah siap melakukan hal yang sama, dia menjulurkan tangannya, Maya pun menyalaminya tanpa mencium tangan. Wajahnya tertunduk tanpa melihat wajah bapaknya dan langsung masuk kedalam rumah. Juragan Sastro dan istrinya saling pandang, bu Sulastri melihat suaminya menahan rasa kekesalan diwajahnya.
suasana sedikit canggung itupun kembali cair ketika ibu Sulastri menyapa Intan yang dari tadi juga ingin bersalaman dengan ibu.
IBU SULASTRI
(Tersenyum)
Ibu Sulastri memperlakukan Intan seperti Maya. Dia memeluk dan mencium intan
INTAN
Setelah itu Intan mencium tangan bapak mertuanya dan memeluknya. Baskoro meletakkan tas dan kopornya kemudian melakukan hal yang sama pada keduanya.
IBU SULASTRI
BASKORO
Baskoro kemudian memeluk bapaknya
BASKORO (CONT’D)
Juragan Sastro mengangguk dan merangkul Baskoro.
IBU SULASTRI
(Menggandeng Intan)
Baskoro hendak mengambil tas dan kopernya.
JURAGAN SASTRO
(Menahan Baskoro)
Juragan Sastro duduk di kursi teras diikuti Baskoro. Sementara ibu Sulastri memanggil Ayu.
IBU SULASTRI
(Sedikit teriak)
AYU (V.O.)
Ayu muncul dari dalam rumah.
IBU SULASTRI
AYU
Ayu langsung bergegas mengangkat tas dan koper baskoro dan membawanya masuk. ibu Sulastri melihat sebentar kearah suaminya yang sedang ngobrol dengan Baskoro.
IBU SULASTRI
JURAGAN SASTRO
Ibu Sulastri melihat ke arah Intan dan tersenyum.
IBU SULASTRI
(menggandeng Intan)
CUT TO:
16. INT. RUANG TAMU RUMAH JURAGAN SASTRO — SORE
Ibu Sulastri menggandeng intan memasuki ruang tamu. Sebuah lukisan foto juragan satro dan istri berukuran besar terpampang di tembok tepat diatas sofa. Beberapa perabot antik dan guci tertata rapi diruangan ini. ibu Sulastri mengajak intan duduk di sofa panjang. Beliau mengelus perut intan.
IBU SULASTRI
INTAN
IBU SULASTRI
INTAN
IBU SULASTRI
INTAN
IBU SULASTRI
INTAN
IBU SULASTRI
Ayu muncul dari arah dapur
AYU
IBU SULASTRI
AYU
IBU SULASTRI
Ayu sedikit bingung..
AYU
(Mengerutkan kening)
IBU SULASTRI
INTAN
IBU SULASTRI
AYU
17. EXT. HALAMAN RUMAH JURAGAN SATRO — SORE
Juragan Sastro dan Baskoro berjalan perlahan disekitar halaman. awan mendung mulai bergelayut diatas perkebunan teh yang terbentang luas. Juragan Sastro menghentikan langkah dan menyalakan rokoknya.
JURAGAN SASTRO
BASKORO
Juragan Sastro terdiam. dia menghisap rokoknya dalam-dalam.
BASKORO (CONT’D)
JURAGAN SASTRO
(sedikit membentak)
Baskoro terdiam. Dia melihat mimik wajah bapaknya yang tidak suka dengan rencananya.
JURAGAN SASTRO (CONT’D)
BASKORO
(tertunduk)
JURAGAN SASTRO
(Menghela nafas)
Juragan Sastro menghisap rokoknya lagi.
JURAGAN SASTRO (CONT’D)
Ganti baskoro yang menghela nafas.
CUT TO:
18. INT. KAMAR TIDUR MAYA DIRUMAH JURAGAN SASTRO — SORE
Pintu kamar terbuka setengah. Ruangannya terlihat sedikit luas dengan sebuah ranjang tidur, lemari baju dan meja belajar mengisi ruangan kamar ini.
Maya berdiri didepan jendela kamarnya. Pandangannya tertuju jauh kearah Baskoro yang berbincang dengan bapaknya. Dari arah pintu suara ibunya mengejutkan dia.
IBU SULASTRI (V.O.)
Pandangan Maya langsung teralihkan ke arah ibunya yang sudah ada didepan pintu kamarnya. Maya tersenyum ke ibunya. Dia beranjak dan duduk di atas ranjang.
Ibu Sulastri masuk mendekati Maya dan ikut duduk disamping maya. Dia membelai rambut Maya dengan kasih sayang, dan Maya pun menyandarkan kepalanya di bahu ibunya.
IBU SULASTRI
(Tersenyum)
Maya tersipu malu. Dia melepas sandarannya dan duduk tegak sambil memegang tangan ibunya.
MAYA
IBU SULASTRI
Maya tersenyum sambil mengangguk
IBU SULASTRI (CONT’D)
(menggoda maya)
MAYA
(malu dan manja)
Mereka berdua tertawa bersama. Ayu tiba-tiba muncul di depan pintu kamar
AYU
IBU SULASTRI
AYU
Ayu dan Maya saling memperhatikan, Ayu menatap tajam kearah Maya dan menyapa Maya dengan menganggukkan kepala, Maya pun membalas anggukan Ayu. Ayu pun segera beranjak pergi.
MAYA
(memastikan ayu pergi)
IBU SULASTRI
MAYA
IBU SULASTRI
MAYA
IBU SULASTRI
MAYA
IBU SULASTRI
MAYA
Ibu sulastri tersenyum sambil mengelus kepala maya.
IBU SULASTRI
Ibu Sulastri berdiri dan meninggalkan kamar Maya.
19. EXT. HALAMAN SAMPING RUMAH JURAGAN SASTRO — PETANG
Pak dasim membakar tumpukan rumput dan daun kering yang baru dikumpulkan. asap putih melayang mengikuti arah angin. pak dasim kemudia membereskan beberapa perlengkapannya. Dia membersihkan sabitnya sambil memastikan kalau sabitnya masih tajam dan memasukkan ke sarung kulitnya kemudian menyelipkan ke punggung belakang. Dia memperhatikan tumpukan daun yg dibakarnya, kemudian menengadah melihat awan hitam yang makin menggulung di langit.
20. INT. KAMAR TIDUR INTAN DI RUMAH JURAGAN SASTRO — PETANG
Ranjang berukuran besar dan lemari baju mengisi ruangan ini. Intan duduk menghadap cermin toalet tua dengan ukiran kayu jati dikedua sisinya, dan dua laci besar menempel di bagian bawah meja itu.
Dia masih mengenakan jubah mandi dan handuk yang membungkus rambutnya. Dia membuka kotak perhiasan yang dibawanya dari rumah dan mengambil anting-anting untuk dicoba sambil melihatnya dari cermin. Tak lama kemudian terdengar suara pintu kamar diketuk ibu Sulastri.
IBU SULASTRI (V.O.)
INTAN
(Tetap menatap cermin)
Intan melihat dari bayangan cermin ibu Sulastri membuka pintu.
IBU SULASTRI
INTAN
(Melihat ibu dari cermin)
IBU SULASTRI
Ibu Sulastri hendak pergi tapi Intan memanggilnya.
INTAN
Ibu Sulastri tidak jadi pergi
IBU SULASTRI
(Masuk menghampiri Intan)
Ibu Sulastri masuk dan membiarkan pitu kamar sedikit terbuka. Dia mendekati Intan dan berdiri dibelakang Intan yang sedang duduk menghadap cermin.
INTAN
(Memamerkan anting)
IBU SULASTRI
INTAN
Intan menunjukkan sekotak perhiasanya, ibu Sulastri mengangkat kalung dan mengamatinya dengan tersenyum
IBU SULASTRI
INTAN
Intan membuka laci toalet dan mengambil sebuah kotak perhiasan kecil yang dihiasi dengan ikatan tali pita. Dia tersenyum dan memberikan kotak tersebut ke ibu mertuanya.
INTAN (CONT’D)
IBU SULASTRI
(Menerima kotak perhiasan)
INTAN
Ibu melepas ikatan tali pita dan membuka kotaknya. Dia terkejut dan senang melihat sebuah kalung emas dengan bandul mutiara yang sangat indah.
CUT TO: