1. INT. GUBUK TUA DITENGAH HUTAN — MALAM
Suara hujan dan guntur mengiringi tangisan bayi dari dalam kamar sebuah gubuk tua. Tampak sebuah ranjang dari besi yang diselimuti kelambu usang, disamping ranjang terlihat sebuah lemari baju dari kayu yang pintunya terdapat cermin dengan kondisi sudah buram. Foto Ningsih dalam pigora plastik dan beberapa carik kertas terlihat di atas meja kecil. Sementara cahaya lampu minyak di atas meja menyala redup dan bergoyang tertiup angin yang masuk dari sela-sela dinding kayu kamar tersebut menambah suram suasana kamar ini.
Ningsih, wanita muda usia 30 tahunan mendekap bayinya sambil mengalunkan gending jawa lelo ledhung. Dia mengenakan baju longdres warna putih yg sedikit kumal dengan rambut terurai panjang. wajahnya sedikit pucat dan tatapan matanya kosong.
NINGSIH
Bayi itu perlahan diam dan tertidur. Ningsih terdiam, dia menitikkan air mata dan mencium kening bayinya, kemudian meletakkannya di ranjang dan menyelimutinya. Ningsih berjalan dan duduk didepan meja, dia melipat dua carik kertas yang penuh dengan tulisan tangan dan memesukkan ke dalam amplop putih. Dia mengambil pena dan menulis diamplop tersebut dengan tulisan “maafkan aku, untuk suamiku tercinta”, setetes air mata menetes diatas surat tersebut.
Ningsih bangkit dan menggeser kursi ke tengah, dia naik dan berdiri di atas kursi tersebut, tampak sebuah tali tambang yang sudah diikat seperti laso, dia mengikatkan tambang tersebut ke lehernya. Cahaya lampu minyak semakin bergoyang, sepasang jendela bergetar terkena hempasan angin yang semakin kencang, kaki ningsih mencoba untuk merobohkan kursi yang dipijak, tepat saat kursi terguling dan kaki ningsih tergantung, lampu minyak mati, cahaya kilat menyala terang diiringi suara guntur keras menggelegar dan tangis bayi pecah.
CUT TO:
Black screen
TITLE: 20 Tahun kemudian
Terdengar suara musik (”ceria”)
FADE IN:
2. EXT. KAMPUS INSTITUT KESENIAN — SIANG
Musik terdengar mengiringi aktifitas mahasiswa yang hilir mudik, beberapa mahasiswa ada yang membawa buku dan beberapa yang lain membawa alat musik gitar, saxophone,biola. Ada sekelompok mahasiswa yang berdiskusi, ada juga sekelompok mahasiswa yang saling bersendau gurau di taman area kampus.
3. INT. RUANG MUSIK KAMPUS INSTITUT KESENIAN — SIANG
Musik terdengar semakin keras. Maya, gadis agak tomboy berwajah cantik dengan model rambut short shag sebagai vokal menjiwai lagu yang dia nyanyikan
MAYA
(menyanyi)
Sementara Dhani, pemuda tampan dan sopan dengan tubuh atletis yang selalu perhatian dengan maya,dia memainkan jari jemarinya diatas keyboard.
Andra pemuda dengan tubuh tinggi kurus dan berambut panjang terurai memainkan melodi.
Cindy, gadis manis yang selalu selalu ceria memainkan bass, dan Rio, pemuda botak bergaya cuek memainkan drum. Mereka menikmati setiap hentakan melodinya. Mereka memainkan musik dengan gaya seperti pemusik profesional. Diakhir lagu, Rio menutupnya dengan hentakan drumnya.
DHANI
(Sambil bertepuk tangan)
DHANI (CONT’D)
(Melihat jam tangan)
CINDY
RIO
(Meregangkan kedua tangannya ke atas)
ANDRA
(Sampil menepuk jidat rio)
Mereka tertawa sambil merapikan alat musiknya masing masing, sementara Maya mengambil ranselnya yang tersimpan di lantai. Dia membuka ransel dan mengambil sebungkus rokok dan menyalakan sebatang, Tiba-tiba ponsel Maya yang ada didalam ransel berbunyi. Dia mengambil dan melihat tulisan mas Baskoro dilayar ponsel. Maya segera menerima panggilan tersebut.
MAYA
CUT TO:
4. INT. RUANG TAMU RUMAH BASKORO — SIANG
BASKORO
INTERCUT - PERCAKAPAN TELEPON
MAYA
BASKORO
Saat terjadi percakapan ditelepon antara mereka berdua, tampak Intan, istri Baskoro yang sedang hamil empat bulan sibuk masukkan beberapa baju yang sudah rapi kedalam tas koper.
MAYA
BASKORO
Suasana hening sejenak, intan dan Baskoro saling pandang seolah menunggu jawaban Maya.
BASKORO (CONT’D)
Baskoro melihat jam tangannya
BASKORO (CONT’D)
CUT BACK TO
5. INT. RUANG MUSIK KAMPUS INSTITUT KESENIAN — SIANG
MAYA
(Dengan nada malas)
Maya menutup ponsel dan menghisap rokoknya. Dhani yang dari tadi memperhatikan Maya, berjalan mendekat.
DHANI
MAYA
(menganggukkan kepala)
DHANI
MAYA
Teman teman maya mendekati mereka sambil menenteng tas masing masing.
CINDY
Dhani melirik Maya sebentar, lalu memandang ka arah teman-temannya dan memberi kode dengan gerakan kepala ke teman temannya agar pergi duluan.
CINDY (CONT’D)
Cindy, Rio dan Andra meninggalkan mereka berdua.
DHANI
Maya menatap mata Dhani dan tersenyum tanda setuju.
CUT TO:
6. EXT. PARKIRAN KAMPUS — SIANG (V.O MUSIK)
Tampak beberapa mobil parkir berjejer, Sebuah mobil jeep warna kuning terlihat mundur dari sela2 mobil dan keluar dari area parkir kampus.
CUT TO:
7. EXT. JALANAN KOTA — SIANG (V.O MUSIK)
Traffik kepadatan jalanan kota Jakarta. Beberapa gedung pencakar langit berjejer menjulang. hiruk pikuk dan lalu-lalang pegawai perkantoran dan pencari kerja di sepanjang trotoar. Mobil jeep kuning nampak menyusuri jalanan ibu kota.
CUT TO:
8. INT. KAMAR TIDUR RUMAH BASKORO — SIANG
Intan berdiri di depan meja rias. Diatas meja tampak beberapa botol kosmetik dan kotak ukuran nampan yang penuh dengan perhiasan emas dan mutiara, dia mencoba beberapa perhiasan kalung untuk dicocokkan dengan penampilanya. Satu set gelang emas juga tampak melingkar di pergelangan tangannya.
Dari bayangan cermin terlihat Baskoro berdiri di pintu kamar sambil tersenyum.
BASKORO
INTAN
(Sibuk memakai kalung)
Baskoro menghampiri Intan dan memeluk istrinya dari belakang, dia mengelus perut istrinya yang sudah mulai membuncit. Intan tersenyum dan memegang tangan suaminya yang masih melingkar diperutnya.
INTAN (CONT’D)
BASKORO
Intan belum sempat menjawab, tiba tiba dia merasa mual ingin muntah. Baskoro langsung memegang pundak istrinya.
BASKORO (CONT’D)
Intan mencoba mengatur nafas dan memegang tangan suaminya. setelah mualnya hilang dia tersenyum .
INTAN
BASKORO
INTAN
Baskoro tidak melanjutkan percakapannya karena terdengar sebuah mobil berhenti di depan rumah. Dia menuju jendela kamar dan melihat sebuah mobil jeep kuning milik dhani berhenti tepat di depan pintu pagar, sementara mobil miliknya berjenis mpv terparkir di dalam pagar.
CUT TO:
9. I/E. MOBIL JEEP DEPAN RUMAH BASKORO — SIANG
MAYA
DHANI
Maya tersipu malu dan memukul lengan Dhani, Dhani meringis kesakitan. tak lama kemudian suasana dalam mobil hening. Mereka saling pandang dan saling mendekat.
Saat itu muncul Baskoro mengangkat tas besar serta koper dan memasukkan ke dalam bagasi mobil. Dhani yang melihat kakaknya maya datang, gugup dan mengurungkan niatnya mencium Maya.
DHANI (CONT’D)
Maya tertawa melihat mimik Dhani yang berubah gugup, Maya kemudian membuka pintu mobil dan keluar.
Baskoro membuka pintu pagar, Maya menutup pintu mobil, dan Dhani menurunkan kaca mobilnya. Baskoro menyapa Dhani yang ada didalam mobil.
BASKORO
DHANI
Baskoro mengangkat telapak tangan ke arah Dhani dan kembali masuk ke rumah. Maya melihat Dhani sekali lagi dari jendela mobil.
MAYA
DHANI
MAYA
(sambil tersenyum)
Maya mundur dan melambaikan tangannya kearah Dhani. Dhani pun langsung menjalankan mobil jeepnya dan pergi.
10. EXT. AREA SEKITAR PERKEBUNAN TEH — SIANG
Di sebuah bangunan sederhana di tengah kebun teh tampak Juragan Sastro didampingi orang kepercayaanya yaitu pak Dasim membolak balik dan memeriksa catatan buku besar hasil panen perkebunan tehnya.
Pria tinggi besar yang berusia 65 tahun dengan rambut yang sudah memutih tapi masih terlihat perlente itu mengenakan topi koboi dan setelan rompi taktical. Tangan kirinya terlihat memegang once rokok yang terbuat dari gading.
Beberapa pekerja perkebunan yang rata rata sudah berumur juga tampak berlalu lalang hendak pulang dan memberi salam hormat ke juragan Sastro.
Sementara pak Dasim lelaki seusia dibawah juragan Sastro tapi nampak terlihat tua dengan kulit yang nampak kasar dan gelap menandakan dia pekerja lapangan berdiri di samping sambil mendekap topi capingnya. Kaki kirinya yang cacat membuat pak Dasim tidak dapat berdiri dengan tegak sempurna.
JURAGAN SASTRO
PAK DASIM
JURAGAN SASTRO
PAK DASIM
JURAGAN SASTRO
Juragan Sastro menghisap oncenya, sementara pak Dasim menundukkan kepala sambil memberanikan diri melirik ke wajah juragan Sastro yang marah.
PAK DASIM
JURAGAN SASTRO
PAK DASIM
JURAGAN SASTRO
Juragan sastro menghisap oncenya dan menghembuskan asapnya dengan lepas, lalu tersenyum mencibir.
JURAGAN SASTRO (CONT’D)
Juragan Sastro tertawa lepas tanpa dosa, sementara pak Dasim tertawa kecut sambil menundukkan kepalanya dan menahan suatu rahasia yang terpendam.
CUT TO:
11. INT. DAPUR RUMAH JURAGAN SASTRO — SIANG
Air diatas kompor bergolak mendidih. Ayu, wanita pembantu dirumah juragan Sastro mengangkat tutup panci air tersebut.
Wanita usia 25 tahunan berparas manis dan berkulit langsat memasukkan potongan sayuran yang sudah disiapkan dan kemudian mengecilkan nyala kompor. Beberapa embun keringat terlihat di dahi dan lehernya. Dia dengan cekatan membalik gorengan ikan yang ada dikompor sebelahnya.
Dari arah belakang muncul ibu Sulastri istri juragan Sastro. Wanita yang selalu merawat penampilanya ini terlihat masih cantik diusianya yang sudah paruh baya. tampak dia baru selesai berdandan dan masih sibuk mengenakan anding antingnya.
IBU SULASTRI
AYU
IBU SULASTRI
AYU
Ibu Sulastri berjalan ke arah meja besar yang ada didapur. Tampak tumpukan beberapa sayuran, bumbu, daging ayam dan ikan yang belum diolah. Ibu Sulastri mengamati dan memeriksa beberapa bumbu yang ada dimeja.
IBU SULASTRI
AYU
(Sambil mengaduk sayur dan mematikan kompor)
IBU SULASTRI
AYU
(Menundukkan kepala)
Ibu Sulastri terdiam sejenak dan duduk dikursi. Melihat perubahan itu ayu jadi merasa bersalah.
AYU (CONT’D)
IBU SULASTRI
(Menghela nafas panjang)
Ibu Sulastri tidak ingin melanjutkan obrolannya. Dia berdiri dan bergegas keluar dapur.
IBU SULASTRI (CONT’D)
AYU
(menganggukkan kepala)
Ibu Sulastri keluar dari dapur. Ayu mengikuti sebentar untuk melihat serta memastikan bahwa ibu sulastri sudah benar benar pergi.
Dia merogoh saku longdressnya dan menggenggam sesuatu. Dilihatnya genggaman tangannya tanpa membukanya. Dia kemudian menatap kosong ke arah perginya ibu Sulastri.
FADE TO: