20. EXT. DEPAN AULA TEMPAT TEATER – SIANG
Para anggota teater berlalu-lalang keluar masuk aula. Tampak sebuah meja dan dua kursi di depan pintu masuk aula. Anton duduk di kursi tersebut. Di atas meja terdapat buku tamu dan setumpuk zine atau booklet (hitam putih, kertas fotokopian yang dijilid ukuran A5). Anton tampak sedang menata tumpukan kertas tersebut. Jon keluar dari aula menghampiri Anton. Jon mengambil satu buah booklet fotokopian itu. Ia membolak-balik halaman booklet, mengamati tiap-tiap halaman. Lalu ia menutupnya, menganggukkan kepala, tersenyum puas, mengacungkan jempol kepada Anton. Kemudian ia letakkan lagi ke tempat semula. Beberapa anggota tampak mondar-mandir dan ada yang duduk bergerombol di sekitar tempat tersebut.
FADE OUT
21. EXT. DEPAN AULA TEMPAT TEATER – MALAM
Terlihat antrean penonton di depan aula. Dua orang mahasiswi terlihat duduk di bagian penerimaan tamu. Satu menjaga buku tamu, yang satunya memberikan booklet kepada penonton yang akan masuk. Di depan pintu masuk tampak dua orang mahasiswa mengecek tiket penonton sebelum masuk.
22. INT. AULA TEMPAT PENTAS TEATER – MALAM
Cahaya remang-remang. Suara musik sudah terdengar (gitar dan biola). Terlihat di sudut ruangan sebelah panggung Rizal sedang memainkan gitar dan seorang mahasiswi sedang memainkan biola. Terlihat Para penonton duduk di lantai. Dinda dan Salsa terlihat duduk di bagian depan. Dinda dan Salsa tampak sedang berbincang-bincang lirih.
Para penonton yang lain juga tampak berbicara dengan teman di sebelahnya.
Mahasiswa Gendut (yang waktu itu kentut di perpustakaan) terlihat berada di tengah-tengah penonton. Ia diam saja. Wajahnya terlihat tegang dan duduknya tidak nyaman. Dia kentut lagi. Para penonton menjadi gaduh, semua menutup hidung. Orang-orang yang ada di sekitarnya menjauh sehingga ia terlihat sendirian berada di tengah dan dikepung para penonton. Lampu fokus menyorot Mahasiswa Gendut.
MAHASISWA GENDUT
PENONTON 1
PENONTON 2
PENONTON 3
PENONTON 4
Para penonton tertawa suasana semakin gaduh. Terlihat MC berdiri di arena teater meminta para penonton agar tenang.
MC
Para penonton kembali duduk dengan tertib.
MC
Lampu padam.
CUT TO
23. INT. RUANG TAMU RUMAH JON – MALAM
Narti sedang duduk dekat dengan TV bersama Bagong. Ia mengantuk, matanya setengah terpejam. Terlihat ia mematikan TV.
NARTI
Narti menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi. Bagong berada di sebelahnya. Narti tampak lelah dan mengantuk. Tangannya membelai tubuh Bagong. Semakin lama semakin lambat. Narti tertidur
FADE OUT
24. EXT. DEPAN AULA TEMPAT TEATER – MALAM
Pentas teater sudah selesai. Para penonton terlihat masih ada yang bergerombol di depan aula. Jon berdiri di dekat meja, sesekali membalas penonton yang lewat dan menyapanya, atau mengajak bersalaman dan memberikan ucapan selamat.
SALSA
DINDA
SALSA
Salsa menarik tangan Dinda, mengajaknya untuk berkenalan dengan Jon. Berjalan agak di belakang Salsa.
SALSA
JON
Salsa memiringkan muka ke arah Dinda
SALSA
DINDA
Dinda tampak malu-malu. Dinda dan Jon terlihat bersalaman dan bercakap-cakap. Orang-orang masih berlalu lalang di sekitar mereka. Gambar terlihat semakin jauh (zoom out depan aula). Kemudian tampak langit malam yang cerah di penuhi bintang-bintang.
FADE OUT
25. INT. RUANG DOSEN SASTRA INDONESIA – PAGI
Sebuah ruangan. Pintu tertutup tampak tulisan KAPRODI SASTRA INDONESIA. Pintu terbuka, Anton dan Rizal keluar dari ruangan tersebut, DOSEN 3 laki-laki (50) juga keluar lalu menutup pintu. Di luar ruangan atau di depan pintu, mereka bertiga bercakap-cakap.
DOSEN 3
RIZAL
ANTON
Anton dan Rizal menjabat tangan pak dosen. Setelah itu pak dosen pergi meninggalkan mereka.
26. INT. KAMAR KOS SALSA – SIANG
Dinda rebahan di atas ranjang, ia terlihat sedang memegang dan menatap layar ponselnya. Salsa duduk di lantai, terlihat ia sedang mengetik di laptop dan sebuah buku yang terbuka berada di sebelahnya. Mereka sibuk dengan aktivitas masing-masing. Salsa menoleh ke arah Dinda. Dinda senyum-senyum sendiri.
SALSA
Dinda masih menatap layar ponsel dan senyum-senyum sendiri. Salsa menoleh lagi ke arah Dinda.
SALSA
DINDA
SALSA
DINDA
Dinda senyum-senyum sendiri. Matanya memandang langit-langit kamar. Ekspresi wajahnya tampak bahagia.
FADE OUT
27. EXT. TAMAN BELAJAR – SORE
Tampak Taman Belajar dari kejauhan. Bangunan semi permanen dari kayu, beratap seng dan tidak berdinding. Sisi belakang bangunan saja yang berdinding papan kayu. Di dinding tersebut terdapat gambar atau lukisan hasil karya anak-anak taman belajar. Di dalamnya ada papan tulis usang, tumpukan buku-buku bekas, dan karpet lusuh sebagai alas lantainya.
Pemandangan di sekitarnya adalah pemukiman kumuh dekat tempat pembuangan akhir sampah. Terdapat rumah-rumah penduduk, bangunan semi permanen khas hunian liar.
Di depan Taman Belajar tampak Dinda sedang berdiri, ia tersenyum melihat Jon yang sedang mengajar anak-anak. Jon berdiri di dekat papan tulis. Anak-anak duduk di lantai.
Jon keluar memanggil Dinda lalu mengajaknya masuk. Dinda berjalan masuk ke Taman Belajar.
JON
Jon memperkenalkan Dinda kepada anak-anak.
JON
Gambar menjauh terlihat Dinda memperkenalkan diri dengan ramah dan penuh senyum di depan anak-anak.
FADE OUT
28. EXT. BERANDA RUMAH JON
Terlihat Narti sedang memegang baju dan menjahitnya. Narti memasang kancing baju. Bu Hajah duduk di sebelahnya. Mereka berdua bercakap-cakap.
NARTI
BU HAJAH
NARTI
BU HAJAH
NARTI
BU HAJAH
Bu Hajah dan Narti tertawa bersama.
CUT TO:
28. EXT. WARUNG MAKAN LESEHAN PINGGIR JALAN – MALAM
Warung makan (jenis apa saja bebas). Sederhana beralaskan tikar dan meja kecil untuk para pelanggan makan. Jon dan Dinda selesai makan. Terlihat makanan sudah habis di piring masing-masing dan minuman masih setengah. Jon dan Dinda bercakap-cakap.
JON
DINDA
JON
CUT TO:
29. EXT. BERANDA RUMAH JON
BU HAJAH
NARTI
BU HAJAH
CUT TO:
30. EXT. WARUNG MAKAN LESEHAN PINGGIR JALAN – MALAM
JON
Dinda tersenyum. Ia terlihat sangat antusias mendengar Jon berbicara.
DINDA
JON
Dinda dan Jon tertawa bersama. Setelah itu mereka terdiam.
31. EXT. BERANDA RUMAH JON
NARTI
BU HAJAH
NARTI
CUT TO:
32. EXT. WARUNG MAKAN LESEHAN PINGGIR JALAN – MALAM
DINDA
JON
DINDA
JON
Dinda tercengang mendengar tanggapan Jon. Ekspresi wajahnya berubah. Ia merasa tersindir. Jon tidak melihat wajah Dinda. Ia melihat ke jalan raya. Kendaraan berlalu-lalang di depan mereka.
FADE OUT
33. EXT. DEPAN RUMAH KOS SALSA – MALAM
Sebuah rumah, terdapat pintu gerbang, tidak terlalu mewah, biasa saja, selayaknya kos mahasiswi pada umumnya. Terletak di tepi jalan yang tidak terlalu lebar. Jon memboncengkan Dinda (menggunakan sepeda motor Jon) berhenti di depan rumah tersebut. Jon mematikan mesin motornya. Dinda turun dari motor.
DINDA
Jon tersenyum. Dinda membalas senyuman Jon, keduanya saling bertatapan.
DINDA
JON
DINDA
Jon tersenyum lalu menyalakan mesin motornya. Jon pergi. Tangan Dinda memegang pintu gerbang tetapi belum membukanya. Ia masih berdiri dan melihat ke arah Jon yang tampak dari belakang.
FADE OUT