INT. ICU VIP 01 - DAY
Dokter anestesi menemukan ketidakstabilan organ vital Janu pada monitor.
DOKTER ANESTESI
Heart rate 40 bpm, sistolik 140, respiration 30.
Sontak Pak Arifin pucat pasi, sementara Ayah masih terpejam dengan peluh yang mulai mengalir deras.
DIMAS
Pasien mengalami kecemasan.
Dimas segera menyerahkan obat bius dan dokter anestesi segera kembali menyuntikkannya pada pembuluh vena lewat jalur infus.
Mereka menunggu, Pak Arifin mengusap pelan kaki Janu dan mulutnya tak berhenti mengucap doa.
Dokter anestesi dan Dimas tampak lega menatap monitor.
DOKTER ANESTESI
Stabil...
Pak Arifin membuang nafas panjang.
CUT TO:
EXT./INT. RUMAH AUDREY - DAY (DREAM SEQUENCE)
Misha kembali memberontak dalam pelukan Janu, kali ini ia benar-benar marah.
MISHA
Misha siapa? Kamu selingkuh?! Jahat!
JANU
Kamu bukan Audrey, kamu Misha!
Bangun! ini bukan kehidupan nyata kita Misha!
MISHA
Kamu ngomong apa sih!
JANU
Bangun Misha!
MISHA
Aku bukan Misha! Aku Audrey!
Sekuat tenaga, Misha menginjak keras kaki Janu dan berhasil membuat Janu melepaskan tubuh Misha.
Misha mundur beberapa langkah dari Janu dan terus mundur menjauhi.
JANU
Kamu harus bangun dari mimpi sialan ini!
Serta merta Janu berlari dan menangkap tubuh Misha. Janu menggendong tubuh Misha yang sontak kembali berontak.
Tapi Janu tak tergoyahkan sedikit pun, ia berjalan ke arah kolam renang menggendong Misha.
JANU (CONT'D)
Kalo kamu bukan Misha, pastinya bisa berenang!
Janu melempar tubuh Misha ke dalam kolam renang, di sisi yang berkedalaman 3 meter.
CUT TO :
INT. ICU VIP 01 - DAY
Seketika tubuh Misha kejang. Dimas dan dokter anestesi segera beralih ke patient monitor milik Misha.
DOKTER ANESTESI
Fibrilasi ventrikel!
Dokter anestesi segera memulai resusitasi jantung paru dengan kompresi dada. Sementara Dimas mengambil dan menyalakan defibrilator, meletakkan elektroda dan segera memeriksa ritme jantung.
Ayah membuka mata, menoleh pada ranjang Misha.
Dimas menggeleng ragu memeriksa nadi Misha.
DOKTER ANESTESI
120 joule!
Dimas segera mengatur energi defibrilator di angka yang disebut.
DIMAS
Clear!
Ayah melepas tangan Misha. Dimas memastikan area sekeliling Misha clear.
Dimas memberi kejut, disambung dokter anestesi memulai kembali kompresi dada selama dua menit.
Irama jantung Misha kembali di patient monitor. Dimas terlihat lega menahan tangis dan lemasnya kaki.
Dokter anestesi menepuk-tepuk bahu Dimas, sementara Ayah menghapus air matanya yang bercucuran.
Pak Arifin yang pucat pasi menghampiri Ayah.
PAK ARIFIN
Janu? Bagaimana dengan Janu?
AYAH
Janu berhasil membawa Misha kembali bersamanya.
DOKTER ANESTESI
Seluruh organ vitalnya stabil, kita hanya
menunggu sampai efek obat biusnya hilang.
PAK ARIFIN
Terima kasih, Dok...terima kasih
Kali ini Pak Arifin yang lega hingga tak kuasa menahan tangis, nyaris kehilangan seseorang yang sudah dianggap seperti anak sendiri.
INSERT : KAMAR ICU AUDREY
Audrey yang masih terbaring koma, menitikkan air mata. Sementara Wildan tertidur di sofa.
BACK TO SCENE
Ibu dan Ayah menangis berpelukan, sementara dokter anestesi dan Dimas masih mengawasi patient monitor milik Janu dan Misha.
Fano berdiri di pojok ruangan, menatap Janu dan Misha secara bergantian. Fano menarik nafas panjang.
CUT TO :
INT. ICU VIP 01 - NIGHT
Janu duduk di atas ranjangnya, mengamati Misha yang masih belum juga bangun. Ia terlihat masih lemas dan mual, efek dari anestesi umum.
Ibu mendatangi piring Janu, membuka plastik penutupnya.
IBU
Nak Janu makan yah, ibu suapin.
Janu menggeleng, menolak.
DIMAS
Masih mual ya? efek dari bius total emang gitu.
Tenggorokan juga sakit, efek dipasang ventilator.
Tapi lo harus keisi makanan.
Dimas mengambil piring dari tangan Ibu.
DIMAS (CON'T)
Lo mau disuapin kakak ipar atau ibu mertua?
PAK ARIFIN
Atau saya video call komisaris utama?
Saya bisa ditegur kalau minggu
depan putra tunggalnya masih lemas.
Janu sewot mengambil piring dari tangan Dimas.
JANU
Dimana-mana, orang lemah tak berdaya
itu selalu jadi korban intimidasi.
Pak Arifin dan Dimas tertawa, Ayah yang duduk di sofa juga. Sementara Ibu tersenyum sembari mengambil kembali piring dari tangan Janu.
IBU
Biar Ibu yang nyuapin.
Dimas pasrah menerima suapan Ibu, sementara lainnya hanya tertawa puas memperhatikan.
Tiba-tiba, Janu melihat tangan Misha bergerak.
JANU
Tangan Misha gerak!
Sontak semuanya beralih pada Misha. Ayah segera beranjak dari sofa menghampiri.
AYAH
Misha, dengar suara Ayah?
IBU
Bangun, sayang...anak Ibu paling cantik.
Perlahan mata Misha terbuka. Ayah, Dimas, Ibu dan bahkan Pak Arifin berdiri di sekitar ranjang Misha.
Misha tersenyum lemah menatap mereka semua.
Janu berdehem pelan, membuat Misha menoleh. Dimas dan Ibu yang berdiri di samping ranjang, menutupi pandangan Janu pun bergeser.
MISHA
Janu?
Janu segera membenahi posisi duduknya agar terlihat gagah.
DIMAS
Langsung seger.
Pak Arifin dan Ayah tertawa geli.
AYAH
Misha, kamu ingat dreamcather yang
Ayah gantung di jendela kamarmu?
Misha mengangguk lemah.
AYAH (CONT'D)
Dreamcatcher punya arti tersendiri bagi kita.
MISHA
Maksud Ayah?
AYAH
Bagi suku indian, dreamcather adalah
penangkap mimpi buruk. Tapi bagi kita,
bukan sekedar itu.
Misha terlihat bingung.
AYAH (CONT'D)
Bagi Ayah dreamcather adalah Ibu,
dan bagi kamu, adalah Janu yang
membawamu keluar dari mimpi buruk.
JANU
Kan gue udah bilang dari awal,
kita ditakdirkan untuk berjodoh.
Lo nggak cuma hutang salad yah,
sekarang lo hutang sehidup semati ma gue.
Seketika wajah Misha merona meski bibirnya masih terlihat sangat pucat.
CUT TO :