INT. APARTEMEN JANU - DAY
Misha baru saja selesai masak nasi goreng. Wanginya membangunkan Fano dan Janu.
Janu mengulet dan beranjak dari sofa, menghampiri Misha.
JANU
Morning sayang, gini yah rasanya punya istri.
Ada yang masakin sarapan.
Misha menyikut Janu yang semakin mendekat.
MISHA
Minggiirrrr...panas nih!
Fano menggigil kedinginan menghampiri Misha.
FANO
Sayang, boleh minta kopi nggak?
Misha mencubit Fano.
MISHA
Lo lagi, nggak usah ikut-ikutan!
Misha beranjak ke mesin kopi di pojok meja dapur.
Janu mendengus kasar pada Fano dan menggertakan gerahamnya. Tubuh Janu menyenggol bahu Fano, saat beranjak ke pojok meja dapur, mengekor Misha.
JANU
Espresso satu yah sayang.
MISHA
(bertanya lembut)
Mau digelasin apa diminum langsung?
JANU
Ampun, sadisnya.
MISHA
Kalian berdua kesambet apa sih!
Sana gantian mandi, nggak pada ngantor apa!
JANU
Gue meeting jam delapan!
Janu buru-buru berlari menuju kamar mandi, tapi Fano lebih dulu masuk dan membanting pintu kamar mandi tepat di wajah Janu.
FANO
Sori! panggilan alam!
Fano berteriak dari dalam kamar mandi, Janu memukul kesal pintu itu.
CUT TO :
INT. RUANG CEO - DAY
Dua orang sebagai tim developer tampak pucat pasi menatap layar laptop milik Fano.
Janu di samping Fano, duduk bersandar dengan tangan terlipat di dada. Pak Arifin turut tercengang.
FANO
Penetration testing 1 menit 13 detik.
Janu terlihat geram.
JANU
Segera memindai port untuk
mengidentifikasi kelemahan.
Fano dan kedua tim developer mengangguk menyanggupi.
JANU
Pak Arifin, tolong urus kontrak
kerjasama kita dengan Fano.
Sekalian non-disclosure agreement
yang harus segera ditandatangani Fano.
PAK ARIFIN
Baik, Pak.
SUARA ponsel Pak Arifin menginterupsi.
PAK ARIFIN (CONT'D)
Permisi sebentar.
Pak Arifin segera menjauh dari mereka dan menerimanya.
PAK ARIFIN (CONT'D)
Ya, Ibu Gadis..
(mendengarkan)
Baik, terima kasih.
Pak Arifin memutus telepon.
FANO
Hacker biasanya sih pakai metode
SQL injection, jadi metodenya
nggak main phising.
Lewat bug dalam sistem,
mereka masukin kode berbahaya.
TIM DEVELOPER #1
Jadi sistemnya rusak.
FANO
Tepaat..
Pak Arifin menghampiri Janu dan berbisik disampingnya.
Tanpa pamit, Janu berlari terburu-buru keluar ruangan.
PAK ARIFIN
Mohon maaf, ada hal mendesak.
CUT TO :
INT. KANTOR - DAY
Janu berlari membelah kerumunan orang, ia mendapati Misha terkapar pingsan di lantai.
Savitri tampak berusaha membangunkan Misha menggunakan minyak kayu putih yang dioleskan di leher dan pergelangan tangan.
Janu bersimpuh di samping tubuh Misha.
JANU
Misha! Misha!
Janu memeriksa tubuh Misha, terutama bagian kepala dan leher.
KARYAWAN #1
Nggak kebentur, Pak. Kepegang sama saya.
Janu menatap tajam karyawan #1.
KARYAWAN #1 (CONT'D)
Maksudnya, nggak sampe kebentur lantai.
JANU
Kamu yakin?
KARYAWAN #1
Yakin, Pak.
Janu segera membopong tubuh Misha.
BEGIN MONTAGE:
EXT. DROP OFF KANTOR - DAY
Raungan sirene dari kejauhan semakin mendekat, Pak Arifin sudah menunggu di area drop off. Tak lama kemudian, ambulans tiba. Dua tenaga medis turun langsung menyiapkan brankar, bersama Pak Arifin mereka hendak masuk gedung. Namun tepat di pintu utama, Janu keluar dengan membopong tubuh Misha. Janu dibantu tenaga medis, meletakkan Misha di atas brankar lalu dimasukkan ke dalam ambulans.
EXT. PARKIRAN MOTOR - DAY
Fano mengenakan helmnya dan terburu-buru keluar dari parkiran motor, mengejar ambulans.
EXT./INT. AMBULANS - DAY
Tenaga medis memeriksa saturasi oksigen, lalu memasang selang kanul yang telah terhubung dengan tabung oksigen. Janu tampak cemas menggenggam tangan Misha, sesekali matanya memeriksa jalan didepan ambulans yang mulai padat. Sebuah motor menyalip ambulans dan menyibak kemacetan. Janu mengenali jaket si pengendara motor.
EXT. JALAN RAYA - DAY
Fano mengendarai motornya tepat di depan ambulans. Ia terus membunyikan klakson dan tangannya menghalau kendaraan-kendaraan disekitarnya agar menjauh sehingga terbuka jalan untuk ambulans. Tangannya sesekali mengibas ke belakang, meminta supir ambulans lebih cepat dan mengekor tepat dibelakangnya.
EXT. DROP OFF IGD RS - DAY
Ambulans berhenti tepat di pintu masuk IGD. Tenaga medis menurunkan Misha yang masih tak sadarkan diri di atas brankar. Tenaga medis membawa masuk Misha ke dalam IGD, Janu bersama mereka.
INT. IGD - DAY
Seorang dokter spesialis segera menangani Misha. Seorang perawat menutup tirai penyekat. Dimas menyusul masuk ke ruang resusitasi. Sedangkan Janu berdiri diluar ruang resusitasi, ia menyeka rambutnya dengan kedua tangan. Di ujung ruangan IGD, Fano memandang Janu dengan tatapan yang sama hancurnya. Sementara itu tak jauh dari IGD, diam-diam Wildan juga memandang Janu dengan tatapan penuh dendam.
END MONTAGE
CUT TO: