DREAMCATCHER
Daftar Bagian
1. Chapter tanpa judul #1
Kata bokap, kelebihan gue ini turun temurun dari leluhur. Mungkin nenek moyang gue bukan Pelaut, tap
2. Chapter tanpa judul #2
Bilang ke temen lo bro, dia hutang gue sepiring Burrata salad.
3. Chapter tanpa judul #3
Gue harus bisa melawan akrofobia, gue capek minum obat antidepresan.
4. Chapter tanpa judul #4
Selama ini gue merasa takdir jodoh itu hanya bualan belaka. Tapi hari ini gue percaya.
5. Chapter tanpa judul #5
Sementara Wildan kecil terus memeluk dan berusaha membangunkan Mamanya yang sudah terbujur kaku akib
6. Chapter tanpa judul #6
sebuah foto seorang siswa mengenakan seragam SMA. Dibalik fotonya ada nama "JANU SATYA PERMANA&
7. Chapter tanpa judul #7
Honourable guests, ladies and gentlemen..now, please welcome our new CEO, Mr. Janu Satya Permana!
8. Chapter tanpa judul #8
Pasti sekarang lo berbangga hati banget yah, kecantikan lo nggak sia-sia untuk menggaet seorang CEO.
9. Chapter tanpa judul #9
Lo tidur aja kayak orang pingsan. Kalo lo pulang dijalan kenapa-napa, gimana? Siapa yang tanggung ja
10. Chapter tanpa judul #10
Tenang, gue ethical hacker bersertifikasi EC-Council.
11. Chapter tanpa judul #11
Sebuah motor menyalip ambulans dan menyibak kemacetan. Janu mengenali jaket si pengendara motor.
12. Chapter tanpa judul #12
Jika terjadi sesuatu pada saya, pihak-pihak yang tersebut dalam surat pernyataan tidak dapat digugat
13. Chapter tanpa judul #13
Aku Audrey...Misha siapa?
14. Chapter tanpa judul #14
Bagi Ayah, dreamcather adalah Ibu...dan bagi kamu, adalah Janu yang membawamu keluar dari mimpi buru
15. Chapter tanpa judul #15
Biar kematian Janu semakin ironis. Pemilik sekaligus putra tunggal Grup Permana Agung ditemukan bunu
16. Chapter tanpa judul #16
Prasangka adalah sebuah beban yang mengganggu di masa lalu, mengancam di masa depan, dan tidak dapat
11. Chapter tanpa judul #11

INT. APARTEMEN JANU - DAY

Misha baru saja selesai masak nasi goreng. Wanginya membangunkan Fano dan Janu.

Janu mengulet dan beranjak dari sofa, menghampiri Misha.

JANU

Morning sayang, gini yah rasanya punya istri.

Ada yang masakin sarapan.

Misha menyikut Janu yang semakin mendekat.

MISHA

Minggiirrrr...panas nih!

Fano menggigil kedinginan menghampiri Misha.

FANO

Sayang, boleh minta kopi nggak?

Misha mencubit Fano.

MISHA

Lo lagi, nggak usah ikut-ikutan!

Misha beranjak ke mesin kopi di pojok meja dapur.

Janu mendengus kasar pada Fano dan menggertakan gerahamnya. Tubuh Janu menyenggol bahu Fano, saat beranjak ke pojok meja dapur, mengekor Misha.

JANU

Espresso satu yah sayang.

MISHA

(bertanya lembut)

Mau digelasin apa diminum langsung?

JANU

Ampun, sadisnya.

MISHA

Kalian berdua kesambet apa sih!

Sana gantian mandi, nggak pada ngantor apa!

JANU

Gue meeting jam delapan!

Janu buru-buru berlari menuju kamar mandi, tapi Fano lebih dulu masuk dan membanting pintu kamar mandi tepat di wajah Janu.

FANO

Sori! panggilan alam!

Fano berteriak dari dalam kamar mandi, Janu memukul kesal pintu itu.

CUT TO :

INT. RUANG CEO - DAY

Dua orang sebagai tim developer tampak pucat pasi menatap layar laptop milik Fano.

Janu di samping Fano, duduk bersandar dengan tangan terlipat di dada. Pak Arifin turut tercengang.

FANO

Penetration testing 1 menit 13 detik.

Janu terlihat geram.

JANU

Segera memindai port untuk

mengidentifikasi kelemahan.

Fano dan kedua tim developer mengangguk menyanggupi.

JANU

Pak Arifin, tolong urus kontrak

kerjasama kita dengan Fano.

Sekalian non-disclosure agreement

yang harus segera ditandatangani Fano.

PAK ARIFIN

Baik, Pak.

SUARA ponsel Pak Arifin menginterupsi.

PAK ARIFIN (CONT'D)

Permisi sebentar.

Pak Arifin segera menjauh dari mereka dan menerimanya.

PAK ARIFIN (CONT'D)

Ya, Ibu Gadis..

(mendengarkan)

Baik, terima kasih.

Pak Arifin memutus telepon.

FANO

Hacker biasanya sih pakai metode

SQL injection, jadi metodenya

nggak main phising.

Lewat bug dalam sistem,

mereka masukin kode berbahaya.

TIM DEVELOPER #1

Jadi sistemnya rusak.

FANO

Tepaat..

Pak Arifin menghampiri Janu dan berbisik disampingnya.

Tanpa pamit, Janu berlari terburu-buru keluar ruangan.

PAK ARIFIN

Mohon maaf, ada hal mendesak.

CUT TO :

INT. KANTOR - DAY

Janu berlari membelah kerumunan orang, ia mendapati Misha terkapar pingsan di lantai.

Savitri tampak berusaha membangunkan Misha menggunakan minyak kayu putih yang dioleskan di leher dan pergelangan tangan.

Janu bersimpuh di samping tubuh Misha.

JANU

Misha! Misha!

Janu memeriksa tubuh Misha, terutama bagian kepala dan leher.

KARYAWAN #1

Nggak kebentur, Pak. Kepegang sama saya.

Janu menatap tajam karyawan #1.

KARYAWAN #1 (CONT'D)

Maksudnya, nggak sampe kebentur lantai.

JANU

Kamu yakin?

KARYAWAN #1

Yakin, Pak.

Janu segera membopong tubuh Misha.

BEGIN MONTAGE:

EXT. DROP OFF KANTOR - DAY

Raungan sirene dari kejauhan semakin mendekat, Pak Arifin sudah menunggu di area drop off. Tak lama kemudian, ambulans tiba. Dua tenaga medis turun langsung menyiapkan brankar, bersama Pak Arifin mereka hendak masuk gedung. Namun tepat di pintu utama, Janu keluar dengan membopong tubuh Misha. Janu dibantu tenaga medis, meletakkan Misha di atas brankar lalu dimasukkan ke dalam ambulans.

EXT. PARKIRAN MOTOR - DAY

Fano mengenakan helmnya dan terburu-buru keluar dari parkiran motor, mengejar ambulans.

EXT./INT. AMBULANS - DAY

Tenaga medis memeriksa saturasi oksigen, lalu memasang selang kanul yang telah terhubung dengan tabung oksigen. Janu tampak cemas menggenggam tangan Misha, sesekali matanya memeriksa jalan didepan ambulans yang mulai padat. Sebuah motor menyalip ambulans dan menyibak kemacetan. Janu mengenali jaket si pengendara motor.

EXT. JALAN RAYA - DAY

Fano mengendarai motornya tepat di depan ambulans. Ia terus membunyikan klakson dan tangannya menghalau kendaraan-kendaraan disekitarnya agar menjauh sehingga terbuka jalan untuk ambulans. Tangannya sesekali mengibas ke belakang, meminta supir ambulans lebih cepat dan mengekor tepat dibelakangnya.

EXT. DROP OFF IGD RS - DAY

Ambulans berhenti tepat di pintu masuk IGD. Tenaga medis menurunkan Misha yang masih tak sadarkan diri di atas brankar. Tenaga medis membawa masuk Misha ke dalam IGD, Janu bersama mereka.

INT. IGD - DAY

Seorang dokter spesialis segera menangani Misha. Seorang perawat menutup tirai penyekat. Dimas menyusul masuk ke ruang resusitasi. Sedangkan Janu berdiri diluar ruang resusitasi, ia menyeka rambutnya dengan kedua tangan. Di ujung ruangan IGD, Fano memandang Janu dengan tatapan yang sama hancurnya. Sementara itu tak jauh dari IGD, diam-diam Wildan juga memandang Janu dengan tatapan penuh dendam.

END MONTAGE

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar