INT. APARTEMEN JANU - NIGHT
Janu dan Pak Arifin masih sibuk dengan laptop di ruang tengah, sementara Misha sedang mandi.
JANU
Usaha start-up mereka match nggak nih dengan
kebutuhan pasar? Minta mereka melakukan survey
pasar, jadi kita juga bisa lihat market behaviour.
PAK ARIFIN
Baik, Pak. Besok saya sampaikan.
Misha keluar dari kamar mandi, tampak segar mengenakan piyama satin lengan panjang dan rambut yang terbungkus handuk.
MISHA
Pak Arifin, terima kasih baju
kantor dan piyamanya.
Pak Arifin mengangguk dan tersenyum, sementara Janu jadi salah tingkah.
JANU
Minta mereka lakukan survey pasar,
kita butuh market bahaviour.
PAK ARIFIN
Baik, Pak. Barusan sudah saya catat.
JANU
(wajah memerah lalu
membuang nafas panjang)
Kenapa panas banget! AC rusak ya?
Janu beranjak dari kursi, mengecek suhu AC di remote.
PAK ARIFIN
Kalo sudah selesai, saya bisa pamit pulang?
JANU
Sudah, Pak. Saya juga mau
mandi, gerah banget.
Janu buru-buru masuk kedalam kamar mandi, sementara Misha mengantar Pak Arifin ke pintu.
CUT TO:
INT. ICU VIP 04 - NIGHT
Wildan memandangi layar monitor, lalu kembali menatap Audrey yang masih tak sadarkan diri.
SUARA ketukan di pintu membuat Wildan menoleh dan berdiri. Seorang dokter anestesi masuk bersama seorang perawat.
Dokter anestesi
Selamat malam.
WILDAN
Malam, Dok.
Dokter segera mengecek tekanan darah, pupil mata dan respon mata. Suster menyiapkan suntikan.
DOKTER ANESTESI
Kita ambil darah lagi, untuk
cek lab. Besok juga sudah kita
jadwalkan untuk CT scan ulang.
WILDAN
Baik, Dok.
DOKTER ANESTESI
(mengamati boneka elmo)
Boneka kesayangan yah.
WILDAN
(tersenyum getir)
Boneka pemberian dari alm Mama,
sebelum ditemukan bunuh diri overdosis.
DOKTER ANESTESI
Dia kuat... dia pasti
bisa melewati ini.
Dokter menepuk bahu Wildan untuk berempati dan menguatkan, sebelum beranjak keluar kamar.
Wildan menggenggam tangan Audrey.
WILDAN
Kenapa lo nggak bisa belajar
dari kesalahan Mama?
Wildan tertawa kecil, sinis.
WILDAN (CONT'D)
Kadang cinta memang sesadis itu
mempermainkan hidup kita.
Wildan mulai menangis, kepalanya tertunduk serta bahunya berguncang hebat.
WILDAN (CONT'D)
Jangan tinggalin gue, Audrey...
jangan tinggalin gue sendiri.
CUT TO :
INT. APARTEMEN JANU - NIGHT
SUARA whistle kettle pemanas air.
Janu buru-buru keluar dari kamar mandi mengenakan jubah mandi dan mematikan kompor. Janu menggelengkan kepala, kesal.
Janu menghampiri Misha yang sudah tertidur pulas di sofa.
JANU
Bisa-bisanya dia tidur ninggal
kompor nyala, ampun!
Janu menyeka rambutnya yang masih basah.
JANU (CONT'D)
Kan gue udah bilang, lo tidur
aja di kamar. Gue yang di sofa.
Kenapa sih, lo susah banget dibilangin.
SUARA ponsel Misha berdering kencang.
JANU (CONT'D)
Apa lagi sekarang!
Janu mencari didalam tas Misha, membongkarnya. Begitu ketemu, ia lansung menerima.
JANU
Lo nggak punya sopan santun yah,
jam sepuluh malam nelpon cewek.
INT. COFFEE SHOP - SAME TIME
Fano didepan laptopnya, tangannya sibuk mengutak-atik keyboard.
FANO
Lo lebih nggak sopan lagi,
bawa kabur anak orang.
INTERCUT - PERCAKAPAN TELEPON
JANU
Yang dibawa kabur aja seneng, kenapa
lo yang bukan siapa-siapanya ribut.
FANO
Misha mana?
JANU
Udah tidur.
Jemari Fano semakin lincah mengutak-atik keyboard laptopnya.
JANU (CONT'D)
(berbisik)
Kecapekan.
FANO
Yes! Binggo!
Fano dengan cepat mengemasi laptop.
Janu mengernyitkan kening mendengar jawaban Fano, lalu ia memutus telepon.
CUT TO:
INT. RUMAH SEDERHANA MISHA - NIGHT
Ayah masuk ke dalam rumah, sementara Ibu lekas berlari ke dapur, menghidupkan kompor.
IBU
Gimana rapat RTnya? Banyak yang datang?
AYAH
Biasalah...yang dateng cuma itu-itu
saja. Ibu bikin apa?
IBU
Teh manis panas, mau kan?
AYAH
Boleh, gulanya dikit aja.
Ibu membelakangi Ayah, seolah sok sibuk.
AYAH (CONT'D)
Misha sudah tidur, Bu?
IBU
(tergagap menatap Ayah)
ee, jangan marah tapi yah...
tadi CEO-nya Misha telpon
minta izin misha bermalam
AYAH
(memotong percakapan)
Iya, nggak apa-apa.
Ibu tercengang dengan jawaban Ayah.
IBU
Ayah nggak marah?
AYAH
Entahlah Bu, rasanya Ayah sangat percaya
dengan beliau dan firasat Ayah,
kita mungkin akan membutuhkan bantuannya.
Ibu semakin bingung dengan jawabannya Ayah.
CUT TO:
INT. APARTEMEN JANU - NIGHT
Janu mengaduk kopi hitam yang masih mengebul, namun matanya tertuju pada Misha di depannya yang masih terlelap.
Janu masuk ke dalam kamar, menarik selimut tebalnya. Lalu menghamparkan selimut pada tubuh Misha.
SUARA bel pintu apartemen.
Janu segera menghampiri pintu dan mengintip dari peephole.
INSERT : DI DEPAN PINTU APARTEMEN
Fano yang menunggu dengan gelisah dan tak sabar, tangannya kembali mengetuk pintu.
BACK TO SCENE
JANU
Kok bisa dia nemu apartemen gue?
Janu mengabaikan, ia berjalan kembali ke arah sofa. Bel pintu terus berbunyi, sementara Janu dengan santainya justru menyesap kopi.
JANU (CONT'D)
Bisa-bisanya berisik gini dia
tetep nggak bangun.
Fano mulai menggedor pintu. Janu pun akhirnya beranjak dengan kesal membukakan pintu.
Fano terhuyung masuk ketika pintu akhirnya terbuka.
JANU (CONT'D)
Lo mau ngebangunin orang sekampung!
FANO
Mana Misha?!
JANU
Kan gue udah bilang, dia udah tidur.
Fano mendapati Misha terlelap di sofa, matanya tertuju pada piyama satin yang Misha kenakan. Lalu mata Fano beralih pada piyama satin yang Janu pakai, sama persis.
FANO
Piyama...
JANU
(sembari duduk santai di sofa)
Biasalah...namanya juga sepasang kekasih.
FANO
(membuka jaketnya dan
melemparnya ke sofa)
Terserah lo..pokoknya malam
ini gue tidur disini.
JANU
Terpaksa gue panggil security.
FANO
Wait! kasih gue waktu 5 menit.
Fano mulai mengeluarkan laptopnya, menghidupkan dan jemarinya lincah di atas keyboard, sementara Janu menyesap kembali kopinya.
FANO (CONT'D)
Yes! Binggo!
Fano menyodorkan laptop ke arah Janu.
CLOSE UP: LAYAR LAPTOP "ACCESS GRANTED"
Sontak Janu tersedak dan terbatuk-batuk.
FANO
Tenang, gue ethical hacker
bersertifikasi EC-Council.
JANU
Besok lo ke kantor gue, kita
bahas bareng tim developer.
Fano tersenyum puas.
Janu masuk ke dalam kamar, lalu keluar kembali dengan beberapa selimut tebal di tangannya. Salah satunya dilempar ke arah Fano.
JANU
Lo tidur di lantai.
Janu merebahkan tubuhnya di sofa yang tak jauh dari Misha.
CUT TO: