INT. RUMAH SEDERHANA MISHA - DAY
Misha baru saja bangun dari tidur siangnya, tubuhnya masih malas-malasan di atas kasur. Misha menatap ke jendela kamarnya.
CLOSE UP: dreamcather yang tergantung di jendela.
Tiba-tiba Ibu masuk ke dalam kamar dengan tergopoh-gopoh. Misha sontak terbangun kaget.
MISHA
Ada apa, Bu? Ibu lupa matiin kompor?
Misha bangkit dan hendak keluar kamar. Tapi Ibu menarik tangan Misha, mencegahnya.
IBU
Bukan kompor.
MISHA
Tantri udah lahiran?
IBU
Bukan kucing.
Ibu menarik nafas untuk mengatur nafasnya yang tersengal-sengal. Lalu menarik Misha ke ujung jendela kamarnya, Ibu melongok keluar.
IBU (CONT'D)
Kok nggak keliatan dari sini.
MISHA
Apaan sih, Bu? Apa yang nggak keliatan?
IBU
Dihalaman ada mobil mewah, katanya jemput kamu.
Sekarang supirnya lagi duduk di ruang tamu.
MISHA
Supir? Mobil mewah? Salah rumah kali, Bu.
Ibu mendorong Misha ke ujung pintu kamarnya.
IBU
Ah, nggak tau...coba sana kamu temui dulu.
Misha segera ke ruang tamu untuk menemui. Sementara Ibu mengintip dan mencuri dengar dari balik ruangan.
SUPIR
Selamat sore, mbak Misha. saya supir kantor
untuk menjemput ke acara Welcome Party.
Misha melongo terkesima.
MISHA
Ini bagian dari reward perusahaan?
Supir tidak menjawab, ia justru menyerahkan tiga kantong papper bag dengan brand terkenal.
MISHA
(membuka)
Apa ini? Dikasih seragam juga?
Misha semakin kehabisan kata-kata, sementara supir hanya mengangguk dan tersenyum.
CUT TO :
EXT./INT. RUMAH AUDREY - DAY
Wildan sedang berada di kamarnya ketika terdengar kericuhan di lantai bawah. Wildan turun melompati beberapa anak tangga sekaligus. ia segera menuju kolam renang, sumber kericuhan.
PRT
(menunjuk kolam)
Neng Audrey! Neng Audrey!
Secepat kilat, Wildan melompat ke dalam air menarik Audrey dari dasar kolam.
Wildan membaringkan Audrey di pinggiran kolam, segera berusaha memberi kompresi dada. Ia mengecek nafas dan denyut nadi.
WILDAN
Cepat telepon 119!
CUT TO :
INT. BALLROOM HOTEL - NIGHT
Acara utama masih setengah jam lagi, namun Ballroom sudah dipenuhi tamu undangan dan karyawan. Tampak Janu, Daddy dan Pak Arifin dikelilingi beberapa orang penting di area VVIP, sedang asik dalam perbincangan bisnis. Sesekali pandangan Janu menyorot pintu masuk utama.
Sementara Mommy terlibat obrolan seru dengan istri-istri pemegang saham.
Misha turun dari mobil dan tampak menawan dengan coctail dress berwarna hitam. Ia terlihat canggung dan tak nyaman ketika memasuki ballroom.
Mata elang Janu segera menangkap keberadaan Misha, ia terperangah.
KOMISARIS #1
Bukan begitu, Janu?
JANU
(gelagapan)
Saya permisi sebentar.
Misha berkeliling diantara food stall untuk menghilangkan rasa canggung, sementara di panggung MC memulai acara.
MISHA (V.O.)
Ya ampun gue laper banget. Mana kayaknya
enak semua...makanan di hajatan anak
Pak Camat mah lewat.
KARYAWATI #3
Misha? Ya ampun anggun banget.
MISHA
Hei! Akhirnya ada wajah yang gue kenal.
SAVITRI
(matanya menilai Misha dari atas sampai bawah)
Wow, nggak nyangka! katanya males dateng ternyata
persiapannya luar biasa, from head to toe!
MISHA
Ini bukannya reward dari perusahaan?
Tiba-tiba Janu sudah berdiri di samping Misha.
JANU
Permisi, boleh pinjem Misha sebentar.
Janu melingkarkan tangannya pada pinggang Misha dan menuntunnya melangkah menjauh dari keduanya, mendekat ke arah panggung.
MISHA
(melepaskan tangan Janu dengan kesal)
Tangan lo!
JANU
Ups, sengaja.
Misha membuang muka kesal ke arah panggung, Daddy sebagai komisaris utama sedang berdiri di podium memberi kata sambutan.
DADDY
We work as a family and we try to satisfy our
employees.But we also expect the quality of work,
dedicationtowards your work because you will
be one of the reasons behind the success
of our company. I wish you all the very best.
Seluruh yang hadir memberi tepuk tangan.
MC
Thank you, Mr. Ahmad Setiawan Permana.
That was an awe-inspiring speech.
Daddy turun dari podium dan kembali bersama tamu VIP lainnya.
MC
Honourable guests, ladies and gentlemen.
Now, please welcome our new CEO,
Mr. Janu Satya Permana!
Suasana Ballroom riuh dengan tepuk tangan, Misha yang berdiri di samping Janu juga turut memeriahkan.
Tiba-tiba Misha menyadari pandangan para tamu, khususnya tamu VIP yang tertuju pada pria yang berdiri di sampingnya.
JANU
(berbisik dan menyentuh pinggang Misha)
Sebentar yah.
Seketika kaki Misha serasa tak bertulang saat Janu berjalan meninggalkannya menuju podium.
CUT TO: