INT. APARTEMEN JANU - NIGHT
Berpiyama dengan handuk melingkar di leher untuk rambutnya yang masih basah, Janu menatap gemerlap lampu Jakarta. Lambat laun, matanya turun ke bawah menatap Jakarta yang masih sibuk. Semuanya terlihat kecil dari kamar Janu.
Sontak kakinya mundur beberapa langkah, menjauh dari kaca. Seketika Janu gemetaran, dada berdebar dan merasa muaL
JANU
(menahan rasa ingin muntah)
Hoek...hoek...
Janu segera membuka laci nakas, mengambil sebuah botol kecil. Lalu mengeluarkan sebutir obat antidepresan dan segera meminumnya dengan air dalam gelas yang selalu disiapkan Janu menjelang tidur.
Janu menghembuskan nafas panjang dan mengeleng kewalahan.
JANU (CONT'D)
Gue harus bisa melawan akrofobia, gue capek minum
obat antidepresan.
DERING suara ponsel mengalihkan Janu, menatap layar sebelum menerima telepon untuk memastikan.
JANU (CONT'D)
Ya, Pak Arifin
(mendengarkan lalu tertawa kecil)
Tolong sampaikan saja pada Manager Cafe, saya sudah
melupakan kejadian siang tadi.
(mendengarkan lalu terbahak)
Kok Pak Arifin bisa tau?
Janu merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur sambil terbahak lebih kencang.
JANU (CONT'D)
Pak Arifin ini terlalu mengenal saya dari kecil.
Iya deh,saya ngaku sama Pak Arifin aja nih. Saladnya
bersih dansegar. Tapi dapet namanya kan, Pak?
(mendengarkan)
Oke, saya tunggu kabar baiknya.
Sampai ketemubesok di kantor.
Janu mengakhiri telepon sambil senyum-senyum sendiri.
DERING suara ponsel kembali mengganggu lamunan Janu. Ia segera menerima.
JANU
Ya, Pak Arifin.
DADDY (V.O.)
Habis ditelepon Pak Arifin?
JANU
(duduk tegap)
Hi, Dad! I thought you were in Indonesia.
DADDY (V.O.)
I am sorry, son. There are some legal issues that
we need to get over in Seoul.
JANU
Oh really, I hope there's nothing serious.
DADDY (V.O.)
Everything's under control.
JANU
Glad to hear that. How's mom?
DADDY (V.O.)
She's fine, lagi masak tuh. Bikin sambel trasi.
Persiapan besok gimana?
JANU
(menarik nafas panjang)
This is it! So excited!
DADDY (V.O.)
(tertawa)
Okey, now get some rest. We'll see you soon.
JANU
Okey, thanks Dad.
Janu menutup telepon. Ia kembali tersenyum mengingat Misha.
CUT TO :
EXT. DROP OFF KANTOR - DAY
Misha sedang berjalan kaki hendak menuju pintu utama Gedung. Bersamaan dengan itu motor Janu melewatinya dan dengan seenaknya ia parkir begitu saja di area drop off. Seorang security yang bertugas segera menghampiri Janu.
SECURITY
Maaf, silahkan parkir motor di basement.
Ini area drop off.
JANU
(membuka helm)
Waduh, saya kebetulan buru-buru nih Pak. Bisa
minta tolong diparkirin ke basement?
Perhatian para karyawan yang hendak masuk gedung segera tertuju pada pemandangan yang tak lazim di area drop off. Beberapa diantaranya bahkan menghentikan langkah demi rasa penasaran, termasuk Misha.
KARYAWATI #1
Eh,kok gantengnya meresahkan...anak divisi
mana yah? Kok gue baru liat.
Misha yang tidak sengaja mendengar, jadi ikut mengamati. Seketika ia menyadari pria bermotor itu adalah pria yang mengeklaim hutang salad padanya.
KARYAWATI #2
Kayak oppa-oppa nggak sih...mana tinggi
banget. Ihh gemeees!
Misha sontak menatap sinis kedua karyawati yang heboh. Tapi kemudian Misha menyadari karyawati lain di sekitarnya juga memandang Janu dengan ekspresi yang sama. Misha memilih pergi dan segera memasuki pintu utama.
JANU
Aduh, maaf Pak.. tapi basement tuh jauh banget.
Saya buru-buru.
Security tidak bergeming dengan alasan Janu.
JANU (CONT'D)
(memasukkan kunci motornya ke dalam
kantong kemeja security)
Terserah deh, motor saya mau diapain.
Janu segera berlari kecil meninggalkan security dan melewati kerumunan karyawati yang masih bertahan, mengabaikan semua tatapan yang sedari tadi tertuju pada Janu.
CUT TO :