EXT./INT. CAFE - DAY
Misha masih terlelap dalam dekapan Fano, sementara tangan kiri Fano men-scrool sosial media. Janu yang duduk di sebrang meja tampak mengamati keduanya, lalu matanya melekat menatap Misha.
Seorang waitress datang menyajikan sepiring burrata salad. Janu mulai menyantap tanpa melepas tatapannya pada Misha. Entah kenapa Janu semakin jengah ketika tangan Fano sesekali mengusap kepala Misha.
BRAK! Janu menggebrak meja. Matanya tetap tertuju pada Misha, ia menunggu Misha terbangun.
BRAK! Janu menggebrak meja lebih kencang. Begitu Misha terbangun, ia buru-buru berdiri dan melambaikan tangan pada waitress.
Seorang waitress buru-buru menghampiri meja Janu.
WAITRESS
Ada yang bisa saya bantu?
JANU
(kedua tangan tersimpan di saku celana)
Kamu kasih saya apa itu? sampah?
Waitress terdiam, tampak pucat pasi.
CLOSE UP:salad bersih dan segar
Tiba-tiba Misha berdiri lalu menghampiri meja Janu. Ia duduk dengan tenangnya, menarik piring milik Janu dan menyantapnya.
Janu dan Fano, keduanya tercengang.
MISHA
(mengunyah)
Enak gini dibilang sampah.
Janu menggaruk kepala sembari memalingkan wajah, menahan tawa geli.
JANU
Tadi disebelah situ yang ada uletnya.
MISHA
(menyemburkan makanan dimulutnya)
Apa lo bilang?! Ulet?!
Fano buru-buru menarik Misha berdiri.
MISHA (CONT'D)
kenapa lo nggak bilang!
JANU
kenapa lo nggak tanya?
FANO
(berbisik)
Misha... udah...
JANU
(menatap tajam Fano)
Lo siapanya ikut campur?
MISHA
Temen gue,kenapa?! lo nggak terima dia ikut campur?!
Janu tersenyum menang. Ia merogoh ke dalam saku celana belakang, mengeluarkan dompet. Beberapa lembar uang dibuang ke atas meja.
JANU
(menepuk bahu Fano)
Bilang ke temen lo bro, dia hutang gue
sepiring Burrata salad.
MISHA
Orang gila!Hei!
Fano berusaha menenangkan Misha, sementara Janu beranjak pergi.
CUT TO :
INT. RUMAH SEDERHANA MISHA - NIGHT
Ibu Misha sedang menyiapkan makan malam, sementara Misha menyeduh empat cangkir minuman hangat.
AYAH(o.s)
Makan malam apa, Bu?
IBU
Masih ada semur daging, ini lagi Ibu panasin.
AYAH (O.S)
Coba kesini sebentar Bu, matikan kompornya.
Ada yang ingin Ayah bicarakan.
Ibu segera mematikan kompor dan menghampiri Ayah yang duduk di sofa ruang tengah, Misha mengekor dibelakang Ibu dengan nampan di tangannya.
Dimas baru saja keluar dari kamar mandi dan melintasi ruang tengah hendak menuju kamarnya.
AYAH
Mas, kesini sebentar. Ayah mau bicara.
Dimas segera duduk di samping Misha. Matanya sempat tertuju pada layar televisi.
DIMAS
Nonton "My Stupid Bos, tapi muka pada tegang.
Ada apa sih? Misha mau dinikahin?
Misha menatap sewot.
DIMAS (CONT'D)
Dimas sih ikhlas aja dilangkahin, asal si juragan
ayam itu bisa kasih uang pelangkah.
MISHA
Apaan sih lo!
IBU
Bagi Ibu sih yang penting maharnya besar.
AYAH
Itu bisa kita bicarakan baik-baik.
MISHA
Ih, Ayah! Misha nggak mau jadi istri kedua!
Ayah, Ibu dan Dimas sontak terbahak-terbahak.
AYAH
Dimas, kamu kapan mau sekolah lagi ambil spesialis bedah?
DIMAS
Dimas lagi nabung dulu. Biaya dan waktunya
kan nggak sedikit.
AYAH
(mengangguk)
Kalian paham betul bagaimana Ayah mencintai profesi
sebagai guru Fisika.
Ibu, Dimas dan Misha hening menyimak.
AYAH (CONT'D)
Tapi Ayah ingin berkontribusi lebih besar untuk Sekolah,
tidak sekedar mengajar. Jadi Ayah terima tawaran sebagai
Kepala Sekolah.
Misha dan Dimas bersorak gembira.
IBU
Ayah serius? Jadi jatah uang dapur Ibu ditambah dong.
AYAH
(tersenyum)
Ditambah Bu.
MISHA
(menepuk tangan didepan dada)
Oke, Ayah promosi Kepala Sekolah, Misha terima gaji pertama
dan Kak Dimas lagi nggak jaga, jadi malam ini patut
dirayakan dengan pizza! Misha yang traktir!
Kali ini Ayah ikut bersorak gembira.
CUT TO :