12. INT. RUANG MAKAN - PAGI HARI
CAST : PAPA, SOFI, HANAYA
Sofi dan Papa sedang sarapan pagi di meja makan kemudian disusul hanaya, di meja makan hanya ada Nasi putih dan telur goreng mata sapi yang digoreng 3 bagian yang tersedia. Saat sarapan Papa menasehati Sofi dan menyindir Hanaya. Hanaya merasa tersudutkan. Hanaya beranjak pergi meja makan.
PAPA :
ini telur buat Sofi anak papa sayang, makan yang banyak. Kamu belajar di sekolah yang bener, sekolah baik-baik biar jadi anak yang sukses dan membanggakan orangtua.
Papa mengambilkan telur mata sapi dan menaruhnya ke Piring makan Sofi.
SOFI :
(tersenyum)
Hmmm.. Makasih Pa.. Iya Pa, Insha Allah, Doain aku ya Pa.
PAPA :
(Tersenyum, Sinis)
Iya Nak, Papa pasti doain kamu kok. Jangan jadi kayak kakak kamu, si Hanaya, Bisanya cuma nyusahin orang tua, maluin orang tua, buat masalah ngajak orang banyak. Harta orang tua pun ikut jadi korbannya. Dasar anak gak tau diri.
Papa Sinis menyindir Hanaya.
SOFI :
(mengerutkan kening)
Astagfrullahadzim Papa! sstttt! gak boleh ngomong kek gitu ih, kasihan kak Naya. kok Papa ngomongnya jahat banget sih.
HANAYA :
(terdiam, menunduk)(minum air putih)
Hmm.. Telurnya tinggal satu. itu buat Mama aja Fi.
Hanaya menatap Sofi berkaca-kaca. Lalu Hanaya beranjak dari meja makan dan pergi meninggalkan Sofi dan Papa.
SOFI :
(mangap)
Lah,, Ka Naya! kok malah pergi sih. Hmm, Papa sih kalo ngomong nggak dikontrol lagi, kasihan ka Naya pa, kesinggung dia.
PAPA :
Halah, udahlah biarin aja Fi. lagian apa yang papa omongin juga fakta dan kenyataan, biar dia sadar diri dan mikir.
SOFI :
(marah)
Gila sih. Papa jahat, kenapa sih papa gak bisa nerima keadaan, ini bukan salah ka Naya Pa! please pa, jangan pojokin ka Naya terus. kasihan dia. Sofi kecewa sama Papa.
Sofi meninggalkan Papa dari meja makan.
PAPA :
(menggelengkan kepala)
Hah..heran kenapa sih anak-anak pada susah dibilangin. gak ngerti aku.
Papa menyeruput kopinya.
CUT TO :
13. INT. KAMAR HANAYA - PAGI HARI
CAST : HANAYA, SOFI
Hanaya menangis di atas tempat tidurnya, ia merasa berkecil hati atas ucapan Papa. Sofi menghampiri Hanaya ke kamarnya dan mencoba untuk Menenangkan dan berbicara pada Hanaya.
HANAYA (VO) :
(Menangis)
Ya Allah, Apa betul yang diucapkan Papa kalo aku cuma nyusahin orang tua. sebesar itukah kesalahan yang aku buat hingga dia begitu marah kepadaku ya Allah. Apa yang harus aku lakukan. aku tak tahu ya Allah, sampai kemana aku akan kuat menghadapi semua ini.
Hanaya berbaring telentang diatas tempat tidurnya
HANAYA (VO)(CONT’D)
Andai mereka tau, aku juga gak mau hal buruk ini terjadi padaku. aku tak bisa membayangkan bagaimana jika mereka tau yang sebenarnya, jikalau aku merahasikan orang yang sebenarnya telah membuatku hancur berantakan seperti ini. entah apa yang akan terjadi. aku hanya tidak ingin membuat suasana semakin larut dalam kehancuran karena aku ingin bangkit dari semua ini ya Allah.
Hanaya tak henti-hentinya menangis.
FX : KETUKAN PINTU
SOFI :
Kak Naya? aku boleh masuk?
HANAYA :
(Menoleh, mengusap air mata nya)
hmmmm..
Iya Fi. Masuk aja gapapa.
Hanaya bangun dan duduk.
SOFI :
(khawatir)
Kak? Are you Okay? humm..
Sofi menghampiri Hanaya, mengusap kepala, memegang wajah dan pundak Hanaya.
HANAYA :
(tersenyum)
Yes Fi. don’t worry I’m Okay.
SOFI :
Are you seriously? hmm.. udah kak, kakak pasti tersinggung sama omongan papa tadi kan, jangan diambil hati ya kak, namanya juga orang tua, nggak ada orangtua yang gak sayang sama anaknya, terlepas dari masalah ka Naya, mungkin papa masih belum bisa menerima keadaan kita saat ini. tapi seiring berjalannya waktu, semuanya pasti berlalu kok. semuanya pasti bakal balik kayak dulu lagi.
Sofi menatap Hanaya dengan mata berkaca-kaca
HANAYA :
(menghela napas)
Hmm.. Iya de. Kakak harap juga begitu. kakak juga selalu berusaha untuk tetap berbesar hati dan mengerti keadaan. karena kakak pun harus menyadari bahwa kesalahan ini dan kekacauan ini terjadi karena kesalahan kakak. Apapun risikonya, kakak harus ikhlas dan kuat menerimanya, termasuk kemarahan Papa ke Kakak.
Hanaya menunduk dengan rasa sedih.
SOFI :
Masya Allah kak Naya. aku yakin kok kak, kakak adalah orang yang hebat, kakak pasti bisa melewati semua ini, Ka Naya orang yang kuat, kakak dikhianati oleh orang jahat aja kakak bisa memaafkannya tanpa menuntut. meskipun sampai detik ini kita tidak ketemu siapa orang yang sudah buat kakak hancur seperti ini. Tapi kakak memaafkannya begitu saja tanpa dendam. Sebenarnya dia siapa sih kak? dengan kerugian yang begitu besar begitu tega dan mudahnya dia mendapat kepercyaan dari kakak? maaf kak jika aku lancang.
Dengan nada lembut, Sofi bertanya atas rasa penasarannya kepada Hanaya.
HANAYA (VO) :
(menjelit,menunduk)
Ya Allah, maafkan kakak Fi, kakak belum bisa ngomong yang sebenarnya sekarang.
HANAYA (CONT’D):
(menatap, tersenyum tipis)
emmmm..Iya Fi, udahlah dek, tentang siapapun yang udah tega ngancurin kepercayaan kakak, kakak udah ikhlas, biarkan Allah yang membalas setiap perbuatan buruk manusia, sekarang kakak nggak mau mikirin hal itu lagi, yang kakak fikirkan sekarang adalah bagaimana caranya kakak biar bisa bangkit lagi dari keterpurukan kita.
SOFI (VO) :
(menatap)
Sepertinya ada yang disembunyikan oleh kak Hanaya, dia belum mau terbuka, apa yang sebenarnya terjadi dengan bisnis ka Hanaya.
Sofi tersenyum dan memeluk Hanaya.
CUT TO :
14. INT. RUANG TAMU - SIANG HARI
CAST : MAMA, SOFI
Siang itu terdengar suara mesin mobil yang masuk ke halaman rumah Hanaya ternyata itu adalah Mas Effendi, tujuan mas effendi kerumah Hanaya adalah ingin menagih hutang kepada keluarga Hanaya atas pinjaman uang yang pernah digunakan untuk membantu hanaya ketika ia ingin mengganti rugi kerugian bisnisnya kepada clientnya.
FX : Menutup pintu mobil dan Klakson mengunci.
SOFI :
(Menoleh)
Kayak ada orang? Siapa yang dateng.
Mama sedang nonton TV bersama Sofi
MAMA :
Iya Fi, sepertinya ada orang, sebentar ya nak, mama cek dulu.
MAMA (VO)(CONT’D) :
Ya Allah. Mas Effendi, pasti dia datang kesini mau nanyain masalah uangnya. semoga ada jalan keluar terbaik ya Allah.
Mama beranjak berdiri dan langsung mengintip dari jendela.
CUT TO :
15. INT. KAMAR HANAYA - SIANG HARI
CAST : HANAYA
Hanaya mengintip dari jendela kamarnya, sedikit terkejut karena kedatangan tamu yaitu Mas Effendi yang merupakan Paman dari Hanaya. Kedatangannya itu ingin membahas masalah uang.Hanaya merasa sangat ketakutan dan khawatir atas kedatangan Mas Effendi, karena pamannya ini merupakan orang yang cukup sadis dan tega terhadap keluarganya sendiri.
HANAYA :
(mengintip)
Ya Allah, Om Effendi. Pasti dia dateng kesini mau bahas masalah uang dia, ya Allah semoga semuanya baik-baik aja.
Hanaya ketakutan.
FX : KETUKAN PINTU
CUT BACK TO :
16. INT. RUANG TAMU - SIANG HARI
CAST : MAS EFFENDI, MAMA, SOFI
MAS EFFENDI (OS)
Assalamualaikum, Sofi, Hanaya..
mengetuk pintu cukup keras dan suara yang cukup keras.
MAMA :
(Pucat)
Iya Mas, Waalaikumsalam. Masuk Mas. Duduk mas.
mama membukakan pintu dan mempersilahkan duduk kepada mas Effendi.
Mas Effendi masuk kedalam rumah perlahan-lahan kemudian duduk diruang tamu.
Mas Effendi membawa tas dokumen.
MAMA (CONT’D) :
Sebentar ya mas, Saya buatkan kopi dulu.
Mama Pergi ke dapur untuk membuatkan kopi untuk Mas Effendi.
Mas Effendi melirik sisi atas, kanan, bawah dan seluruh bagian rumah Hanaya.
SOFI :
(menyapa, tersenyum)
Eh om Effendi, apa kabar om, sehat ?
Menyalim tangan Mas Effendi.
MAS EFFENDI :
(tersenyum sinis)
Eh, Sofi.. ya, Om Sehat sehat saja. Baik.
menyambut tangan Sofi dan menyalaminya kembali.
SOFI :
alhamdulillah, syukurlah om kalau kabarnya baik dan sehat. Sofi ikut seneng aja dengernya.
Sofi menyambut dengan senyuman manis dan lembut.
MAMA :
Ini Mas, kopinya, silahkan.
Mama memberikan secangkir kopi untuk Mas effendi.
MAS EFFENDI :
Terima kasih Aisyah.
Mama duduk disebelah Mas Effendi dengan menggerik jari jarinya dan sedikit gelisah.
MAS EFFENDI (CONT’D) :
hm... gimana kabar mu Aisyah, kamu sehat? masih suka chek-up kerumah sakit?
MAMA :
Alhamdulillah mas, saya baik. Sejak kebangkrutan yang dialami Hanaya. Saya udah nggak pernah lagi periksa ke rumah sakit mas. Karena tidak ada biaya juga. Ntahlah mas, saya pasrah saja sama Allah.
mama menunduk sedih.
MAS EFFENDI (CONT’D) :
Baiklah Aisyah. Terlepas dari apa yang dialami oleh keluarga kamu. Saya turut prihatin. Akan tetapi mohon maaf, saya tidak bisa lagi membantu kamu. Maksud kedatangan saya kesini saya diminta oleh anak dan istri saya agar bisa menyelesaikan permasalahan hutang Hanaya yang lalu. Jadi dengan berat hati Aisyah saya sampaikan kalau..
FX : DETAK JANTUNG
Mama hanya menunduk dan memejamkan matanya.
Sofi hanya terdiam dan melirik ke arah Mama.
CUT TO :
17. INT. KAMAR HANAYA - SIANG
CAST : HANAYA
HANAYA (VO) :
(ketakutan)
Ya Tuhan, apapun yang disampaikan oleh om Effendi kepada mama, kuatkanlah kami dalam menerima keputusan itu ya Allah. Hamba Pasrahkan semuanya kepadamu, ku kembalikan semua kehidupanku hanya kepadamu ya rabb..
Hanaya gelisah, memejamkan matanya dan sambil duduk memeluk boneka teddy bear.
CUT BACK TO :
18. INT. RUANG TAMU - SIANG HARI
CAST : MAS EFFENDI, MAMA, SOFI
MAS EFFENDI (CONT’D) :
Kalau saya akan.. mengambil alih rumah ini beserta sertifikatnya untuk sementara waktu..Kami akan menyita sertifikat rumah ini sampai masalah hutang Hanaya dengan Anak saya diselesaikan.
Menatap Sofi dan Mama dengan serius dan tegas.
Mama menutup mulutnya dan meneteskan air mata penuh kesedihan.
Mas Effendi melirik dan menegakkan kepala.
MAS EFFENDI :
Maafkan saya Aisyah, namun ini adalah keputusan keluarga saya. Apabila Hanaya tidak bisa melunasi hutangnya, kami telah berencana untuk menjual rumah ini agar penyelesaiannya bisa lebih cepat. untuk itu saya mohon kepada kamu Aisyah agar bisa menyerahkan sertifikat rumah ini.
mas Effendi kembali menegaskan dan berdiri dengan tangan yang dimasukkan kedalam saku celana.
Mama hanya menangis dan pasrah.
MAMA :
Iya mas, Ya. Saya pasrah dan jika memang itu yang terbaik, saya ikhlas Mas.
Mama menangis dengan penuh kepasrahan, Sofi Menangis bersedih.
CUT TO :