32. INT. RUMAH BARU PAK HASAN. MEJA MAKAN – MALAM
Beberapa makanan spesial buatan Bu Emi sudah terhidang di satu meja besar khas keluarga orang kaya. Beberapa kursi sudah terisi oleh Vino, Mawar, Shalsa, Bian, Beby, Riko, Pak Hasan dan Bu Emi sendiri.
Sebagian mereka sudah mengambil porsi makanan masing-masing. Bu Emi terlihat bahagia ketika semua anak-anaknya bisa berkumpul di tengah aktifitas mereka.
PAK HASAN
Bapak senang kalian bisa menyempatkan hadir. Mungkin setiap minggu kita bisa seperti ini terus yah?
VINO
Kami usahakan, Pak. Soalnya akhir-akhirnya banyak donator yang mau kerjasama buat acara kemanusiaan.
BIAN
Iya, Pak. Aku juga akhir-akhir sudah dapat jadwal manggung. Bahkan ada beberapa di luar daerah Jakarta.
BU EMI
Tapi kan hanya seminggu sekali, Nak?
Mawar dan Shalsa saling pandang. Mereka menatap wajah Vino yang agak kurang nyaman.
VINO
Iya,Bu, nanti akan kami usahakan terlebih dahulu.
PAK HASAN
Yah, sudah kalian tidak usah terlalu memikirkan permintaan kami sebagai orang tua. Kalian focus saja dengan kerja kalian masing-masing. (beat).
Tampak kecewa, Pak Hasan pergi meninggalkan mereka. Kendati menggunakan satu kaki dan alat bantu untuk satu kaki lainnya, Pak Hasan terlihat menaiki anak tangga menuju kamarnya.
BU EMI
Usss … yaudah lanjut makan lagi, Bapakmu tidak apa-apa, kok. Nak Beby, Mawar, Shalsa nambah yah makanannya.
Tahu seperti ada masalah, Mawar, Beby, Shalsa hanya mengangguk. Vino malah langsung pergi meninggalkan mereka. Mawar dan Shalsa terlihat mengejar Vino.
SHALSA
Vin. Kamu gak boleh pergi-pergi seperti itu!
Mawar menatap mereka dari kejauhan.
VINO
Bapak dan Ibu tidak mengerti kesibukan kita, Kan, bahkan lu tahu sendiri kadang kita setiap hari bekerja dan tidak ada libur?
SHALSA
Tapi, kan mereka minta hanya sekali seminggu, Vin. Bisalah kita atur lagi jadwal kita kerja.
VINO
Gak bisa,Sha. Semua sudah terjadwal sama clien kita. Kalau batal, mereka pasti akan membatalkan kontrak kerja juga dengan kita.
SHALSA
Dari dulu lu tuh emang egois, Vin. Bahkan saat orang tuamu saja minta berkumpul, lu, gak bisa! Kecewa aku, Vin.
Shalsa pergi meninggalkan kediaman Pak Hasan. Saat bersamaan Bian terlihat mau pamit dengan Beby.
VINO
Apa kamu gak bisa juga memenuhi permintaan Bapak, Bi?
BIAN
Gak bisa, Bang. Jadwal aku juga sudah diatur sama label dan produser. Repot kalau ada pembatalan.
Bian dengan santai melenggang bersama Beby dan segera melaju dengan mobilnya untuk mengantar Beby pulang.
BEBY
Bang, Beby pulang dulu, yah?
Vino hanya mengangguk.
BEBY
Kak Mawar mau pulang juga? Nanti bisa kami hantar sekalian.
Mawar juga mengangguk dan mencoba menegur Vino yang masih dalam pengaruh emosi.
MAWAR
Aku pulang dulu, yah, Vin?
VINO
Tapi, kan, gue janji akan ngantar, lu, War?
MAWAR
Gak masalah, Vin. Aku ikut mereka aja. Lagian satu jalur juga rumahku dengan Beby.
Tak lama Vino juga pulang dengan mengendarai mobilnya sendiri.
CUT TO.