27. EXT. RUMAH PAK HASAN. DEPAN RUMAH – PAGI
Kaluarga Pak Hasan terlihat berkemas untuk ke rumah barunya. Tak lama Bu Idah muncul.
BU IDAH
Wah pada mau kemana ini? Lain yang sudah tajir melintir.
BU EMI
Oh,iya kebetulan ada Bu Idah. Tadinya saya mau ke rumah Bu Idah. Mau bayar semua tunggakan kami selama ngontrak di sini.
BU IDAH
(Mesem-mesem)
Aduh, Bu Emi, kayak orang baru kenal saja. Lagian kalian sudah kami anggap keluarga. Sudah lama juga kan ngontrak di sini!
Terlihat Bian sedang bisik-bisik tetangga dengan Riko yang masih konsen merekam.
BIAN
Giliran sekarang aja ngakunya keluarga. Kemaren aja kayak rentenir nagih uang kontrakan.
RIKO
(Cekikikan)
Aahahah Emang orang dewasa suka pura-pura yah, Bang?
Vino menjawil tubuh Bian dan Riko, sembari menutup mulutnya dengan telunjuk sebagai kode diam.
BU EMI
Iya, Bu. Ini uangnya, yah. Sekalian kamu mau pamit, nih. Terima kasih banyak atas kebaikan selama ini.
Tak lama Vino merangsek kedepan dengan menghadap Bu Idah.
VINO
(Memberi uang segepok)
Iya, Bu. Ini ada tambahan juga dari kami untuk keperluan belanja dapur Bu Idah.
BU IDAH
(Bahagia)
Kok, banyak amat? Gak salah ini Bang Vino?
VINO
Gak salah, Bu. Sisanya untuk merenovasi bangunan ini agar tidak reot lagi. Kan kasian mereka yang bakal ngontrak lagi seperti kami dulu.(Beat)
Nanti tiba-tiba ada hujan deras dan air masuk rumah lagi? Atau ada gempa tiba-tiba rumah ini ambruk, kan bahaya untuk penghuni baru nanti?
Bu Idah terlihat menyembunyikan wajah malu oleh sindiran Vino. Bu Emi juga tak urung menjawil pinggang Vino hingga dia berteriak.
VINO
Aduh!
BU EMI
Yah, Sudah, Bu. Kami mohon pamit yah.
BU IDAH
(merasa tidak enak)
Iy-iya, Bu. Sering-sering mampir yah.
Semua sudah masuk ke mobil mewah punya Beby. Kecuali Riko.
Riko terlihat sedih harus meninggalkan rumah reot yang sudah menemaninya selama hampir sepuluh tahun. Bian beberapa kali teriak, menyuruh Riko masuk mobil mewah Beby.
Tapi Riko masih asyik merekam sekeliling rumahnya untuk kenang-kenangan terakhir.
RIKO
Gaes, aku harus berpisah dengan rumah yang bagi kami sangat mewah ini. Tawa canda yang tak ternilai, kehidupan yang begitu bernilai. See u Bye. Rumah kesayanganku.
BIAN
Riko! Cepatan kita sudah kesiangan.
Riko berlari memasuki mobil dan mengambil posisi duduk bagian tengah mobil, di pinggir jendela bagian kanan. Pemandangan rumah mereka berlalu sepanjang mobil melaju. Riko menangis haru di pelukan Bu Emi.
CUT TO.