4. INT. JALANAN. DALAM BIS – SIANG
OPENING CREDIT TITLE DAN BACKSOUND LAGU JAKARTA JAKARTA MILIK KUNTO AJI MENGIRINGI ADEGAN INI.
Setelah Bian menyerahkan beberapa berkas surat lamaran yang di printnya dari rental komputer dekat rumah, Vino bergegas pergi dengan menumpangi sebuah bus untuk menuju beberapa kantor perusahaan yang sudah ia tuju.
Dua pengamen, yang satu memegang gitar, yang satu sambil menepuk-nepuk tangan sambil menyanyikan lagu Jakarta Jakarta milik Kunto Aji.
PENGAMEN
Dalam hati aku selalu ingin beranjak pergi. Kota yang sama yang membuatku tegak berdiri. Hingar bingar sudut jalan yang takkan pernah mati.
Tampak semua penumpang bis menikmati lagu dari sang pengamen. Mereka ada yang menatap lekat kepada si pengamen, ada penumpang yang berdiri sambil menggoyang-goyangkan kepala mereka mengikuti alunan lagu pengamen. Ada juga yang cuek dan tetap mengobrol bersama teman sebelahnya.
Vino memandang ke luar jendela dengan tatapan kosong. Sekelebat gedung-gedung pencakar langit sempat mengundang perhatiannya saat bis tengah berhenti menurunkan penumpang, tapi lagi-lagi tertinggal setelah bis segera memacu gasnya.
Setelah turun dari bis dia segera memacu langkahnya dan mendatangi beberapa kantor untuk menyerahkan berkas lamarannya. Sepanjang perjalanan banyak manusia Jakatar yang sedang mengais rezeki. Ada yang berjualan minuman, pengemis jalanan, dan pembersih kaca mobil dan pengamen di perempatan lampu merah.
Beberapa kantor yang didatanginya belum ada yang membuat senyumnya mengembang. Bahkan lamaran yang dia pegang masih belum berkurang. Hampir semua kantor tersebut tidak sedang membutuhkan karyawan baru.
Terakhir dia menyerahkan paksa satu lamarannya ke sebuah kantor yang bergerak di bidang lembaga sosial dengan pasrah.
VINO
Ini lamaran pertama dan terakhir saya, Pak. Izinkan saya menitipkannya sebagai bukti ikhtiar saya sudah mencari pekerjaan (memaksa)
SECURITY KANTOR
Tapi kita lagi tidak membuka lowongan pekerjaan, Mas. Bahkan mau mengurangi karyawan karena kondisi ekonomi sekarang.
VINO
Tidak apa-apa, Pak. Anggap saja sebagai kenang-kenangan.
Vino merogoh kantong celana dan menemukan beberapa lembar uang yang cukup untuk membawanya pulang ke rumah dengan bis yang menuju ke rumahnya.
Senja hari yang ditandai dengan matahari yang tenggelam dan suara ngaji dari masjid sudut gang menemani langkah gontai Vino menuju rumahnya. Sesekali dia sempat ditabrak oleh anak-anak yang berlarian pulang menuju rumahnya usai bermain.
OPENING CREDIT TITLE DAN BACKSOUND LAGU JAKARTA JAKARTA MILIK KUNTO AJI BERAKHIR
FADE TO BLACK
FADE IN