3. INT. RUMAH PAK HASAN. TERAS RUMAH - PAGI.
Vino baru pulang usai pergi semalaman. Bersamaan dengan kedatangan Bu Idah yang mau nagih iuran kontrakan. Sebenarnya rumah itu tidak layak di sebut kontrakan dengan tipe bangunan tak terawat dan hampir ambruk.Bahkan tiap kali hujan turun, atap mereka selalu kemasukan air.Tidak ada pilihan lagi bagi keluarga Pak Hasan, hidup di Jakarta memanglah berat, pun dengan ekonomi yang melarat. Sedangkan Pak Hasan sudah pergi pagi-pagi sekali untuk mencari pekerjaan baru.
BU EMI
Kami bayar separuh dulu, Bu, yah. Sisanya nanti kalau uang cucian sudah dibayar orang.
BU IDAH
Ibu, Kan sudah menunggak tiga bulan. Ini saja belum cukup untuk membayar satu bulan. (menahan amarah)
BU IDAH
Pokoknya kami tidak tahu menahu, sore ini harus ada uangnya. Kalau tidak sanggup hidup di Jakarta mending pulang kampong saja, sana! (Amarahnya meledak)
Bu Emi mau menanggapi tapi dihalangi oleh Vino.
VINO
Udah gini, Bu. Saya ada uang untuk bayar selama dua bulan dulu. Sisanya bulan depan kami lunasin. Sore gak usah ke sini lagi, deh. (melempar uangnya lalu masuk ke dalam rumah).
VINO
Oh, Iya, satu hal? Jangan sampe lidah itu menghina keluarga kami lagi.(Sedikit mengancam)
Seketika Bu Idah pergi dengan terus meracau. Bu Emi langsung menghampiri Vino.
BU EMI
Darimana kamu dapat uang sebanyak itu, Nak? (Menjadi penasaran)
Vino berusaha menghindar dan langsung menuju kamar mandi. Tapi Bu Idah tak berhenti mencecarnya dengan pertanyaan yang sama.
BU EMI
Kalau kamu masih melakukan kejahatan itu, tolong tidak usah pulang ke rumah ini lagi. (Marah hingga air matanya tumpah)
Bian dan Riko yang siap-siap mau berangkat sekolah menjadi tersentak dan keluar kamarnya. Vino juga urung melanjutkan aktifitas mandinya.
VINO
Bu, tolong jangan berkata seperti itu, Bu. Aku janji tidak akan melakukan hal itu lagi. Aku juga pengen membantu keluarga ini.(Vino memelas dan sedikit mengeluarkan air mata).
BU EMI
Tidak, ambil uang itu dan kembalikan kepada pemiliknya.(Amarah Bu membuncah).
VINO
Tolong, Bu. Sekali ini saja. Aku janji hari ini aku akan mencari pekerjaan untuk membantu Bapak!
Hening, bukannya menanggapi, Bu Emi malah pergi meninggalkan Vino. Riko dan Bian juga hanya bisa menyaksikan dari jauh. Merasa terpukul, Vino mendekati Bian.
VINO
Lu, bisa membuat surat lamaran, kan? (Bian mengangguk).
CUT TO.