2. Flashback

Tia membanting ponselnya ke meja makan. Nafsu makannya seketika hilang.

Tia memijat kepalanya dengan frustasi.

Beberapa saat kemudian, Tia menerima notifikasi dari Tante Ami yang memberikan alamat Wanto.

TIA

(melihat layar ponsel)

Oh, di daerah sini.

Tia membuka aplikasi navigasi peta untuk memastikan daerah yang akan dituju besok. Kemudian, ia meletakkan ponselnya.

Tia meraih tas ransel yang tergeletak di lantai ruang tamu. Ia membuka reseleting tas dan mencari-cari suku cadang serta oli yang sudah ia dapat tadi siang.

Tia bergerak menuju motornya yang terparkir di ruang tamu.

Ia menaikkan standar tengah motor. Dengan cekatan, ia mulai mengutak-atik satu-satunya kendaraan yang ia miliki.

Setelah itu, Tia tidur.

INT. RUMAH TIA - AFTERNOON. 2024

Tia sedang meninju samsak yang tergantung di teras rumah ketika ponselnya berdering. Tia mengangkat ponselnya.

TIA

Halo, Tante Ami? Kenapa, Te?

INT. RUMAH SAKIT - SAME TIME

TANTE AMI

(mendorong ranjang)

Tia, mama kamu.

INTERCUT - PHONE CONVERSATION

TIA

(kaget)

Mama kenapa, Te?

TANTE AMI

(mendorong ranjang)

Mama kamu tiba-tiba kejang di ruang rawat inap.

TIA

(kaget)

Hah? ruang rawat inap? Maksudnya apa Te?

Kesedihan meluap dari lubuk hati Tia. 

TANTE AMI

Loh kamu nggak tau?

TIA

(bentak)

Tau apa, Tante?! 

TANTE AMI

Mama kamu kena gejala COVID-24, Tia. Udah dirawat 2 hari di sini. Kamu bener-bener nggak tau?

Kaki Tia lemas. Ia terjatuh di kursi teras.

TIA

Hah? Kena COVID?

TANTE AMI

Mama kamu bilang apa ke kamu?

TIA

M-mama bilangnya lagi tugas jaga, Te.

TANTE AMI

Mungkin nggak mau kamu khawatir, nak.

TIA

Yaudah, aku ke sana sekarang, ya Te.

Tia berusaha bangkit dari duduknya dan berjalan masuk rumah untuk bersiap-siap.

TANTE AMI

Eh, jangan!

TIA

(marah)

Lho kok jangan sih, Te?

TANTE AMI

Kamu nggak bakal boleh masuk, Tia. Jangan. Nanti kamu juga kena. COVID-24 bahaya banget. Penyebarannya cepet.

TIA

(terbata-bata)

Lah t-terus Mama gimana? Yang ngerawat siapa?

TANTE AMI

Biar Tante yang urus.

TIA

Papa udah tau belom Te? Papa belum pulang soalnya.

TANTE AMI

Tante udah kasih tau Papamu.

TIA

Tante, mama kan udah suntik vaksin waktu COVID-19, Te.

TANTE AMI

Vaksinnya ngga efektif buat COVID-24, nak.

TIA

(menahan tangis)

Terus mama gimana, Te?

TANTE AMI

Kamu berdoa ya nak. Berdoa minta kesembuhan buat mama.

Tante Ami mematikan teleponnya.

Tante Ami mendorong ranjang dengan Ibu Tia yang masih kejang-kejang di atasnya masuk ke ruangan ICU.

INT. RUANG ICU - AFTERNOON

Dalam ruang ICU sudah terdapat seorang dokter dengan pakaian APD lengkap. 

INAUDIBLE DIALOGUE 

Dokter tersebut menyuntikkan obat untuk meredakan kejang-kejang Ibu Tia. 

Kejang Ibu Tia mulai mereda, namun sesaat kemudian, kejangnya kembali namun semakin parah. Tiba-tiba, kejangnya berhenti. Namun detak jantung Ibu Tia hilang.

Dokter dengan panik segera menggunting baju Ibu Tia dan menyiapkan defibrilator. Dokter menggunakan defibrilator ke dada Ibu Tia. Ibu masih belum merespon. Dokter mencoba kembali dengan meningkatkan tegangannya. Ibu masih belum merespon. Dokter mencoba lagi dengan menggunakan tegangan paling tinggi. Namun, detak jantung Ibu masih tidak bisa ditemukan. 

Suara nyaring mesin EKG mengisi seluruh ruang ICU yang sunyi.

INT. RUMAH TIA - DAY.2030

Tia terbangun dari tidurnya. Tia beranjak dari tempat tidur dan mencuci muka. Setelah membersihkan diri dan berganti baju, Tia mengambil tas ranselnya dan memasukkan beberapa lembar pakaian. Selanjutnya Tia memasukkan beberapa persediaan perbekalan. Tidak lupa sekotak masker medis dan beberapa botol hand sanitizer. Selain itu, Tia juga menyelipkan sekotak P3K ke dalam tas ransel. 

Tia masuk ke sebuah kamar berdebu yang terlihat tidak pernah dibersihkan. Tia membuka sebuah lemari kayu usang di pojok kamar tersebut. Di balik lemari, terdapat sebuah brankas kecil yang terletak di ujung belakang, di balik baju-baju. Tia memutar kombinasi brankas. 

TIA

(menggumam)

8..6...7...2.

Kunci brankas terbuka.

Tia mengambil sebuah pistol dari dalam brankas tersebut. Tia memasukkannya dalam sarung pistol yang sudah tersambung di sabuknya. 

Sebelum Tia keluar dari kamar itu, Tia mengambil sebuah foto yang terpasang dalam sebuah pigura di kamar itu. Dengan tiupan kecil, Tia mengehempas debu-debu yang menempel di foto tersebut. Tia memasukkannya ke dalam saku. 

Tia melihat seisi ruangan dengan tatapan yang dalam. Lalu, ia menutup pintu.

Terakhir, Tia mengisi tangki bensin motornya hingga penuh.

Tia sudah siap untuk memulai perjalanan.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar