71. INT. LABORATORIUM BIOKIMIA - NEXT DAY
Vega melanjutkan penelitiannya dengan semangat. Dibantu James dalam beberapa tahap, Vega mengerjakan penelitiannya dengan semangat. Sesekali Erlin dan Clarissa juga hadir membantu pekerjaan Vega. Joseph dan Ferdi juga turut menyemangati Vega meskipun mereka berdua lebih sering hanya bergosip ria di laboratorium Biokimia.
72. INT. LABORATORIUM FTIR - ANOTHER DAY
Vega membawa sampel miliknya ke laboratorium FTIR untuk dikarakterisasi. Vega sempat berdoa sejenak, memohon agar pengerjaannya kali ini tidak menghasilkan diagram yang aneh. Hadir juga Clarissa dan Erlin yang ikut menyemangati Vega. Saat plot IR muncul, Vega berseru senang karena diagramnya lebih terbaca dibandingkan saat pengujian pertama.
VEGA:
(Mengangkat kedua
tangannya)
Yes! Diagram kali ini lebih kebaca!
Gua berarti udah berhasil. Pak Heru
pasti yakin kalo ini grafiknya udah
bener.
CLARISSA:
(Menatap layar komputer)
Iya sih. Kalo yang sekarang tuh
lebih kebaca diagramnya. Gak
se-abstrak yang kemaren.
ERLIN:
Congrats, Vega. Semoga Pak Heru
juga yakin sama diagram yang ini
ya.
Vega lalu segera menyimpan hasil IR yang ia dapatkan. Tidak sabar ia untuk menghadap Pak Heru untuk melakukan bimbingan.
73. INT. RUANGAN PAK HERU - DAY
Vega membawa hasil data IR miliknya dengan sedikit takut. Meskipun ia senang karena plot IR miliknya tidak se-kacau percobaan pertamanya, tapi Vega tetap khawatir jika ternyata masih ada yang salah dalam pengerjaan penelitiannya. Vega menyerahkan data IR tersebut kepada Pak Heru.
PAK HERU:
Oke, data kamu sudah bagus. Saya
lebih percaya dengan data yang ini.
Jadi kamu segera olah ya, biar bisa
kamu selesaikan bab 4 dan 5 kamu.
Jangan lupa karakterisasi sampel
kamu dengan NMR untuk mendapatkan
informasi senyawa yang lebih akurat
ya.
VEGA:
Baik, Pak. Terima kasih.
Vega menghembuskan napasnya dengan lega. Pekerjaannya kali ini tidak sia-sia. Ia berhasil mengerjakannya dengan baik dan kini Vega optimis bisa menyelesaikan skripsinya tepat sebelum deadline yang ditentukan.
CUT TO:
74. INT. LABORATORIUM BIOKIMIA - MEJA VEGA - EVENING
Vega sedang menyelesaikan skripsinya di laboratorium. Di mejanya masih terlihat beberapa alat kimia yang belum dimasukan ke keranjang alat miliknya. Vega bersemangat mengetik kata demi kata di laptopnya.
VEGA:
(Bergumam)
Ayo, Vega, dikit lagi.
Vega berkomat-kamit seraya mengetik. Tidak lama, Vega akhirnya menyelesaikan tulisannya.
VEGA:
(Mengangkat tangannya)
Yeay, selesai.
Vega mengambil handphone-nya lalu menelpon James.
VEGA:
James, kamu masih di kampus?
JAMES:
(Dalam panggilan telpon)
Iya nih, masih. Kamu masih di lab
ya?
VEGA:
Yes. Ketemuan yuk di rooftop.
JAMES:
(Dalam panggilan telpon)
Aku tinggal nyamperin kamu aja loh
padahal ke lantai empat.
VEGA:
Hahahaha. Aku lagi mau ngelihat
langit sore dari ketinggian
solanya. Lagipula, aku juga butuh
udara segar. Masa ngehirup eter
mulu, pingsan aku nanti. Jadi aku
butuh kesegaran sedikit.
JAMES:
(Dalam panggilan telpon)
Oke, boleh. Aku beres-beres dulu ya
bentar.
VEGA:
Siap. Aku tunggu langsung di
rooftop ya.
Vega mematikan telponnya, lalu menyimpan laptopnya di loker miliknya, kemudian pergi menuju rooftop.
75. EXT. ROOFTOP GEDUNG KIMIA - A MOMENT LATER
Vega berjalan menuju salah satu sisi rooftop gedung kimia. Sambil menunggu James, Vega menikmati langit sore dari ketinggian lantai lima gedung kimia. Vega menatap langit sambil memejamkan matanya. Menarik napasnya dalam-dalam sambil Menikmati semilir angin sore yang menerpa wajahnya. Tak lama, James datang dari belakang Vega kemudian merangkul bahu Vega.
JAMES:
Hai, sayang.
VEGA:
Ih, kamu pake rangkul-rangkul
segala. Udah cuci tangan belom
kamu?
JAMES:
Udah dong. Masa belom, nanti kamu
kenapa-kenapa lagi.
VEGA:
Hih, gombal. Jangan deket-deket.
Nanti kita diusir karna gak
mematuhi protokol kesehatan.
JAMES:
Loh. Tapi kan kemaren-kemaren kan
kita udah deket-deket. Kok sekarang
gak boleh?
VEGA:
Kan kita harus mematuhi protokol
kesehatan. Salah satunya yaitu
dengan menjaga jarak.
JAMES:
Oke. Gapapa kok badan kita menjaga
jarak, asal hati kita tidak ada
jarak yang memisahkan.
Vega hanya tertawa mendengar gombalan James.
VEGA:
Udah mulai bisa gombal ya kamu.
JAMES:
Iya dong. Kan biar kamu gak bosen.
Btw, kerjaan kamu udah beres belom?
Jalan-jalan sore yuk. Mumpung
langit sore cerah juga.
VEGA:
Oke, yuk.
James lalu meraih tangan Vega lalu digenggamnya. Vega awalnya terkejut dengan perlakuan James, namun Vega kemudian tersenyum sedikit malu saat James mulai mengajaknya berjalan sambil bergandengan tangan.