57. INT. RUANG TAMU RUMAH VEGA - NEXT MORNING
Vega membawa kopernya dan pulang kembali ke rumah. Vega mencoba untuk terlihat baik-baik saja meskipun ia sudah menangis semalaman. Tidak mau membuat ibunya khawatir akan kondisinya yang sedang sangat berantakan. Meskipun demikian, Vega masih tampak lesu.
VEGA:
Vega pulang!
Miranda langsung keluar menghampiri Vega yang sudah berdiri di depan pintu. Timo menyusul tak lama sesudahnya.
MIRANDA:
Vega! Kamu masih sehat-sehat aja
kan?
Miranda kemudian memeluk Vega. Sementara itu, Vega mencoba menahan tangisnya kembali karena mengingat beban berat yang sedang ia pikul.
VEGA:
(Melepas pelukan dengan
Miranda)
Vega gak apa-apa kok, Ma. Vega mau
ke kamar dulu ya, masih ngantuk
soalnya.
MIRANDA:
Oke. Tapi nanti jangan lupa ingat
makan ya. Kamu istirahat aja dulu.
Vega hanya mengangguk lalu pergi ke arah kamarnya.
58. INT. KAMAR VEGA - A MOMENT LATER
Vega masuk ke dalam kamarnya. Ia melihat kembali barang-barang di kamarnya yang sudah ia tinggalkan selama beberapa minggu. Kemudian Vega menhempaskan dirinya di atas kasur. Sambil menatap langit-langit kamar, Vega teringat kembali dengan kejadian-kejadian yang sudah berlalu. Vega kemudian menangis kembali.
59. INT. KAMAR VEGA - ANOTHER NIGHT
Vega duduk terdiam di atas kasurnya sambil memeluk lututnya. Ia sudah tidak mengerjakan skripsinya selama beberapa hari. Sampel penelitian milik Vega yang dibawa Vega juga hanya dibiarkan begitu saja di atas meja Vega. Tidak ada niat sama sekali untuk melanjutkan penelitiannya. Vega hanya memilih untuk berdiam diri. Sementara itu, Miranda merasa ada sesuatu yang mengganjal di diri Vega. Meskipun ia masih melihat Vega makan tiga kali sehari dan terkadang beberapa kali membantu dirinya dalam pekerjaan rumah, Miranda merasa Vega ada sedikit permasalahan. Karena itu, Miranda memilih untuk berbicara langsung dengan Vega.
MIRANDA:
(Mengetuk pintu kamar
Vega)
Mama mau masuk, boleh?
VEGA:
Boleh, Ma.
Miranda kemudian perlahan masuk ke dalam kamar Vega setelah mendapatkan izin dari anaknya. Miranda melihat Vega yang duduk di atas kasurnya. Miranda kemudian perlahan duduk di sebelah Vega.
MIRANDA:
Kamu lagi ada masalah? Mau cerita?
Vega menatap ibunya yang duduk di sebalahnya. Vega mencoba tersenyum.
VEGA:
Vega gak kenapa-kenapa kok, Ma.
Miranda mengetahui Vega menyembunyikan sesuatu. Karena itu, Miranda mencoba merangkul Vega. Mencoba memberikan kenyamanan bagi Vega.
MIRANDA:
Vega tau kenapa mama minta kamu
pulang?
Vega hanya menggeleng.
MIRANDA:
Ini karena mama belom siap kalau
harus berpisah dengan orang yang
mama sayangi. Papa dibawa ke wisma
atlet yang begitu dadakan udah
cukup ngebuat mama sakit. Mama gak
mau kalo kamu kenapa-kenapa juga.
Karena itu, mama mau ngelihat kamu
selagi kamu masih sehat. Makanya
mama minta kamu untuk pulang
kembali ke rumah. Mama gak tau kita
bisa sampai kapan untuk bisa
berkumpul di rumah, karena itu mama
mau memanfaatkan setiap waktu yang
mama punya.
VEGA:
Tapi, Ma....
Vega menghentikan ucapannya. Ia merasa ragu untuk mengucapkannya.
MIRANDA:
Bilang aja yang kamu pikirkan, nak.
Mama gak marah kok.
VEGA:
Tapi Vega juga punya kewajiban buat
nyelesaiin skripsi, Ma.
MIRANDA:
Kamu kepengen banget cepat-cepat
selesaiin kuliahnya ya?
VEGA:
Vega gak mau lama-lama kuliah lagi,
Ma. Di kondisi kayak gini, Vega
merasa gak enak kalo misalkan lama
lulusnya. Vega sebenarnya udah mau
selesai skripsinya, tapi karena
kecerobohan Vega, Vega jadinya
harus ngulang lagi dari awal. Waktu
Vega makin sedikit jadinya untuk
mengejar buat lulus di semester
ini.
MIRANDA:
Kamu emangnya kenapa ngebet banget
mau lulus semester ini?
VEGA:
Karena....
(Mulai menangis)
Karena Vega merasa Vega udah jadi
beban banget. Apalagi di kondisi
corona ini, toko papa makin sering
buka tutup. Vega gak mau jadi beban
lagi, Ma. Dengan Vega makin cepat
lulus, Vega gak perlu
nambah-nambahin beban keluarga
lagi. Kalo Vega udah lulus, Vega
bisa cari kerja juga buat
bantu-bantu keluarga. Karena itu,
Vega merasa ini semester terakhir
Vega harus selesaiin kuliah.
Sebenarnya Vega gak enak buat minta
balik ke kos. Tapi jujur, Vega gak
bisa konsentrasi kalo misalkan
harus kerjain skripsi di rumah.
Apalagi sekarang Vega harus
bolak-balik ke lab. Makin gak aman.
MIRANDA:
Vega, mama sama papa gak pernah
menganggap kamu beban kok. Tidak
sama sekali. Kalian anak-anak yang
sangat baik. Kalian tetap sehat aja
buat kami itu sudah sangat cukup.
Lagipula, Papa pasti semangat untuk
mencari uang buat keluarga kita.
Kamu gak perlu paksain untuk segera
lulus kalo kamu merasa tidak bisa
juga.
VEGA:
Tapi dalam diri Vega, Vega merasa
gak enak sama kalian, Ma. Vega udah
cukup lama kayak gini-gini aja.
Vega ingin bisa kerja untuk
mendapatkan uang, biar bisa beliin
mama dan papa sesuatu.
MIRANDA:
Vega, melihat kamu sama Timo bisa
sehat-sehat saja sampai umur
sekarang itu, sudah merupakan
kebahagiaan yang sangat besar untuk
mama dan papa. Kamu gak perlu
pusingin kita, cukup kamu kembangin
diri menjadi manusia yang lebih
baik lagi. Itu sudah cukup untuk
mama. Dan mama juga yakin pasti
papa akan berkata hal yang sama.
VEGA:
Tapi Vega masih mau berjuang untuk
lulus semester ini. Vega merasa
waktunya masih cukup walaupun
sedikit mepet.
MIRANDA:
Itu bagus. Mama dukung. Tapi kamu
juga jangan lupakan kesehatan kamu.
Apalagi di kondisi sekarang yang
serba tidak menentu, kamu kalo bisa
jangan memaksakan diri juga.
VEGA:
Ma, kalo misalkan nanti Vega mau
minta balik ke kos buat nyelesaiin
apa yang harus Vega selesaiin,
boleh?
MIRANDA:
Vega harus janji satu hal sama mama
kalo begitu.
VEGA:
Apa itu, Ma?
MIRANDA:
Tunggu papa pulang dulu ya. Mama
yakin paling lama dua minggu papa
udah bisa pulang. Setelah kita
menghabiskan satu hari bersama
keluarga, Vega juga harus janji
bakal selalu jaga kesehatan sampai
nanti kamu selesai sidangnya.
Gimana?
VEGA:
(Memeluk Miranda)
Vega janji bakal penuhin permintaan
mama.
MIRANDA:
Jangan kamu paksa diri kamu juga.
Kamu berhak istirahat juga. Dan
ketika nantinya kamu harus lulus
telat, kamu jangan menyalahkan diri
kamu sendiri. Mama sudah bangga
dengan Vega yang saat ini, dengan
apapun yang sudah Vega peroleh.
Kamu anak mama yang mama banggakan.
VEGA:
Terima kasih, Ma. Vega gak akan
kecewain mama.
Vega dan Miranda berpelukan. Tak lama setelah itu, Miranda meninggalkan Vega agar Vega bisa mempunyai waktu untuk berdiam diri. Vega kemudian membaringkan dirinya di atas kasur. Merasa sedikit lega karena satu bebannya sudah terangkat.
VEGA:
(Bergumam)
Vega janji bakal berjuang sekuat
yang Vega bisa. Vega gak bakal
kecewain papa sama mama.
Vega tersenyum dan tertidur tidak lama kemudian.
60. INT. RUANG KELUARGA RUMAH VEGA - ANOTHER DAY
Vega sedang bersantai di ruang keluarga. Ia akhirnya mengikuti saran James untuk beristirahat selama gedung kimia lockdown. Vega juga sudah menghitung secara kasar perkiraan jumlah hari yang bisa dilakukan untuk penelitian dan Vega merasa cukup jika ia beristirahat sejenak selama beberapa hari. Dan kini Vega terlihat lebih ceria. Timo sedang belajar di ruang tengah untuk persiapan ujian kelulusannya. Miranda sedang memasak di dapur. Saat mereka bertiga sedang sibuk dengan urusannya masing-masing, Hendra tiba di rumah.
HENDRA:
Papa pulang!
Vega dan Timo terkejut lalu langsung pergi ke pintu depan. Sementara Miranda menyusul beberapa saat kemudian.
VEGA:
Papa udah sembuh?
HENDRA:
Iya, papa udah dinyatakan sembuh
dan udah boleh pulang hari ini.
MIRANDA:
Kok kamu gak kasih tau orang rumah
dulu? Mama kan bisa siap-siap dulu
sebelum papa sampai.
HENDRA:
Papa mau kasih kejutan ke kalian
soalnya. Kalian semua sehat-sehat
kan di sini?
Vega, Timo, dan Miranda mengangguk bersamaan.
HENDRA:
Oke, papa mau bersih-bersih dulu
ya. Papa habis dari perjalanan di
luar, gak aman kalo papa gak
bersih-bersih.
Hendra kemudian masuk ke dalam rumah. Vega senang karena satu per satu masalahnya sudah mulai terselesaikan. Ia bisa mengistirahatkan otaknya sejenak, lalu ayahnya kini sudah sembuh. Vega kemudian masuk ke dapur, hendak membantu ibunya yang sedang menyiapkan makan siang.
61. INT. RUANG MAKAN - A MOMENT LATER
Keluarga Vega makan siang bersama. Suasana menjadi hangat karena mereka sudah bisa berkumpul kembali.
HENDRA:
Vega, kamu gak lanjut ngerjain
skripsi kamu?
VEGA:
Gedung kimia lagi di-lockdown, Pa.
Ada beberapa staf yang positif
COVID-19 soalnya. Bukan di kimia
sih, tapi kimia mau lockdown buat
jaga-jaga.
HENDRA:
Memang seharusnya begitu. Kondisi
sekarang memang lebih baik yang
diutamakan itu kesehatan. Kamu juga
jangan sampai memaksakan diri ya.
Jaga kesehatan kamu.
VEGA:
Vega juga berusaha bisa selesaiin
skripsinya kok. Tapi papa tenang
aja, Vega bakal ingat kesehatan
juga.
MIRANDA:
Kita sama-sama saling jaga kondisi
ya. Mama gak siap kalo kejadian
kayak kemarin terjadi lagi.
Sekarang semua udah bisa kumpul
lagi, mama senang.
TIMO:
Kalo Timo kan di rumah terus, jadi
Timo juga bakal ikut jaga kalian.
HENDRA:
Ini kondisi yang sulit. Jadi papa
yakin kita semua bakal berusaha
melakukan yang terbaik untuk
keluarga kita, termasuk saling
menjaga kesehatan. Kita sama-sama
berjuang ya.
Vega merasa terharu karena bisa berada di keluarga yang harmonis. Vega bertekad untuk bisa menyelesaikan urusan kuliahnya secepat yang ia mampu. Namun jika ternyata ia tidak bisa, Vega juga harus berlapang dada menerima itu karena ia yakin keluarganya akan selalu mendukung keputusan yang sudah Vega ambil.
62. INT. KAMAR VEGA - A MOMENT LATER
Vega masuk ke kamarnya dengan semangat. Ia ingin segera kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda. Semangatnya yang sempat hilang kini datang kembali. Vega kemudian mengambil handphone-nya. Terdapat notifikasi dari grup WA penelitian.
WA MESSAGE:
Pengumuman untuk seluruh mahasiswa
penelitian. Gedung kimia akan
dibuka kembali mulai besok pagi
dengan beberapa catatan khusus.
Protokol kesehatan 5M akan
diterapkan dengan ketat. Lalu
keterisian laboratorium diisi
maksimal 20% dari kapasitas
laboratorium. Ini berarti setiap
harinya, laboratorium diisi
maksimal 8 mahasiswa penelitian.
Jika terdapat laboratorium yang
total mahasiswa-nya kurang dari 8,
maka kalian bisa penelitian setiap
hari tanpa perlu shift. Sekian
pengumuman, harap diperhatikan
dengan seksama.
VEGA:
(Melonjak girang)
Lab biokim cuma enam anak! Itu
artinya gua gak perlu shift buat
ngelakuin penelitian! Gua bisa
kejar progres skripsi kalo gitu!
Vega bersyukur karena ia memiliki peluang untuk menyelesaikan skripsinya sebelum deadline yang ditentukan. Vega kemudian langsung duduk di meja belajarnya, menyusun rencana kerja yang akan ia lakukan nanti dengan seksama. Saat sedang menulis, Vega teringat dengan James.
VEGA:
(Bergumam)
Kabar James sekarang gimana ya? Dia
beneran gak mau ngehubungin gua
sama sekali? Udah dua minggu gua
gak komunikasi sama dia, kangen
juga rasanya. Pengen ngehubungin,
tapi gua takut James marah. Duh
gimana ya?
Vega terdiam sejenak.
VEGA:
(Bergumam)
Yauda deh gua kelarin ini dulu.
Nanti kalo udah beres, gua bakal
coba ngomong langsung sama James.
Vega kemudian melanjutkan kembali menulis rencana yang akan ia lakukan saat kembali ke laboratorium.