45. INT. RUANG BIMBINGAN - ANOTHER DAY
Vega membawa hasil laporan pengerjaan penelitiannya selama beberapa minggu ini ke Pak Heru dengan sedikit cemas. Tidak lupa juga ia membawa beberapa hasil plot IR yang sebelumnya sudah ia dapatkan. Meskipun Vega masih sedikit ragu dengan hasilnya, Vega berusaha optimis bahwa memang senyawa yang ia miliki memang berupa campuran.
PAK HERU:
Jadi bagaimana, Vega, hasilnya?
Sudah didapat?
VEGA:
Sudah, Pak. Ini hasilnya beserta
hasil IR-nya.
Pak Heru menerima berkas dari Vega. Sesekali ia mengerutkan kening saat melihat hasil pengerjaan Vega. Sementara Vega sedikit menunduk. Harap-harap cemas saat melihat ekspresi bingung Pak Heru.
PAK HERU:
Ini, apa kamu yakin dengan
hasilnya?
VEGA:
Saya juga sebenernya agak gak yakin
sih, Pak. Tapi seingat saya, saya
udah ngelakuin semua step-nya
dengan benar, Pak. Namun pas saya
lihat hasil IR yang didapat, agak
aneh dengan hasilnya. Plotnya
terlalu banyak jadi saya gak yakin
pas mau interpretasinya. Apa perlu
dicoba NMR juga?
PAK HERU:
NMR kan biar kita bisa lebih tau
gugus fungsi apa yang ada di sana.
Tapi kalo dari plot IR aja
se-random ini, kayaknya ada yang
gak beres. Ntah kamu ada step yang
terlupakan atau sampel kamu
terkontaminasi.
VEGA:
Masa sih, Pak?
PAK HERU:
Iya. Kita coba telaah satu per satu
berdasarkan alur kerja dulu.
Takutnya ada yang ketinggalan.
Vega dan Pak Heru kemudian mencoba membedah step by step dalam penelitian Vega. Setiap satu langkah yang sudah dilakukan Vega, dicatat juga apa perubahan yang terjadi.
PAK HERU:
(Menunjuk salah satu
langkah)
Nah, kalo yang di sini bagaimana?
Vega terdiam. Vega menelan ludahnya. Ia lupa sudah melakukan tahap yang ditunjuk Pak Heru atau belum.
VEGA:
(Menggigit bibirnya,
sedikit gugup)
Penyaringan ya, Pak?
PAK HERU:
Iya. Kan fungsinya buat
menghilangkan pengotor. Kalo kamu
lupa di step ini, bisa juga itu
yang ngebuat grafik IR kamu jelek.
VEGA:
Tapi kan penyaringan doang, Pak.
Gak bisa pakai data ini aja ya,
Pak?
PAK HERU:
Penyaringan bisa membuat hasilnya
berbeda loh. Jadi kan kita
menyaring tuh, terus endapannya
yang halus-halus itu kita buang.
Kalo misalkan tidak dibuang, bisa
jadi nanti malah mempengaruhi
senyawa yang kamu dapat. Sebenarnya
bisa-bisa aja kalo mau pake data
ini terus diinterpretasikan dengan
metode lain. Tapi berhubung kamu
juga gak yakin dengan langkah yang
kamu kerjakan itu udah bener atau
belum, lebih baik kamu coba ulang
lagi pengerjaannya sesuai prosedur
yang sudah ada. Tapi pastikan kali
ini kamu benar-benar teliti untuk
setiap stepnya dan jangan lupa
untuk nanti dikalibrasikan dulu
alatnya sebelum digunakan. Ini biar
kita bisa dapetin data yang benar.
VEGA:
Tapi kalo hasilnya sama aja kayak
data yang ini, Pak?
PAK HERU:
Setidaknya kamu sudah make sure
kalo kamu benar-benar melakukannya
sesuai prosedur. Bahaya loh kalo
nanti pas sidang akhir ini ditanya
tapi kamu tidak yakin.
VEGA:
Dengan waktu yang sisa segini,
kira-kira keburu gak ya, Pak?
PAK HERU:
Kamu kan baru sekitar satu bulan
masuk lab. Masih ada dua bulan
setengah lagi untuk menyelesaikan
ini. Terlebih kamu juga langsung
mengerjakan penelitiannya kan, gak
perlu pusingin alur kerja lagi.
Jadi besok kamu kalo mau langsung
ulang lagi juga bisa.
VEGA:
Jadi beneran harus ulang ya, Pak?
PAK HERU:
Iya.
VEGA:
Gak ada opsi lain nih, Pak?
PAK HERU:
Kamu masih punya banyak waktu untuk
menyelesaikan ini kok.
VEGA:
Baik, Pak. Terima kasih untuk
masukannya. Kira-kira kapan ya saya
bisa bimbingan lagi?
PAK HERU:
Nanti setelah kamu selesai
mengerjakan atau kamu ada yang
ingin ditanyakan, kita baru
bimbingan lagi.
VEGA:
Oke, Pak. Kalo begitu, saya permisi
dahulu.
Vega kemudian berpamitan dengan Pak Heru, lalu Vega memutuskan untuk pergi menuju taman kimia.
46. EXT. TAMAN GEDUNG KIMIA - A MOMENT LATER
Sesampainya di taman kimia, Vega duduk sejenak sambil memaki dirinya yang sedikit ceroboh saat melakukan penelitian.
VEGA:
Vega stupid! Kok bisa-bisanya gua
lupa udah ngelakuin satu step itu
apa belom? Mana gua gabisa ingat
lagi kenapa datanya bisa kayak
gitu. Jadinya harus ngulang lagi
kan.
(Menutupi wajahnya dengan
tas, lalu berteriak)
Aarrgghhh!!!
Tak lama, Erlin dan Clarissa keluar dari gedung kimia. Di sana mereka melihat Vega sedang duduk di taman kimia. Karena itu, mereka menghampiri Vega.
CLARISSA:
(Duduk di sebelah Vega)
Hai, Vega. Lagi ngapain lo?
ERLIN:
(Melihat wajah Vega)
Kok muka lo agak sembab gitu kayak
abis nangis? Kenapa lo?
Vega baru menyadari ia mengeluarkan sedikit air mata. Vega cepat-cepat menghapusnya lalu bertindak seolah tidak ada apa-apa.
VEGA:
Ah, gua gak kenapa-kenapa kok.
Kayaknya tadi abis kelilipan aja.
Btw, kalian abis darimana?
ERLIN:
Gua sama Clarissa habis bimbingan
tadi. Sebenernya gua doang sih,
tapi Clarissa mau ikutan juga.
Yauda deh.
VEGA:
Oh, bahas apaan?
ERLIN:
Biasa, lanjutan tentang bab 4. Mau
uji karakterisasi apa lagi setelah
semua ini dilalui.
VEGA:
Bentar lagi beres dong.
ERLIN:
Belom tau juga sih. Tapi kayaknya
udah setengah jalan deh harusnya.
CLARISSA:
Iya, gua juga dikit lagi sih
harusnya. Tinggal karakterisasi
segala macem terus olah data, terus
kelarin skripsi deh. Yaampun, gak
nyangka gua bentar lagi bakal
lulus, jadi pengen dipercepat deh
lulus-lulusannya.
ERLIN:
Inget, lo belom kelar dibantai pas
sidang skripsi. Jadi mending siapin
diri dulu buat sidang akhir sebelum
lo mikirin nanti wisuda mau pake
kebaya yang mana.
CLARISSA:
Terima kasih sudah diingatkan
kembali. Ah iya, Vega, Pak Heru
jadinya bilang apaan soal grafik
lo?
VEGA:
(Sedikit tergagap)
Grafik?
CLARISSA:
(Menganggukkan kepala)
Iya. Yang kemaren pas grafik IR lo
rada aneh ituloh.
VEGA:
Oh. Kata Pak Heru gapapa sih kalo
mau pake data itu. Tapi nanti harus
dijernihin lagi pake apps apa gitu,
gua lupa namanya. Nanti baru
di-interpretasi. Tapi gua masih
belom ngerti caranya, jadi nanti
kayaknya baru gua kerjain.
Clarissa dan Erlin hanya mengangguk-angguk mendengarkan penjelasan Vega. Sementara itu Vega menarik napasnya, bersyukur karena mereka berdua tidak menyadari bahwa Vega sedang berbohong.
ERLIN:
Ke kantin yuk, laper nih gua.
CLARISSA:
Ah iya udah mau jam 12 juga. Yuk
lah. Vega mau ikutan?
Vega mengiyakan ajakan Clarissa dan Erlin. Mereka bertiga lalu pergi menuju kantin.
47. INT. KANTIN FMIPA USB - A MOMENT LATER
Erlin dan Clarissa asik mengobrol dan membahas mengenai hasil penelitian mereka setelah mereka selesai makan siang. Sedangkan Vega hanya terdiam dan merasa malas untuk melakukan kegiatan lainnya.
CLARISSA:
Vega, lo gak kenapa-napa? Tumben
banget diem doang.
VEGA:
Ah, gapapa kok. Lagi banyak pikiran
aja dikit.
ERLIN:
Banyak pikiran tapi dikit? Kayak
gimana tuh?
VEGA:
Kayak....Ya kayak gitu dah. Btw,
gua balik duluan ya. Mau
istirahatin otak dulu.
Vega kemudian pergi dari kantin. Sementara itu Clarissa dan Erlin merasa sikap Vega agak sedikit aneh.
ERLIN:
Itu si Vega beneran gak
kenapa-kenapa? Kok tingkahnya aneh
banget dah.
CLARISSA:
Iya. Sejak kemaren abis uji IR, gua
ngerasa Vega kayak aneh gitu
sikapnya.
ERLIN:
Kita tanyain langsung aja apa ke
anaknya?
CLARISSA:
Gua rasa jangan deh. Kalo Veganya
belom siap cerita, jadinya nanti
dia bakal ngebohong. Kita kayak
biasa aja dulu, biarin juga Vega
mau kayak gimana. Tapi kalo
misalkan nanti Vega butuh kita buat
cerita, kita temenin.
Erlin mengangguk membenarkan ucapan Clarissa. Mereka kemudian kembali mengobrol karena belum berniat untuk pulang lebih awal hari ini.
48. INT. LABORATORIUM BIOKIMIA - NIGHT
Vega masuk ke laboratorium biokimia dengan rasa malas. Sesampainya di meja miliknya, Vega menundukkan kepalanya sambil sedikit terisak. Ia merasa kesal kepada dirinya sendiri, terlebih saat mengetahui Clarissa dan Erlin lancar dalam mengerjakan penelitiannya. Vega merasa bahwa seharusnya ia lebih teliti lagi agar tidak melakukan hal yang ceroboh seperti ini. Di tengah tangisannya, Vega teringat bahwa ia masih mempunyai James. Karena itu, Vega segera mengirimi pesan kepada James. Berharap agar James bisa menemaninya di malam hari yang sendu ini.
VEGA:
(Dalam WA Message)
James, kamu masih di kampus? Bisa
temani aku dulu di lab? Aku masih
di lab biokimia. Tapi kalo misalkan
kamu lagi gak bisa, gapapa kok.
Vega menunggu dengan sabar jawaban dari James. Tidak lama kemudian, James membalas pesannya dengan mengatakan bahwa ia akan segera menemui Vega. Vega merasa sedikit lega karena James akan menemaninya.
49. INT. LABORATORIUM BIOKIMIA - A MOMENT LATER
James tiba di laboratorium biokimia. Saat melihat Vega yang sedang menundukkan kepalanya di atas tas, James menjadi sedikit panik. Ia merasa ada yang tidak beres pada diri Vega. Karena itu, James segera menghampiri Vega.
JAMES:
(Mengelus rambut Vega
pelan)
Vega sayang, kamu kenapa?
Vega yang menyadari kehadiran James perlahan mengangkat wajahnya. Ia pun langsung memeluk James yang masih berdiri di samping dirinya. James kemudian mengelus kepala Vega kembali, mencoba memberikan ketenangan bagi Vega.
VEGA:
(Berbicara sedikit lemah)
Biarin kayak gini dulu ya. Sebentar
aja.
James mengangguk. Mengerti bahwa Vega butuh waktu sejenak. Setelah Vega sedikit tenang, James kemudian mengambil kursi, lalu duduk di sebelah Vega.
JAMES:
Kamu kenapa? Kok kusut banget hari
ini.
VEGA:
Udah bukan kusut lagi, James. Udah
hancur.
JAMES:
Karena?
Vega kemudian menceritakan mengenai penelitiannya yang harus diulang akibat kecerobohannya. James mendengarkan tanpa menjeda ucapan Vega.
VEGA:
(Menundukkan kepala)
Ya aku jadinya kesal sendiri sama
diri aku. Karna ceroboh, jadinya
harus ulang penelitian. Padahal
kemaren aku udah semangat banget.
Aku ngerasa effort aku kemaren
sia-sia.
James mencoba meraih Vega kemudian menyandarkan Vega ke bahunya.
JAMES:
Gak ada yang sia-sia kok. Semua
yang udah terjadi pasti ada yang
bisa kita ambil, sekalipun itu
negatif.
VEGA:
Yang bisa aku ambil apa, James?
Cape doang.
JAMES:
Tapi kamu jadinya sekarang bisa
lebih memahami kalo diri kamu
kurang teliti kan? Nah, kamu
sekarang masih diberikan kesempatan
untuk mengulang kembali dengan
waktu yang ada. Bedanya, kamu
sekarang udah lancar dalam
pengerjaannya karena sudah pernah
melakukan itu. Dan sekarang kamu
harus belajar lebih teliti lagi.
VEGA:
Tapi dengan deadline yang makin
deket, apa mungkin?
JAMES:
Kemaren kamu satu bulan udah
selesai kan preparasinya? Aku
percaya kamu bisa kok. Tinggal
ngebalikin semangat 45 kamu yang
kemarin.
VEGA:
Tapi aku takut gagal lagi, James.
JAMES:
Gagal sekarang kan bisa kamu
jadikan pelajaran. Nah, nanti kamu
step by step dicatat itu
perubahannya gimana. Dan pastiin
kamu gak ngelupain satu step pun.
VEGA:
Kalo hasilnya sama juga kayak
sekarang?
JAMES:
Setidaknya kamu sekarang udah punya
argumen kuat bahwa kamu udah
melakukannya sesuai prosedur. Kan
kayak yang tadi kamu ceritain, Pak
Heru bilang walaupun misalkan nanti
datanya sama aja, kamu udah lebih
yakin karena udah ngelakuin semua
stepnya dengan benar. Nanti paling
perbedaan itu bisa kamu diskusikan
ke Pak Heru. Mungkin dari teorinya
bagaimana, atau ada faktor lain
yang mempengaruhi gitu.
Vega tersenyum saat mendengarkan penjelasan James yang begitu menenangkan dirinya. Vega merasa sekarang dirinya sudah sedikit lebih tenang berkat motivasi dari James.
VEGA:
Makasih ya, udah mau nenangin aku.
JAMES:
Gapapa kok. Kamu kan pasti masih
kaget karena ngerasa semua ini
lancar-lancar aja. Eh tiba-tiba ada
masalah, jadi wajar kok kalo
misalkan kamu syok.
VEGA:
Kamu dewasa banget sih. Padahal
umur beda beberapa bulan doang.
JAMES:
Kan latihan jadi kepala keluarga
yang baik. Btw, pulang sekarang
yuk, aku temanin kamu deh.
Vega mengangguk. Ia kemudian membereskan barang-barangnya dengan semangat. Ia mendapatkan semangat baru dari James dan berharap bahwa semuanya akan baik-baik saja. Vega masih mempunyai waktu untuk menyelesaikan penelitiannya dan Vega akan berusaha menyelesaikan skripsinya sebelum deadline yang ditentukan.