7. EXT. TEMPAT PRINT FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS SAINS BANGSA
- DAY
Vega sedang menunggu proposal yang sudah ia kerjakan di-print. Selama tiga hari, Vega berjuang menyelesaikan bab 1 proposalnya.
VEGA:
(Sambil melihat proses
print naskahnya)
Gila, keren juga gua. Tiga hari
beres juga ini bab 1. Udah cocok
gantiin Bandung Bondowoso ini mah.
Ya walaupun gua yakin banget sih
sama isinya. Ya setidaknya masih
bisa di-revisi deh.
Tiba-tiba handphone-nya berbunyi. Menampilkan nama James di nama pemanggil.
VEGA:
Halo, sayang. Ada apa nih?
JAMES:
(Dalam panggilan telpon)
Kamu udah di kampus?
VEGA:
Ini lagi di tempat ngeprint sih.
Biar bapaknya enak ngeceknya, jadi
aku print aja draft proposal aku.
Kamu sendiri udah di kampus?
JAMES:
(Dalam panggilan telpon)
Udah kok. Ini lagi nungguin Ibu
Prita, masih ngajar ibunya. Katanya
sih bentar lagi selesai, jadi aku
keluar dari ruangannya dulu.
VEGA:
Oh gitu. Yauda nanti kalo aku atau
kamu udah ada yang beres duluan
tunggu di kantin dulu ya. Biar
sekalian makan juga kan
JAMES:
(Dalam panggilan telpon)
Oke. Eh ini kayaknya ibunya udah
beres, aku liat dari jendela ibunya
udah dadah-dadah. Aku duluan ya.
Semangat kamu nanti bimbingannya.
VEGA:
Semangat juga buat kamu.
Vega mematikan teleponnya. Di saat bersamaan, proposal miliknya sudah selesai dicetak. Vega lalu membayar hasil print proposalnya lalu kemudian keluar dari tempat print.
VEGA:
(Sambil menepuk proposal
ke kepalanya)
Proposal, semoga kamu gak banyak
coretannya ya. Semoga aku
terberkati juga jadinya.
Vega lalu berjalan menuju gedung kimia untuk bertemu Pak Heru di ruangannya.
8. INT. RUANGAN PAK HERU - DAY
Pak Heru (55 tahun) sedang mengetik laporan di laptopnya. Di ruangan itu, Pak Heru sedang duduk menghadap laptopnya dan mejanya penuh dengan berbagai buku dan catatan miliknya. Terdengar ketukan dari luar pintunya.
PAK HERU:
(Sambil tetap mengetik di
laptop)
Silahkan masuk.
Vega lalu masuk ke ruangan Pak Heru setelah diizinkan oleh sang pemilik ruangan. Sambil tersenyum, Vega menghampiri Pak Heru yang masih mengerjakan laporan di laptopnya.
VEGA:
(Sambil tersenyum)
Selamat siang, Pak Heru. Ini saya,
Vega, anak bimbingan bapak yang mau
bimbingan penelitian hari ini.
PAK HERU:
(Berhenti dari
pekerjaannya, menatap
Vega)
Oh, kamu. Silahkan duduk.
Vega lalu duduk di kursi yang menghadap Pak Heru.
PAK HERU:
Sudah sampai di mana progress
proposal kamu?
VEGA:
(Menyerahkan proposal
miliknya yang sudah
dicetak)
Sudah saya kerjakan semua, Pak. Bab
satu sudah beres semua. Sudah saya
print juga, jadi bapak bisa
langsung cek di sini.
PAK HERU:
Good. Saya cek sebentar.
Pak Heru menerima proposal milik Vega. Ia lalu mengambil sebuah pulpen. Sambil membolak-balikan pekerjaan Vega, sesekali Pak Heru menulis catatan untuk bagian yang perlu diperbaiki Vega.
PAK HERU:
Oke. Ini ada beberapa catatan yang
perlu kamu perbaiki. Latar
belakangnya nanti kamu perbaiki
sedikit lagi. Tambahkan lagi
mengenai fenomena mengapa kamu
ingin meneliti hal ini. Lalu untuk
rumusan masalah, tujuan penelitian,
dan hipotesis saya kira sudah tidak
bermasalah. Oh iya, jangan lupa
nanti ditambahkan juga mengenai
manfaat dari penelitian yang akan
kamu lakukan. Tapi secara
keseluruhan, sudah bagus.
VEGA:
Baik, Pak. Catatan dari bapak akan
saya jadikan masukan untuk
memperbaiki proposalnya. Nanti
untuk bab 2 dan 3-nya saya usahakan
segera selesai.
PAK HERU:
Baik.
VEGA:
Oh iya, Pak. Kira-kira saya bisa
maju sidang proposal periode ini
tidak ya?
PAK HERU:
Ya bisa-bisa aja. Kalo ini semuanya
sudah selesai, ya kamu bisa sidang.
Kalo misalkan belum selesai, ya
sidangnya di periode selanjutnya.
VEGA:
Sidang periode selanjutnya itu
kapan ya, Pak?
PAK HERU:
Ya semester depan.
VEGA:
Hehehe, saya usahain bisa sidang di
periode ini berarti. Oh iya, kalo
begitu nanti bakal ada bimbingan
lagi kan ya, Pak? Kan saya mau maju
sidang di periode ini.
PAK HERU:
Kalo kamu mau sidang di periode
ini, berarti ini bimbingan terakhir
kamu sebelum sidang. Saya sehabis
ini tidak bisa memberikan bimbingan
ke kamu lagi.
VEGA:
Yah, bab 2 sama 3 saya bagaimana
dong, Pak?
PAK HERU:
Ya tetap dikerjakan sampai selesai.
Kan katanya kamu mau sidang di
periode ini.
VEGA:
Maksud saya, bimbingan untuk revisi
hasil kerjaan saya, Pak.
PAK HERU:
Oh, kalo itu tenang saja. Jadi
nanti seminggu sebelum deadline
pengumpulan proposal di TU, kamu
kirim dulu draft-nya ke saya biar
kalau ada waktu saya bisa cek
terlebih dahulu.
VEGA:
Itu artinya saya tetap bisa sidang
di semester ini kan?
PAK HERU:
InsyaAllah.
VEGA:
Oh iya, Pak. Kan saya ada ngambil
kelas peminatan sama bapak nih
semester ini. Ujiannya minggu
depan. Auto A kan ya, Pak?
PAK HERU:
Heh, enak saja. Tetap sesuai
kemampuan dan hasil ujian kamu
dong.
VEGA:
Tapi kan saya udah penelitian sama
bapak. Bisa lah ya, Pak, hehehehe.
PAK HERU:
Udah, kamu belajar aja dulu buat
ujian. Kalo kamu belajar dengan
giat, nilai kamu pasti baik. Habis
itu lanjutin proposalnya kalo kamu
mau sidang di periode ini. Tapi
kalo misalkan tidak mau dan memilih
untuk menambah semester sih saya
tidak apa-apa.
VEGA:
Saya mau cepat-cepat lulus, Pak. Karena
itu saya akan giat belajar biar
bisa lulus dengan segera. Terima
kasih atas bimbingannya ya, Pak.
PAK HERU:
Baiklah kalau begitu. Silahkan
mengerjakan kembali proposalnya ya.
Vega mengangguk lalu berterimakasih kembali kepada Pak Heru. Setelah itu Vega keluar dari ruangan Pak Heru sambil membawa draft proposalnya yang sudah diberikan catatan oleh dosen pembimbingnya.
9. EXT. DI LUAR RUANGAN PAK HERU - A MOMENT LATER
Vega mengecek kembali barang-barangnya setelah ia keluar dari ruangan Pak Heru. Memastikan tidak ada yang tertinggal setelah ia meninggalkan ruangan Pak Heru. Setelah itu, Vega menatap kesal kembali draft proposal yang ia pegang.
VEGA:
(Bergumam dengan kesal)
Dasar nyebelin. Kapan gua lulusnya
coba kalo bimbingan cuma sekali?
Tiba-tiba dari samping Vega, hadir James yang berbisik di telinga Vega.
JAMES:
(Berbisik)
Siapa tuh yang nyebelin?
VEGA:
Ya siapa lagi coba.
Vega terkejut saat menyadari ada suara lain di telinganya. Vega menengok dan melihat James yang sedang menahan tawanya.
VEGA:
(Memukul lengan James)
Kamu nyebelin banget sih. Ngagetin
tau gak.
JAMES:
(Tersenyum ke arah Vega)
Kamu lucu habisnya. Keluar dari
ruangan Pak Heru bukannya seneng
tapi malah ngoceh-ngoceh sendiri.
VEGA:
Keluar dari ruangan? Jadi kamu udah
di sini dari sebelum aku keluar?
JAMES:
Gak lama kok. Aku kan habis
bimbingan juga, tapi karna aku
males nunggu di kantin, yauda aku
tungguin aja kamu di sini. Siapa
tau bisa pergi ke kantinnya
barengan. Eh kamunya marah-marah
habis bimbingan.
VEGA:
(Sambil mengayun-ayunkan
draft proposalnya)
Bukannya marah. Tapi kesel sama
urusan ini yang gak beres-beres!
JAMES:
Hahahaha, yaudah yuk kita ke
kantin. Aku lapar.
VEGA:
Iya, aku juga butuh energi lebih
biar bisa marah-marah lagi nanti.
James lalu meraih telapak tangan Vega. Hendak mengenggamnya selagi mereka berjalan.
VEGA:
(Menatap tangannya dan
juga wajah James)
Kamu ngapain megang-megang tangan
aku?
JAMES:
Sesekali. Mumpung sepi juga. Yuk
Vega hanya tersipu malu. Mereka berdua lalu pergi ke kantin.
10. INT. MEJA KANTIN FAKULTAS MIPA - DAY
Vega dan James berpisah saat mereka tiba di kantin. Suasana kantin sepi karena kebijakan masa pandemi sehingga hanya sedikit karyawan fakultas yang masih bekerja langsung di kantor. Hanya ada beberapa kedai saja yang masih membuka dagangannya. Setelah memilih makanan yang diinginkan, Vega dan James memilih duduk bersama di salah satu meja di kantin tersebut.
VEGA:
Aih, terakhir aku makan di sini
kapan ya?
JAMES:
Udah hampir satu semester pasti,
kan? Terakhir kita ke sini kan pas
praktikum biokimia lima bulan lalu.
VEGA:
Iya, kita beruntung banget bisa
ngerasain praktikum terakhir dan
dibuat offline. Padahal praktikum
lain tetep online.
JAMES:
Ya walaupun beberapa modulnya
dihilangin sih. Anyway, kamu mesen
apa?
VEGA:
Ayam kremes. Aku kangen sama
kremesnya Bu Yum, udah lama gak
nikmatin itu soalnya. Kalo kamu?
JAMES:
Sate Mas Salim dong. Tuh udah
dateng.
Setelah berkata demikian, datang pedagang sate yang mengantarkan pesanan ke meja James. Tak lama setelah James membayar, datang pedagang ayam kremes yang mengantarkan pesanan milik Vega. Setelah Vega membayar, mereka memulai makan siangnya.
VEGA:
Coba aja dulu pas masih normal bisa
se-sepi ini ya.
JAMES:
Bener, gak usah nunggu lama,
makanan dateng deh.
VEGA:
Nanti habis kita makan, temanin aku
jalan-jalan keliling kampus yuk.
Aku kangen soalnya sama suasana
kampus.
JAMES:
Kamu gak jadi cerita tentang
proposal dan urusan kamu dengan Pak
Heru?
VEGA:
Nanti aja. Kan kita bisa
ngobrolinnya di danau kampus. Masa
di kantin ini, kan pemandangannya
kurang enak juga.
JAMES:
Hahahaha, oke deh. As your wish.
Mereka kemudian menghabiskan makanan mereka sambil sesekali bercanda karena sudah lama tidak bertemu secara langsung. Tidak lama setelah itu, mereka sudah menyelesaikan makan siangnya.
JAMES:
Kita pergi sekarang?
VEGA:
Yuk.
Vega dan James lalu menaruh piring bekas pakai mereka ke tempat piring kotor, setelah itu Vega mengajak James untuk berkeliling mengelilingi kampus. Tempat di mana mereka sudah tinggalkan selama sekian bulan karena kondisi pandemi.