3. INT. DAPUR RUMAH VEGA - DAY
Vega berjalan ke dalam dapur. Di sana sudah ada Miranda (48 tahun), Ibu Vega, yang masih memasak. Vega lalu mengambil piring besar kemudian membantu Miranda untuk menaruh makanan dari panci ke piring.
MIRANDA:
(Sambil mengaduk-ngaduk
sop di atas panci)
Vega, Vega. Kamu itu loh. Masa
setiap hari di kamar mulu. Sesekali
bantu-bantu mama gitu dong. Anak
perempuan masa main di kamar mulu,
gimana nanti mau melayani suami
coba?
VEGA:
(Mengambil makanan di
atas penggorengan
sebelah panci)
Aduh, Ma. Vega kan di kamar bukan
malas-malasan doang. Vega belajar
tau, sekalian mempersiapkan masa
depan yang cerah.
Tiba-tiba Timo datang ke dapur. Mengambil beberapa piring untuk diletakkan di meja makan.
TIMO:
(Sambil mengambil
peralatan makan di rak
piring)
Bohong tau, Ma. Tadi Timo lihat Kak
Vega lagi tidur-tiduran doang
sambil telponan.
VEGA:
Kayak lo ngga pernah aja.
TIMO:
Tuh, Ma. Berarti Kak Vega emang
bener males-malesan doang.
Timo lalu pergi meninggalkan Vega dan Miranda sambil membawa beberapa piring, gelas, dan juga sendok makan.
VEGA:
Jangan dengerin Timo, Ma. Dia kan
emang seneng ngebuat Vega kelihatan
jelek.
MIRANDA:
Sudah-sudah. Kamu itu ya. Mama tau
belajar itu memang penting. Tapi
jangan lupa juga nanti kamu bakal
jadi istri orang loh. Udah mau umur
22 kamu itu. Bentar lagi kawin.
Jadi harus mulai membiasakan diri
di dapur.
VEGA:
(Menghela napasnya)
Iya, Ma, iya. Vega nanti habis
lulus kuliah juga langsung cari
kerja kok. Jadi wanita karir terus
bawa pulang cowok buat mantu mama
deh.
MIRANDA:
Loh, kok cari yang baru? Bukannya
kemaren kamu udah pernah bawa
pulang cowok ke sini ya? Udah, sama
dia aja, biar gak usah cari-cari
lagi. Lama nanti jadinya. Siapa itu
ya namanya kemarin? Jem? Jamy?
VEGA:
James, Ma.
MIRANDA:
Nah iya itu maksudnya. Mama liat
James anaknya baik kok, kelakuannya
juga ngga aneh-aneh. Nah, begitu
nanti kalian berdua lulus, James
udah dapet kerja, langsung deh
lanjut ke jenjang berikutnya.
VEGA:
Mama udah gak sabar mau punya cucu
ya? Oke, ma. Vega bakal kasih mama
cucu, tapi nanti pas kita berdua
udah umur 27 tahun.
Vega langsung pergi membawa makanan yang sudah ia siapkan ke meja makan.
4. INT. RUANG MAKAN RUMAH VEGA - DAY
Vega yang menghindari Miranda pergi ke meja makan. Di sana ada Timo yang sedang menaruh piring-piring yang hendak digunakan dan juga Hendra (53 tahun), ayah Vega, yang sudah duduk di meja makan sambil memainkan handphone-nya.
VEGA:
Makanan sudah tiba.
(Menaruh makanan di
tengah meja)
Loh, Papa? Hari ini gak jadi ke
toko? Biasa kan jam lima sore papa
baru pulang.
HENDRA:
(Menutup handphone-nya)
Iya, hari ini pasar ditutup.
Katanya ada pedagang yang kena
COVID-19, jadi pasar tutup tiga
hari buat sterilisasi.
VEGA:
Wah, deketan sama tokonya papa?
HENDRA:
Ngga kok. Beda beberapa blok. Tapi
jadinya pasar harus tutup total,
karena anjuran pemerintah juga kan
buat sterilisasi.
VEGA:
Hmm, berarti nanti papa harus lebih
jaga lagi kondisi, sama perketat
itu protokol kesehatannya, biar gak
kena virusnya.
HENDRA:
Iya. Kita harus jaga-jaga kesehatan
juga. Virus masih berkeliaran di
banyak tempat, jadi jangan sampai
keluarga kita kena juga. Oh iya,
gimana kuliah kamu, Vega?
VEGA:
Oh, ini semester tujuh udah mau
selesai si. Terus udah mulai susun
skripsi juga. Doain aja semoga Vega
bisa lulus tepat waktu, hehehe.
Tiba-tiba Miranda datang sambil membawa mangkuk besar berisi sop.
MIRANDA:
Oh harus itu. Janganlah kamu
lama-lama kuliah. Kalo bisa
secepatnya.
Vega hanya tersenyum sambil memikirkan kembali nasib skripsinya. Mereka lalu makan bersama. Sesekali obrolan muncul dari Vega dan Timo. Mereka berempat makan siang secara harmonis bagaikan keluarga yang sedang berbahagia.
5. INT. RUANG MAKAN RUMAH VEGA - A MOMENT LATER.
Keluarga Vega sudah menyelesaikan makan siangnya. Setelah menghabiskan makanannya, Vega membereskan piring makanannya.
VEGA:
Vega pergi ke kamar dulu ya.
MIRANDA:
Jangan lupa beres-beres rumah juga
loh.
VEGA:
Iya, Ma. Nanti sore deh ya.
Sekarang Vega mau kerjain tugas
dulu.
MIRANDA:
Jangan kelamaan ngurung diri di
kamar, gak baik buat kesehatan.
Vega tersenyum lalu membawa piringnya ke bak cuci di dapurnya. Setelah itu, Vega berlanjut pergi ke kamarnya.
6. INT. KAMAR VEGA - DAY.
Vega merebahkan dirinya di atas kasur. Sambil memikirkan skripsinya, Vega mengingat kembali apa yang sudah ia lakukan selama satu semester ini.
VEGA:
Kayaknya gua mesti balik ke kos deh
selama skripsi. Satu semester
kemaren kayaknya gua kurang
konsentrasi sama kuliah karena
banyak distraksi-nya. Mana ini
skripsi kudu bolak-balik lab juga,
kasian yang lain kalo misalkan gua
pahit-pahitnya sakit.
Tiba-tiba terdengar pesan masuk berbunyi.
PAK HERU:
(Dalam WA Message)
Selamat siang, Vega. Silahkan
datang bimbingan ke ruangan saya
pada hari kamis minggu ini jam
sebelas siang. Saya kebetulan
sedang bertugas di kampus pada hari
kamis nanti, jadi kita bicarakan
secara langsung saja di sana.
VEGA:
(Bergumam)
Hari kamis? Mampus, sekarang kan
hari senin. Tiga hari lagi dong?
VEGA:
(Membalas WA message)
Baik, Pak. Saya akan bawakan hasil
pekerjaan saya di hari tersebut.
Vega langsung membuka laptopnya kembali. Berniat untuk mengerjakan kembali proposal penelitiannya. Tiba-tiba ia teringat kepada James, pacarnya. Berniat untuk mengabari James sekaligus bertanya apakah nanti mereka bisa bertemu ataukah tidak. Vega lalu kemudian menelpon James.
VEGA:
Halo, James. Kamu lagi sibuk?
JAMES:
(Dalam panggilan telpon)
Biasa kok, lagi ngerapiin proposal.
Hari kamis aku ada bimbingan sama
Ibu Prita di kampus. Kenapa? Kangen
ya sama aku?
VEGA:
Hoek, pede banget. Aku lagi pengen
telpon kamu aja kok.
Vega terdiam sejenak. Mencoba mengingat sesuatu.
VEGA:
Eh sebentar. Bimbingan di kampus
hari Kamis? Wah, aku juga ada
bimbingan hari kamis jam sebelas.
Ketemu yuk nanti.
JAMES:
(Dalam panggilan telpon)
Boleh. Aku bimbingan jam sepuluhan,
belom tau sih pastinya. Nanti kita
sekalian makan siang ya. Aku kangen
sama sate mas Salim.
VEGA:
Kangen sate mas Salim apa kangen
sama aku?
JAMES:
(Dalam panggilan telpon)
Dua-duanya. Hehehehe, aku juga
kangen sama kamu.
VEGA:
Iya, iya. Aku miss kamu too.
Udahan dulu ya, aku mau kabarin
kamu aja soalnya. Aku lanjut
kerjain proposal dulu ya.
JAMES:
(Dalam panggilan telpon)
See you.
Vega mematikan teleponnya. Senang karena ada ia akhirnya bisa bertemu langsung dengan James setelah sekian lama ia hanya bisa bertemu secara virtual dengan pacarnya itu. Vega kemudian bersemangat melanjutkan kembali proposalnya itu.